69

1411 Words

“Laper banget?” tanya Puspa, melupakan rice box daging sapi yang seharusnya ia makan tapi malah lebih asyik menikmati pemandangan di depannya. Yaitu pemandangan Gahar yang lahap sekali menghabiskan dua bungkus nasi Jinggo milik Puspa. Gahar menyengir dengan kedua pipi membulat penuh nasi dan mulut tak berhenti mengunyah. “Sebenarnya enggak, cuma nasinya enak.” Jika saja sembilan bulan lalu Pak Gunawan tidak mengutus Gahar menjadi Store manager dadakan, kalimat barusan barangkali tidak akan pernah keluar dari mulut seorang Gahar Gunawan. Sejak kepulangannya kembali ke Jakarta, alih-alih balas dendam karena telah menjalani kehidupan miskin selama tiga bulan, Gahar malah jadi tidak berhasrat lagi dengan segala kemewahan. Ia tak lagi terobsesi dengan mobil sport mewah, barang-barang yang ha

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD