Keheningan amat terasa di depan ruangan tempat Rula ditangani oleh dokter. Arthur duduk di kursi yang ada di depan ruangan itu. Pandangannya kosong ke depan, penampilan yang awalnya rapi, kini berubah menjadi berantakan, posisi dasinya pun berubah menjadi miring, kemejanya yang putih menempel bekas darah yang keluar dari tubuh Rula, begitu pula dengan kedua tangannya. Darah itu sudah mengering di sana. Jane berdiri di depan pintu ruangan, dan melihat bagaimana dokter dan perawat mencoba menyelamatkan nyawa temannya itu. Kedua tangannya saling meremas, air mata terus mengalir di pipinya, dan ia sangat berharap, keberuntungan berpihak pada Rula. "Kau harus selamat Rula, aku tidak mau kehilangan dirimu," gumam Jane dan terus menangis. Jay juga ada di sana, ia berdiri menyandar di dinding

