bc

TEMAN TIDUR (Gadis Bayaran Tuan Aslan)

book_age18+
14.7K
FOLLOW
80.1K
READ
HE
age gap
bold
office/work place
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

"Kamu menolak saya?”

"Maaf.”

“Tapi saya tertarik padamu, Niken.”

“Tapi aku tidak tertarik pada Bapak.”

“Tidak perlu tertarik untuk tidur bersama, kan? Hanya perlu gairah.”

"Ma-maksud Bapak?”

"Setidaknya tidurlah dengan saya. Saya sedang butuh teman tidur dan saya merasa kamu cocok menjadi teman tidur saya.”

“Sadarkah apa yang Bapak ucapkan barusan adalah bentuk pelecehan?”

“Dua ratus juta.”

Niken mengernyit. “Apa?”

“Saya bayar dua ratus juta kalau kamu mau tidur dengan saya.”

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Dua Ratus Juta
Niken Novalia Anjani sebentar lagi menginjak usia 23 tahun. Beberapa bulan belakangan ini ia memasang aplikasi kencan di perangkatnya. Awalnya memang iseng, tapi ia merasa tidak ada salahnya jika sesekali ketemuan dengan pria yang berinteraksi secara intens dengannya. Contohnya sekarang … Niken sedang duduk menunggu pria yang sepakat untuk bertemu langsung dengannya dan saling mengenal lebih jauh. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Niken ketemuan dengan pria yang dikenalnya melalui aplikasi kencan, tapi tetap saja rasa deg-degan pasti selalu ada. Namanya Aslan Danendra, entah nama asli atau palsu, yang pasti pria ini berhasil menarik perhatian Niken selama satu bulan belakangan ini. Meskipun hanya via chat, Aslan tak jarang memberikan perhatian pada Niken. Niken merasa perhatian yang Aslan berikan tidak lebay dan cukup untuk membuatnya tersenyum. Obrolan mereka pun selalu nyambung. Itu sebabnya Niken penasaran pada sosok Aslan lebih jauh sehingga tanpa ragu mengiyakan saat pria itu mengajaknya bertemu. Sayangnya, ekspektasi Niken terhadap Aslan yang terlalu tinggi buyar seketika saat seorang pria ‘tua’ menghampirinya dan memperkenalkan diri sebagai Aslan. Baik, wajahnya memang tampan dan tubuhnya pun atletis. Masalahnya adalah … sosok Aslan yang Niken bayangkan itu berusia 30 tahun dan masih muda. Sedangkan Aslan yang kini mengambil posisi duduk di hadapannya ini jauh lebih dewasa dari yang Niken bayangkan sebelumnya. Mungkin tiga puluhan akhir atau jangan-jangan empat puluh lebih? Oh tidak! Selama berkomunikasi, Niken memanggil Aslan dengan sebutan Mas. Setelah bertemu langsung, Niken merasa lebih cocok memanggil Om Aslan atau bahkan Pak Aslan. Jujur, Niken ingin langsung kabur saja. Ia rasa pertemuan ini tidak ada gunanya dilanjutkan karena Niken sudah tidak berminat lagi untuk mengenal Aslan lebih jauh. “Sial. Seharusnya aku tidak menolak setiap kali pria ini mengajak video call!” batin Niken. “Niken, kamu baik-baik aja, kan?” Suara bariton membuyarkan segala lamunan Niken. “Eng-nggak apa-apa, kok. Memangnya kenapa?” gugup Niken. Bagaimana caranya melarikan diri tanpa menyinggung Aslan? “Kamu sepertinya tidak nyaman. Apa saya membuatmu tidak nyaman?” Niken langsung menggeleng. Baiklah, ini akan menjadi pertemuan pertama sekaligus terakhir mereka. Jadi, Niken tidak perlu kabur dan hanya perlu berpura-pura ramah sebelum mengakhiri interaksi mereka. Ya, Niken berjanji setelah ini akan memblokir kontak om-om di hadapannya ini. Bila perlu ia harus meng-uninstall aplikasi kencannya juga. Tampan, sih, tampan. Tapi kalau terlalu jauh usianya sudah pasti bukan tipe Niken! “Kamu pasti terkejut,” kata Aslan lagi. Niken pura-pura tersenyum. “Ya, lebih tepatnya aku merasa ditipu,” jawab Niken jujur. “Kenapa memalsukan usia Om … atau Bapak?” Meskipun pelan dan ramah, tapi Niken tidak sudi memanggil pria di hadapannya dengan sebutan Mas lagi. “Kenapa di aplikasi usia Bapak tertulis 30 tahun?” tambah Niken. “Karena saya sedang mencari perempuan di bawah usia tiga puluh tahun. Kalau saya tulis usia saya sebenarnya … tentu saja sistem akan merekomendasikan perempuan yang usianya tidak berbeda jauh dengan saya,” jelas Aslan. “Dan yang pasti perempuan seusiamu mungkin akan berpikir ribuan kali untuk berkenalan dengan saya yang dinilai terlalu dewasa. Kamu akan berpikir saya terlalu tua sehingga tidak akan mau ketemuan begini.” “Jangankan ketemuan, saling berbalas chat pun mungkin tidak akan pernah terjadi,” balas Niken. Padahal ia ingin mengakhirinya baik-baik, tapi rasanya Niken tak bisa menahan diri untuk tidak menunjukkan ketidaknyamanannya. “Apa kamu menyesal bertemu saya?” “Enggak, kok. Kenapa harus menyesal? Fungsinya aplikasi kencan memang untuk berkenalan dengan lawan jenis, kan? Setelah bertemu lalu dirasa nggak cocok, ya mau bagaimana lagi. Enggak bisa dipaksa,” jawab Niken berpura-pura bijaksana. Padahal nyatanya ia memang menyesal sudah menyia-nyiakan waktunya hanya untuk bertemu Aslan. Aslan mengangguk-angguk. "Oh ya, kita udah sepakat untuk jujur-jujuran saat bertemu, kan? Usia saya aslinya empat puluh. Jadi berapa usiamu sebenarnya? Saya pikir masih awal dua puluhan." Tunggu, empat puluh? BENERAN EMPAT PULUH? Niken sampai melongo saking tidak habis pikirnya dengan kekonyolan ini. Sungguh, beberapa kali ketemuan dengan pria yang berkenalan dengannya melalui aplikasi kencan, untuk pertama kalinya Niken mendapati om-om yang seharusnya sibuk menjemput anaknya di sekolah alih-alih bermain aplikasi kencan lalu ketemuan dengan seorang wanita muda. Ah, sepertinya Niken sedang sial. “Tahun ini, aku dua puluh tiga tahun, Pak. Usia kita terpaut sangat jauh.” “Enggak sejauh itu, kok,” sanggah Aslan. “Berarti pas saya lulus SMA, kamu baru lahir.” “Itu sebabnya pertemuan ini sebaiknya kita akhiri. Perbedaan umur kita terlalu jauh. Aku seharusnya jadi anak Bapak.” “Anak? Empat puluh belum setua itu apalagi punya anak seusia kamu,” jawab Aslan. “Lagian saya nggak punya anak. Asal kamu tahu, saya lebih muda dari Gong Yoo.” Mendengar itu, Niken sontak menahan tawa. Bisa-bisanya Aslan membawa-bawa nama Gong Yoo! “Kalau gitu aku lebih cocok jadi adik Bapak.” “Saya juga nggak punya adik dan tentunya nggak punya istri. Makanya saya memasang aplikasi kencan.” “Terus kenapa? Bapak ingin memiliki hubungan dengan aku yang belum genap dua puluh tiga tahun?” Aslan mengangguk. Hal yang membuat Niken tak habis pikir. Bisa-bisanya! “Maaf Pak, aku nggak tertarik memiliki hubungan dengan pria yang perbedaan usianya terlalu jauh denganku. Di usiaku sekarang, tipeku paling jauh berumur tiga puluh tahun. Kalau empat puluh, kita nggak akan cocok karena terlalu jauh,” jelas Niken berharap Aslan mengerti. “Kamu menolak saya?” “Maaf.” “Tapi saya tertarik padamu, Niken.” “Tapi aku tidak tertarik pada Bapak.” “Tidak perlu tertarik untuk tidur bersama, kan? Hanya perlu gairah.” “Ma-maksud Bapak?” “Setidaknya tidurlah dengan saya. Saya sedang butuh teman tidur dan saya merasa kamu cocok menjadi teman tidur saya.” “Sadarkah apa yang Bapak ucapkan barusan adalah bentuk pelecehan?” “Dua ratus juta.” Niken mengernyit. “Apa?” “Saya bayar dua ratus juta kalau kamu mau tidur dengan saya.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.5K
bc

My Secret Little Wife

read
95.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook