“Kegiatannya apa, Syaf?” tanya Lisa padaku ketika kami menikmati secangkir teh hangat dipagi hari dan sepiring cemilan buatanku. Aku membuat beberapa macam biskuit dengan toping keju dan vanilla. Aku senang membuat kue, dulu ketika aku masih menjadi istri Mas Fikram, semuanya itu suka dengan kue buatanku. Mereka selalu memaksaku walau aku tidak ingin membuatnya. “Heem? Saya?” tanyaku. Seharusnya aku jawab, tapi aku malu sekali. “Kamu kenapa? Kan hanya kita berdua di sini.” “Saya mantan dosen.” “Mantan dosen? Seriusly? Kamu seorang dosen?” Aku mengangguk lalu menggaruk leher belakangku yang tidak gatal. “Tidak bisa dibanggakan ya? Saya hanya mantan dosen, usiaku juga sudah hampir 30 tahun. Jadi, apa yang bisa dibanggakan dari itu?” tanyaku dengan senyuman diwajahku. “Siapa bilang tak

