Setelah selesai ke pasar malam, aku dan Mas Naren kembali ke rumah, aku mengucap salam dan melihat rumah masih terlihat sepi, aku melangkahkan kaki menuju kamar Ummi. Aku melihat Ummi sudah tertidur, karena asyik bercerita dan kulineran, aku lupa kalau hari sudah menunjukkan pukul 11. Aku berbalik untuk melihat Mas Naren yang tadi ada dibelakangku, namun dia sepertinya sudah masuk kamar, semakin malam jantungku semakin berpacu hebat karena Mas Naren dan aku akan tidur di kamar yang sama. Aku masuk ke kamar dan melihat Mas Naren duduk di tepi ranjang, aku mengelus leher belakangku dan berkata, “Kamu mau tidur dimana? Di atas? Atau di bawah?” tanyaku. “Tidur di atas, badanku suka sakit kalau tidur dibawah.” “Kamu nyaman tidur di kamarku?” tanyaku lagi. “Yang penting ada ranjang dan bant

