Matanya tak ingin menoleh ke arah samping karena ia tahu kalau ia menoleh, maka ia akan terluka. Sebisa mungkin Gika hanya memusatkan pandangannya ke depan saat menunggu makanan pesanannya tiba. Ia bahkan tak terlalu menanggapi Reyhan ketika pria itu mengajaknya bicara, meskipun matanya menatap ke depan, tetapi pikirannya saat ini memikirkan seseorang yang ada di sampingnya. Reyhan sendiri sedikit bingung mengapa Gika tiba-tiba saja berubah sikap seperti ini, padahal tadi sepertinya gadis itu baik-baik saja. Namun, begitu mereka memasuki restoran Prancis ini, Gika berubah, seperti habis melihat sesuatu yang membuatnya sedih. Meski tak yakin, tadi Reyhan sempat melihat kalau Gika mengusap air matanya. "Sayang, kamu mau tambah?" "Tidak, aku sudah sangat kenyang." "Kalau kau mau tambah,

