My Little Flower

Chapter 2 - Forest

Gigitan nyamuk membangunkan seorang gadis bernetra hijau yang sedang tertidur damai di bawah pohon yang rindang dan berdaun lebat.

"Nyamuk, kenapa menganggu tidurku?" tanyanya dengan nada kesal.

Perlahan-lahan netra mata Lila terbuka. Dua alisnya saling bertautan, heran. "Kok banyak pohon-pohon?" tanyanya heran.

Kalila bangkit berdiri, dia memandang ke sekitarnya. "Di hutan? Ah, sepertinya aku masih di dalam mimpi," ucapnya.

"Tapi mengapa rasanya semuanya terlihat nyata?" Kalila bermonolog sendiri.

"Hanya ada satu cara yang bisa membuktikan aku masih mimpi atau tidak."

Kalila mengaduh kesakitan saat dia mencubit tangan kirinya. "Ya ampun, ini bukan mimpi!" serunya.

Kalila memandang ke sekitar. "Astaga tidak ada orang sama sekali. Tidak mungkin aku tidur sambil berjalan."

Berselang beberapa saat Kalila terdiam. Perutnya yang berbunyi nyaring memecah keheningan yang menguasai. "Perutku juga lapar, " ujarnya memegang perutnya yang rata.

Kalila berjalan dan menyadari dia tidak memakai alas kaki. Suara daun-daun kering terinjak mengisi kekosongan suara. Sesekali Kalila mengaduh kesakitan saat telapak kakinya menginjak kerikil.

Setelah beberapa saat berkeliling mencari sesuatu yang bisa dimakan. Akhirnya dia menemukan sungai yang mengalir jernih.

"Sungainya bersih sekali tidak seperti sungai yang pernah aku lihat."

Beberapa ekor ikan berenang ke sana kemari di antara batu-batuan berukuran besar dan juga kecil. Kalila melihat tongkat tombak yang tergeletak di dekat sungai, dia mengambil benda berujung tajam itu. Dia menancapkan tombak secara acak ke dalam sungai, beberapa ekor ikan terperangkap. Kalila meletakkan tiga ekor ikan di atas daun hijau liar yang cukup besar. Gadis itu memutuskan membakar ikan tersebut.

Selesai makan Kalila duduk di bawah pohon besar. Jujur dia tidak mengerti apa yang telah terjadi padanya? Mungkin saja semua ini mimpi yang terasa nyata atau mungkin memang kenyataan?

"Tidak, tidak itu tidak boleh terjadi!" serunya menggeleng kuat.

"Mama di mana?" ujarnya terus mengatakan kata itu berulang-ulang.