Bab 3

1099 Words
    “Cassandra?” Sapaan David seketika membuat Cassandra menoleh padanya. Untuk beberapa saat, Cassandra masih berusaha mengingat wajah pria yang sedang tersenyum girang memandangnya itu. “Aku temen SMA kamu. Kamu alumni SMA Bina Bakti kan?” ucapnya lagi berharap Cassandra kembali mengingatnya. Namun tak ada tanda-tanda dari gadis di hadapannya ini ingat akan wajah tampan David. “Kalian saling kenal?” tanya Ellaine penasaran. David mengangguk tapi tidak dengan Cassandra, ia menggeleng pasti membuat Ellaine melayangkan tatapan curiga pada David. “Kamu inget Dori Arjuna?” tanya David malu-malu. Ia terpaksa membuang harga dirinya demi Cassandra agar dapat mengingat wajahnya. “Ooh, kamu Dori? Apa kabar kamu” ucap Cassandra sambil berteriak tak percaya. David pun mengangguk mengiyakan membuat Cassandra tertawa lepas. Ellaine yang ada disebelahnya pun juga tertawa tak kalah nyaringnya. “Muahaha, ngapain lu ngubah nama lu segala?” ejek Ellaine tak percaya dengan pendengarannya. “Panjang ceritanya, udah lupain soal nama gue. Loe mau pesen minum apa kagak Cass?” kalimat kesal akhirnya keluar dari mulut David. “Eeh, iya maaf  Dor. Aku pesan cola aja” ucap Cassandra yang masih menekan keinginannya untuk tertawa kembali. Tetapi melihat wajah jutek David alias Dori, Cassandra berusaha menahan tawanya mati-matian.     Dentuman suara musik club makin larut makin terdengar nyaring dan membuat Ellaine tergoda untuk tidak ikut bergoyang di tengah lautan manusia. Sambil menyerahkan botol cola dihadapan Cassandra, David menuangkan anggur lagi di gelas Ellaine. David melihat kaki dan tangan Ellaine yang mulai bergerak-gerak sendiri membuatnya gerah. “Udah loncat sono gabung sama mereka. Gatel tau liat lu nari-nari geje di meja gue” perintah David. Mendengar hal itu, Ellaine menoyor kepala sahabatnya dan langsung lari ke kerumunan manusia yang sama mabuknya dengan dia. Ellaine segera meneguk habis anggur di gelasnya dan berlari menjauhi David dan Cassandra. “Gue joget dulu cooyy” teriaknya dengan mode mabuk. Cassandra dan David hanya menggelengkan kepala melihat Ellaine mulai menaiki panggung dan menari di tiang khusus penari club. Tubuh seksinya yang masih mengenakan pakaian kantoran terlihat sangat menggairahkan.     Tak pelak, seluruh pengunjung lelaki tak berkedip melihat lekuk tubuh yang dimiliki Ellaine. Apa lagi ketika ia mencopot kancing blazer hitamnya, mata para lelaki haus belaian disana makin buas, tak ada tatapan mata yang luput dari d**a besar Ellaine yang menyembul sempurna di balik kemeja putih tipisnya. Alhasil, tubuh seksi milik Ellaine menjadi pemandangan gratis malam itu. “Kamu apa kabar?” ucap Cassandra mengawali perbincangan dengan David. “Ya beginilah, Cass. Menjalani hobi aja gue” jawab David sambil memberikan sepiring buah-buahan segar di depan Cassandra. “Maaf ya tadi aku nggak ngenalin kamu. Abisnya wajah kamu beda banget sama jaman SMA” ucap Cassandra sambil menunduk. “Udahlah lupain aja, makan nih gue yang traktir” ucap David sambil menunjuk piring buah di hadapan Cassandra. Lalu sesuatu membuatnya penasaran akan kedatangan Cassandra ke club. “Loe ko bisa kenal sama Ellaine? Eh bentar, loe datang ke tempat gini nggak dipaksa Ellaine kan? Trus sejak kapan loe pindah ke Jakarta? Tempat tinggal loe aman kagak?” David memberondong Cassandra dengan berbagai pertanyaan. "Hahaha, satu-satu tanyanya David" ucap Cassandra     Ada sedikit kelegaan di dalam hati Cassandra ketika mengetahui ia tidak lagi sendiri di Jakarta. Setidaknya memiliki satu teman dari kota kelahirannya membuat Cassandra senang bukan main. Apalagi teman yang sangat perhatian dengannya di kota tempat ia merantau.     “David…” *****     Andre menghentikan laju mobilnya di depan sebuah taman kota. Pandangan matanya tertuju pada gerombolan pria yang sedang mengerjai seorang lelaki muda. Ia tampak ketakutan di mata Andre, namun ketakutan lelaki muda itu membawa kesenangan tersendiri bagi para gerombolan pria di hadapannya. “Jadi ini kerjaan kalian?” gumamnya tak percaya dengan penglihatannya sendiri.     Andre mengeluarkan ponsel di sakunya dan segera mendial nomor yang ia tuju. Entah apa yang sudah dikatakan lelaki itu karena beberapa menit kemudian hampir 3 mobil polisi datang ke taman kota dan langsung membuat gerombolan pria itu lari tunggang langgang. Para polisi berusaha menembakkan peluru peringatan tetapi hanya 3 dari 7 orang yang berhasil tertangkap. Para polisi juga membawa lelaki muda yang menjadi korban bully barusan ke kantor polisi guna mendapatkan beberapa informasi.     “Hmmph,.. pengecut! Mereka hanya bisa menyewa seorang pecundang jalanan!” ucapnya dengan smirk menakutkan. Andre melajukan mobilnya lagi. Dengan kecepatan penuh ia memecah jalanan ibukota yang padat menuju tempat singgahan favoritnya.     Mobil yang ia tumpangi sudah terpakir rapi namun Andre enggan untuk turun dari kursi kemudi. Ia melihat keluar jendela mobil, menatap gedung 10 lantai di hadapannya. Tempat ini menyimpan seribu kenangan bagi Andre yang tak terlupakan dan tak ingin ia bagikan pada siapapun bahkan pada orang terdekatnya.     “Aku merindukanmu” gumamnya sambil tersenyum tipis.     Namun getaran ponsel di sakunya membuyarkan lamunan indah Andre dalam sekejab. Ia segera meraih ponsel dan mendekatkan ke telinga lelaki muda ini, sebenarnya ia ingin mengumpat pada orang yang telah menghancurkan lamunan indahnya. “Bagaimana?” tanya Andre tak sabar. “Kami menemukan tempat tinggalnya, Tuan” ucap pria dengan nada berat diseberang saluran telepon. “Baiklah, kalian langsung berangkat saja. Aku akan segera menyusul, ingat jangan ada yang mendekatinya sampai aku datang” perintah Andre tegas. “Baik, Tuan” jawab beberapa pria. Benar, tidak hanya satu orang yang mendengarkan ucapan Andre tetapi lebih dari 4 orang disana.     Sebelum Andre tancap gas, matanya menangkap sesuatu yang sangat ia kenali. Perasaan hangat di dadanya muncul kembali hanya dengan melihat objek di depannya. Andre pun memutuskan untuk turun dan memasuki gedung megah tersebut.     Tangannya bergetar ketika menekan tombol pada lift dan memilih ruangan basemen lantai ketiga. Seketika bayangan akan sosok manis di kepalanya makin teringat jelas membuat Andre tak sabar ingin segera menemuinya. Sesampainya ia di lantai ketiga, Andre melihat pemandangan manusia tak asing lagi baginya. “Tempat ini masih sama” gumamnya sambil tersenyum tipis     Ia berjalan melewati gerombolan orang-orang yang sedang menari-nari di tengah ruangan club, mata tajam miliknya seolah mencari sesuatu yang telah lama hilang. Tak pelak wajah tampan milik Andre menjadi incaran kegenitan gadis-gadis mabuk di sekitarnya, tapi Andre segera menghindar agar mereka tak makin menggodanya. “Bro, dia hot banget” ucap salah seorang lelaki asing dengan rambut blonde dan wajah kucel disebelah Andre. “Yeileh bro, bawah gue udah tegang dari tadi. Nanti bakal gue gempur tuh cewek” ucap temannya.     Bau alcohol menyeruak dari mulut mereka, membuat Andre seketika terkejut dengan pemandangan di panggung club. Lebih terkejut lagi bahwa apa yang ia cari sedang dibicarakan oleh kedua lelaki m***m disebelahnya, bukan, mungkin seluruh lelaki di ruangan ini menjadikannya sebagai fantasy s*x liar. “Gantian bro! Kemaren loe udah gempur cewek gue! Sekarang giliran gue yang bakal gempur tuh cewek sampe pagi” jawab lelaki blonde yang membuat rahang Andreas makin mengeras. “Deal” ucap temannya disambut dengan tawa keduanya. “b******k!” gumamnya sambil mengepalkan tangannya kuat. Andre berlari menerobos kerumunan pengunjung club. ***** “Ada ribut-ribut apa disana?” ucap David penasaran. Cassandra pun menoleh kearah yang dimaksud David. “Cassandra…” panggil Ellaine lemah. Tubuhnya sudah tidak kuat menopang berat kepalanya sendiri. Ellaine sudah terlalu mabuk. “Astaga, mbak Ellaine!” pekik Cassandra, tubuh Ellaine jatuh menimpa Cassandra. ***** terus dukung karya miss cherrii ya guys :)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD