Tidak Punya Rasa Malu (N)

1589 Words

Syafana menatapku heran ketika aku memasuki rumah Ummi dan parkir dengan sangat baik, seperti biasa semua orang akan memandangi kami sampai turun dari mobil, ada anak-anak yang datang memegang mobilku. Aku dan Syafana turun dari mobil, lalu Syafana melihat anak-anak yang saat ini tengah menyentuh mobil. “Anak-anak jangan ada yang pegang mobilnya, nanti lecet loh,” kata salah satu Ibu-ibu yang menghampiri anak-anak. “Mobilnya bagus sekali, Bu,” jawabnya. “Jangan disentuh. Kalau lecet bagaimana?” tanya Ibu itu lagi. “Tidak apa-apa, Bu. Sentuh saja tidak apa-apa,” kataku. “Oh iya. Sebentar ya.” Aku membuka bagasi mobil, dan ku berikan satu kotak kue. Anak-anak juga sama, menerima satu persatu kotak kue yang sudah aku siapkan. Syafana hanya bisa melihatnya. “Terima kasih ya,” ucap Ibu i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD