“Kamu mau kemana?” tanya Mas Naren ketika melihatku sudah bersiap. Dia tengah duduk di ruang tamu. “Reza dan Nur mau menjemputku ke pasar malam.” “Apa bagusnya sih pasar malam? Lebih baik langsung ke mall saja. Kenapa harus ke pasar malam? Itu hanya untuk anak-anak,” kata Mas Naren bersedekap didepanku. “Mas, kamu tidak boleh berbicara seperti itu. Di sana juga banyak yang bisa dibeli, kulineran, beli apa pun yang kita mau. Kan pasar malam tidak selalu identik dengan permainan anak-anak. Permainan orang dewasa juga ada kok. Dan, kamu suruh kami ke mall? Tidak semua punya uang mas, jadi tidak usah bertanya.” Aku menggelengkan kepala. “Kamu mau ikut? Kita jalan-jalan saja, Mas. Tidak ada yang melarang kok.” “Aku? No. Aku tidak akan pernah ke sana. Kenapa juga aku harus ke sana?” geleng M

