Part 25

2614 Words
Part 25 Noel yang baru saja keluar rumah, ia mendapati sebuah kotak yang berukuran sangat besar dan di tengah kotak itu terdapat tulisan KEJUTAN yang cukup besar. "Ini apaan sih? "Noel mendekat menuju kotak besar itu. " Bibi, Pak Yadi! "teriak Noel memanggil pembantunya dan sopirnya. Tak lama dua orang yang ia panggil pun menghampirinya. " Ada apa Tuan muda? "tanya seorang sopir pribadinya. " Ini apa pak? "Noel menunjuk kotak besar itu dengan jari telunjuknya. " Wahh kalau itu, bapak pun juga tidak tau. " " Sama, bibi juga tidak tau Den. " Noel merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya saat dirasa ponselnya bergetar di dalam saku celananya. " Papi, "gumam Noel tengah membaca siapa orang yang mengirimnya pesan. Yang di depan rumah coba di buka! Itu apa pi Itu kejutan dari papi Ulang tahunku bukan hari ini papi, apa papi lupa? Papi tadi cuman bilang kejutan bukan ultah Jangan prank lhoh, ntar kayak dulu lagi. Tidak ini seriously "Sok inggris nih papi. "Noel mendecih pelan lalu melirik dua orang yang berada di sebelahnya. " Bantuin buka pak, ini dari papi. " " Oalah dari tuan besar toh. "pembantu menganggukkan kepalanya. Mereka pun membuka kotak besar itu bersama, sebenarnya pembantunya bukan satu orang tapi banyak dan bekerjanya pun sesuai jam, itu sudah peraturan dari Kayden dan Ifa. 1,2,3... "BAAAAA!"Teriak seseorang dari dalam kotak berukuran besar itu.. "WAAAAAAA!!! "Teriak Noel, pambantunya dan sopirnya bersamaan karena merasa terkejut kala tiba-tiba dikagetin oleh orang yang berada di dalam kotak itu. " Nafa! " " Nona kecil! " " Kenapa kamu ada di sini sih?! "Noel menatap kesal pada adiknya.. Cowok itu juga menatap sebuah motor besar keluaran terbaru dan dibandrol dengan harga ratusan juta. Nafa duduk di atas motor besar itu dengan posisi tubuhnya tengkurap. " Nafa lemas nungguin kakak hampir satu jam di sini. "Nafa menghela napasnya pelan. " wah motornya bagus ya. "pembantu dan sopirnya menatap kagum pada motor itu, motor berwarna hijau itu yang terlihat sangat mewah dan elegan. " Lagian ngapain sih kamu di sini? " " Biar Nafa digonceng sama kakak pake motor ini, Nafa suka." ... "Yahh Kenzo lagi sakit, "gumam seorang gadis berkaca mata saat berada diambang pintu kelas IPA 1. "Yaudah terima kasih ya." Gadis itu bernama Resha, ia tersenyum menatap temannya Kenzo yang memberitahukannya bahwa Kenzo sedang sakit hari ini. Resha berbalik dan berniat menuju perpustakaan sendiri. Ia merasa galau karena tak ada Kenzo yang biasanya keduanya menghabiskan waktu berdua di dalam perpustakaan. Menurutnya, Kenzo itu sesuai dengan kriteria cowok idamannya. Sudah tampan dan suka baca buku itu yang makin membuat Resha makin mencintainya namun ia juga berharap pada cowok itu segera menembaknya agar ia merasa tak gantung. "Kalau Kenzo sedang sakit, enaknya dibawain apa ya? Oh ya deh kalau gue belum tau alamat rumah Kenzo. "Resha menepuk dahinya pelan. " Duh tanya siapa ya? Kalau ke bk nanti dicurigai nih sama guru-guru di sana. Lagian gue gak suka ke ruang guru, suasananya kayak mencekam gitu. "Resha tengah berpikir sampai ia tak sengaja menabrak lengan tangan seseorang dari arah berseberangan. " Eh maaf, gue gak sengaja! "reflek Resha memegang tangan itu yang ia tabrak. Sosok lelaki yang ternyata ia tabrak pun tersenyum dan melepaskan tangan Resha yang memegang tangannya. " Gapapa. "Lelaki itu akan pergi namun segera ditahan oleh Resha ketika gadis itu mengetahui sosok lelaki itu. " Eh lo temennya Kenzo bukan ya? "Resha mencobak menebak apakah benar atau bukan. " Lo juga temannya Fio kan? " " Wah jadi kita pernah bertemu, "ucap mereka bersamaan. " Eh bareng. "Resha cengengesan tapi segera ia merubah mimik wajahnya saat mengetahui jika ia hanya milik Kenzo saja. " Kenapa emang? "tanya Devan pada Resha. " lo tau kan kalau Kenzo lagi sakit? " " Tau. " " Nanti lo jenguk Kenzo gak? "tanya Resha pada Devan. Devan tersenyum kecil lalu berkata," Ah tidak, kemarin gue udah jenguk dia kok. " " Oh sakitnya dari kemarin. "Resha terlihat menganggukkan kepalanya baru mengerti, ia mengira jika Kenzo mulai sakitnya hari ini. " Lo mau jenguk dia? "tanya Devan pada Resha. " Iya, tapi gue gak tau alamat rumahnya. " " Oh kalau itu gue tau, Kenzo tidak tinggal di rumah tapi di apartemen. " " Lhoh katanya Kenzo, dia tinggal di rumah. " Devan menggelengkan kepalanya karena pernyataan itu salah. " Lo mau tau gak alamat apartemen Kenzo? Tapi letaknya jauh dari sini. " " Mau mau, gapapa kok jauh demi bertemu sang pujaan hati. "Ceplos Resha, gadis itu langsung menutup mulutnya dan tertawa pelan. " Lo suka sama Kenzo ya? " " Hehe, jangan bilang siapa-siapa lhoh. Gue malu. "kedua pipi Resha memerah malu apalagi mengingat wajah tampan Kenzo yang masih terngiang-ngiang dipikirannya tak peduli jika cowok itu pernah membuatnya demam hingga tak masuk sekolah kemarin lalu. " Oh kalau itu tenang aja malah gue dukung kok, pepet terus aja dianya nanti juga bakal ditembak segera. "Devan sangat semangat jika ada seorang gadis yang menyukai Kenzo, ia yakin Kenzo bisa berubah walau harus membutuhkan waktu yang lama. " Makasih ya udah mau dukung hehe. " " Oh ya gue dektein ya, lo catet di ponsel alamat apartemen Kenzo. " " Oke, bentar-bentar. "Resha pun merogoh saku roknya dan membuka layar ponselnya. " Nama apartemennya bintang cahaya, lo tau kan? " " Gak tau. " " Siniin hape lo, gue ketik aja. "lalu Resha pun memberikan ponselnya kepada Devan. " Terima kasih. " " Sama-sama. " ... " Lo napa dah senyum-senyum sendiri lagi? "Fio memutarkan bola matanya malas melihat tingkah aneh Resha yang menurutnya sangat menganggunya. " Gapapa kok, gue emang seneng hari ini. "Resha mendongakkan wajahnya mengarah ke atap langit-langit kelasnya, membayangkan jika nantinya ia bertemu dengan Kenzo. " Dasar aneh. " " Oh ya Fi, gue nanti satu jam sebelum pelajaran terakhir. Gue ijin pulang. " " Kemana emangnya? " "ada deh. " " Terus faedahnya lo bilang ke gue apa coba? " " Cuman pengen aja. " " Gak jelas. " Satu pelajaran sebelum berakhir, Resha sudah merapikan kembali Buku-bukunya dan dimasukkan ke dalam ranselnya. Fio yang sedari tadi hanya melihatnya saja. " Yaudah Resha pulang dulu ya. "pamit Resha pada Fio. " Lain kali kalau lo ijin pulang, gue juga ikut. " " Tergantung juga sih. " ... Kini setelah satu jam lebih perjalanan menuju tujuan yang ia hendaki akhirnya gadis itu sudah sampai di apartemen yang dimana tempat itu tempat tinggalnya cowok yang dicintainya. " Akhirnya sampai juga, badan remuk karena gak terbiasa naik bus. "Resha merasa capek karena baru pertama kalinya menaiki bus dan sebenarnya ia tidak diperbolehkan oleh kedua orang tuanya menaiki bus. Katanya sih bahaya padahal saat dicoba pun enggak dan terlihat biasa saja. Untungnya ia memiliki sikap mandiri dan tak menyerah begitu saja mampu membaur di dalam bus. " Nomer inapnya, oh ini yah. "Resha pun mulai berjalan masuk ke dalam apartemen itu sambil melihat ponselnya untuk mengetahui dimana letak kamar Kenzo. " Lantai dua ya. "Resha pun memutuskan menaiki lift yang ternyata dipenuhi oleh banyak orang juga. Setelah sampai di lantai dua barulah Resha menghafal nomer kamar Kenzo dan betapa bahagianya dirinya ternyata kamar Kenzo sudah dekat. Gadis itu melonjak-lonjak kegirangnya berdiri di depan pintu. "Akhirnya sampai juga, eh sebelum mincet bel lebih baik berias diri dulu. "Resha mengeluarkan alat make upnya yang diletakkan di tempat khusus alat make up yang berbentuk kotak berukuran kecil. " Cukup pakai ini aja, tadi kan udah make up lain. "Resha mengeluarkan bedak andalanya agar wajahnya tak terlihat kering. Untungnya tadi sempat cuci muka dan pakai pelembab serta lipblam mengiasi bibirnya yang berwarna merah muda menjadi lebih berwarna agar tak terlalu pucat juga. Dengan perasaan gugup bahkan tangannya bergetar saat akan menekan bel yang letaknya di samping pintu. Ia menekan bel tiga kali. "Harus jaga image nih. "Resha melengkungkan senyumannya semanis mungkin. Jantungnya bertambah berdebar tak karuan saat menatap pintu itu terbuka dan menampilkan sosok pangeran tampan yang diidam-idamkan para gadis di sekolahnya. " Gue pengen pingsan saat ini juga. "gumamnya saat melihat cowok yang ia sukai tengah memakai singlet dan memperlihatkan kedua otot lengannya yang kekar tapi yang membuat ia salah fokus ialah cowok itu memakai boxer bergambar doraemon. " Gila ya lo! Di sini senyum-senyum. Ngapain lo ke sini? "sentak Kenzo pada Resha. " Eh jangan ditutup! "pekik Resha ketika melihat Kenzo akan menutup pintu itu kembali. " tenang, aku kesini cuman jenguk kamu kok. Kamu kan lagi sakit, tadi aku carii--" "Masuk! "suruh Kenzo ketika merasa jengah mendengar gadis itu mulai cerewet seperti ini. " Oahhh yesss! "teriak Resha lalu berlari kecil memasuki apartemen Kenzo. " Kalau lo berisik, mending pulang! "ucapan tegas dari Kenzo itu membuat Resha terdiam tapi ia tetap tersenyum lebar. " Iyaya. "Resha melirik Kenzo ketika berjalan ternyatang pincang, ia melihat juga jika salah satu kaki Kenzo diperban. " Aku bantuin ya! "Resha dengan sigap mengalungkan tangan Kenzo yang tidak diperban ke lehernya. Kenzo ingin menolak karena merasa risih dekat dengan gadis itu namun ia hanya bisa pasrah ketika digiring paksa oleh Resha. " Di kamar,"ujar Kenzo saat mengetahui jika Resha akan menuntunnya untuk duduk di ruang tamu. "Hah? Di kamar? "beo Resha dengan raut wajahnya yang melongo. Kenzo diam saja tapi kakinya mencoba melangkah namun dengan sigap Resha menuntunnya lagi menuju kamar tidurnya. Resha membukakan pintu kamar Kenzo lalu menuntunnya lagi hingga sampai, Kenzo duduk selonjoran di atas kasur dengan punggungnya disenderkan pada kepala kasur. "Kenzo udah makan? "tanya Resha sambil tersenyum. Kenzo menggelengkan kepalanya pelan. " Resha bikinin bubur ya lalu minum obat. " " Ogah. " " Lalu Kenzo minta apa? " Kenzo diam membuat Resha gemas melihatnya. " Kok kamarmu dingin sih, aku benerin ya suhunya. "Resha beranjak berdiri dan mulai mengambil remot AC yang letaknya di meja nakas samping tempat tidur Kenzo. " Jangan sentuh barang gue! "sentak Kenzo yang membuat Resha langsung menoleh pada cowok itu dan tak jadi menekan tombol di remote AC itu. " Lhah kenapa? Kamu kan sakit, lebih baik suhunya jangan dingin-dingin. " " Gak usah! " Resha pun menghela napasnya pasrah dan menurut. Gadis itu duduk di atas kasur dan menatap Kenzo yang tengah fokus pada ponselnya. " Kenzo kok aku dicuekin sih? "tanya gadis itu dengan raut wajah yang merengut kesal. Kenzo hanya bergumam saja tanpa menatapnya. "Kenapa Kenzo tidak bilang apa-apa saat aku tidak masuk sekolah kemarin? "tanya Resha dalam hati. " Kenzo beneran gak mau makan? Resha tadi lupa beli buah, maaf ya. " Hening tak ada jawaban yang terlontar dari mulut Kenzo. " Kenzo kok berubah sih? "tanya Resha lagi. " Apa sih?! "Bentak Kenzo padanya. Kedua mata Resha berkaca-kaca dan berkata," kenapa Kenzo berubah jadi jahat seperti ini? Kenzo juga gak nanya ke Resha kalau Resha sakit dan gak masuk sekolah, hiks hiks.. " " Lo jadi cewek baperan amat sih! Yang bikin lo sakit itu lo sendiri, salah sendiri di suruh pulang ke rumah malah nungguin gue sampai kehujanan. " " Kenzo jangan bentak-bentak Resha dong, Resha takut hiks hiks. "Resha pun beranjak berdiri dan berjongkok di pojok dekat pintu. " Ini yang gak gue suka, perempuan itu nyusahin! "Kenzo membiarkan Resha menangis dipojokan kamarnya. Tapi tangisan Resha makin lama makin kerasa hingga membuat Kenzo berteriak dengan suara lantang karena merasa kepalanya pusing gegara suara Resha menangis. Resha semakin ketakutan dan menangkupkan kedua tangannya pada wajahnya, tangisannya berhenti tapi gadis itu masih sesenggukan karena merasa sakit hati. Resha mendongakkan wajahnya saat tangannya merasa ada orang yang menepuknya pelan. Ternyata itu Kenzo, tubuh Resha bergetar ketakutan ketika Kenzo menatapnya tajam membuatnya menundukkan kepalanya. "Sorry. " Resha langsung mendongak menatap Kenzo ketika mendengar permintaan maaf yang singkat dari cowok itu. " Kenzo tadi bilang apa? " " Tuli ternyata, "gumam Kenzo lalu menegakkan tubuhnya kembali dan meninggalkan Resha yang masih duduk terdiam di tempat itu. Setelah sadar, gadis itu langsung menyusul langkah kecil Kenzo menuju dapur. Ketika Kenzo akan membuka pintu kulkas, segera Resha tahan karena tubuh Kenzo hampir saja oleng. "Biar Resha saja, Kenzo duduk aja!"suruh Resha pada Kenzo. "Buatin gue sirup pakai es! "perintah Kenzo pada Resha. " Kalau pakai es, nanti Kenzo gak bisa minum obat. " " Yaudah gue buat sendiri, minggir lo! "Kenzo memaksa namun pada akhirnya Resha mengalah. Gadis itu membuatkan sirup untuk Kenzo. " Nanti Kenzo gak bisa minum obat lhoh,"ucap Resha disela-sela ia membuatkan minuman untuk Kenzo.. "Gue memang gak bisa minum obat. "Ucapan itu sontak membuat Resha hampir saja membuat botol sirup itu terjatuh ke bawah. " Apa? Obat itu enak kok, Resha aja sakit minum obat lalu besoknya sembuh deh. " " Halah intinya sakit gak usah dirasain. " " Emang bisa? " " Ya bisa lah,"balas Kenzo santai. Sebuah seringai licik muncul dari bibir Resha dan sepertinya gadis itu merencanakan sesuatu. Selesai membuatkan minuman untuk Kenzo, gadis itu memberikannya pada cowok itu. Kenzo dengan santai meminum minuman itu tanpa menyadari jika Resha berjongkok di hadapan kakinya. "Awww! "ringis Kenzo saat kakinya yang cidera terasa sakit, ia melirik ke bawah melihat sosok pelaku yang membuat kakinya sakit. " Lo ngapain di bawah situ! "Kenzo menatap tajam pada Resha sedangkan yang ditatap malah terkekeh pelan. " Katanya kalau sakit gak usah dirasain yaudah Resha mengujinya sekarang dan intinya kamu masih merasa kesakitan kok. Nih kalau di sentuh gini. "Resha menyetuh kaki Kenzo membuat Kenzo langsung berdiri menghindarkan kakinya yang sakit dari sentuhan Resha. " Ya bedalah, lo bego apa gimana sih! " Walau dimaki oleh Kenzo, Resha tetap saja mengerjai cowok itu dengan mencoba menyetuh kakinya. " Udah udah Res! " Beberapa menit kemudian... " Hahahaha."Resha tertawa puas sampai-sampai ia mengeluarkan air matanya setelah membuat Kenzo ketakutan. Kenzo hanya diam dan napasnya pun memburu karena ulah Resha yang baginya tak waras. Kakinya akan diinjak oleh gadis itu membuatnya langsung ngancir tak karuan sedari tadi. Ia tak bisa melawan karena tubuhnya tidak fit sama sekali hari ini. Resha tak memperdulikan jika tadinya habis menangis sampai sesenggukkan, ia merasa bahagia bisa mengerjai Kenzo. Resha menatap layar ponselnya yang menuju pukul 04.30 dan itu tandanya jika dia harus segera pulang ke rumah. "Yahh udah sore aja nih. "gumam Resha. Resha melirik Kenzo yang sedang berdiri menatapnya tajam. " Kenzo, Resha pulang dulu ya. "dengan beraninya, gadis itu memeluk perut Kenzo erat hingga membuat Kenzo tersentak kaget tapi segera Kenzo melepaskan tangan Resha. " Terima kasih untuk hari ini. "Kenzo menonyor dahi Resha yang seakan-akan menyosor bibirnya karena wajah gadis itu hampir mendekat ke arah wajahnya. " Gadis bar bar! " ... Pulang sekolah langsung ke apartemen gue! Fio mendesah lemas ketika mendapati pesan dari seseorang, siapa lagi kalau bukan Kenzo. Padahal hari ini setelah pulang sekolah ada janji bersama Devan untuk ke toko buku. " Ini kenapa sih cowok ini suka ngatur-ngatur! "Lalu Fio merasa ponselnya berbunyi lalu segera mengeceknya. Gue belum minum obat, badan gue makin sakit Cepet ke sini atau kalau gak ke sini, gue bilangin dokter Fadli " Suka banget nih orang pake ngancem segala. "Fio pun memutuskan untuk tidak melihat ponselnya lagi dan memasukkannya ke dalam tas. " Duh gimana nih, Devan marah gak yah gue batalin. "Fio berbicara sendiri dan merasa cemas melihat sekitar area luar parkiran motor. Ia dan Devan memang janjian di sini setelah bel pulang. Tak beberapa lama Devan datang menghampirinya dan meminta maaf jika menunggunya. " Gak papa kok Dev, justru gue yang minta maaf. "rasanya Fio tak tega jika melihat wajah Devan kecewa nantinya setelah mendengar alasannya membatalkan janjinya. " Kenapa? " "Gue gak bisa hari ini." "Katanya tadi kamu free hari ini? " " Iya tapi Kenzo lagi sakit, gue harus rawat dia. " Devan mengernyitkan dahinya bingung, sejak kapan Fio menjadi dekat dengan Kenzo yang notabenenya sangat risih dekat sama perempuan. " Dia bukan sapa-sapa kamu, kenapa kamu harus rawat dia? " " Emm bukan itu juga alasan mengapa gue rawat dia tapi ada alasan lain. " " Alasan lain? Apa? " " Gak harus lo tau Dev, maaf sekali lagi. Lain kali gue mungkin bisa jelasin. "Fio melihat jika Devan hanya diam saja. " Yaudah gue pulang duluan ya, maaf banget Dev. "Raut wajah Fio merasa bersalah lalu ia berjalan pelan pergi meninggalkan Devan di parkiran motor ini. Tanpa mereka sadari seseorang memantau mereka dari kejauhan sambil memegang ponselnya yang didekatkan pada salah satu telinganya. " Bos gadis itu beneran meninggalkan Devan. "lalu sosok itu pergi setelah memantau mereka dari kejauhan. " Baru aja kita bisa bersama lagi Fi,"gumam Devan merasa kecewa. "Sejak kapan ya si Kenzo jadi dekat sama Fio? Bukannya Kenzo benci banget sama Fio? Apa cuman gara-gara kecelakaan itu? Ini pasti ada hal lain, ya ada hal lain. "kedua tangan Devan mengepal sangat kuat dan perasaan curiga itu muncul seketika. ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD