Part 5

1018 Words
"Apa yang terjadi denganmu anakku? Katakan pada Ibu, jangan memendamnya sendiri." Ucap Ibu khawatir. "Bukan apa-apa Bu, pulanglah, Ayah akan marah jika Ibu telat pulang." Ucap Izzam kemudian berjalan menuju kamar mandi. Melihat Izzam yang tidak bisa mengatakan apapun, Ibunya kemudian memutuskan untuk pergi dari kamar Izzam dan meninggalkan beberapa lembar uang untuk anaknya. Izzam yang baru keluar dari kamar mandi menghela nafas berat melihat uang yang diletakkan Ibunya diatas meja. Dengan menggunakan sebuah bis, Izzam berangkat menuju perpustakaan untuk mencari buku yang diorder oleh pelanggannya. Seperti biasa Izzam bertemu dengan sahabatnya, Fadhlan. Fadhlan membantu Izzam menemukan buku yang sedang dicarinya. Awalnya Izzam merasa ragu, namun dia harus mengatakan semuanya kepada Fadhlan, karena bagaimana pun dia membutuhkan bantuan sahabatnya itu untuk mempercepatnya menemukan pelaku kejahatan yang aneh itu. "Izzam, apa perlu aku membawamu ke dokter? Inilah kenapa aku melarangmu untuk tidak sering membaca buku supranatural, kamu jadi berfikir yang tidak-tidak." Ucap Fadhlan setelah mendengar cerita Izzam. "Aku berkata jujur, aku tau ini sulit untuk dipercaya karena terdengar seperti lelucon. Tapi ini benaran Lan, aku meminta bantuan seorang polwan untuk menyelidiki kasus ini, tapi kami tidak menemukan apapun." Jawab Izzam. "Kenapa kamu tiba-tiba bisa mendapatkan mimpi yang membuatmu seakan tau apa yang akan terjadi kedepannya?" Tanya Fadhlan bingung. "Aku masih belum yakin, tapi aku merasa keanehan ini semenjak aku memiliki gelang ini. Kejadian pembunuhan pertama itu terjadi setelah aku menerima gelang ini, aku mengalami mimpi malam itu dan kejadian itu benar-benar terjadi keesokan malamnya. Aku merasa frustasi Lan, aku tidak mengerti apa aku harus mempercayai mimpi ini atau tidak. Tapi, saat aku mencoba membuktikan kecocokan mimpiku dan kejadian nyata, itu benar-benar terjadi." Ucap Izzam. "Sudah berapa kali kejadian didalam mimpimu terjadi dalam dunia nyata?" Tanya Fadhlan. "2 kali, kejadian itu terjadi sama persis dengan yang ada dalam mimpiku." "Sekarang kamu tidak tahu apa yang harus dilakukan bukan? Bagaimana jika menunggu mimpi mu selanjutnya, jika kamu mengalaminya cobalah untuk mengingat setiap detailnya, setelah itu kita akan coba cari petunjuk dan apa maksud dari semuanya." "Aku tidak bisa diam saja, aku akan mencoba mencari latar belakang korban dan mencari apa alasan dia membunuh korban." Jawab Izzam. *** Setelah mengunjungi Izzam, Ibu terlihat gelisah seharian memikirkan ucapan Izzam, dia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Izzam, tapi Izzam tidak mau bicara apapun. "Kenapa? Apa ada yang menganggu Ibu?" Tanya Abrar. "Abrar, apa kamu pernah bicara dengan Adikmu akhir-akhir ini? Dia tidak terlihat baik-baik saja." "Apa maksud Ibu? Aku melihat dia malah lebih bahagia dari biasanya, dia sudah punya wanita yang disukainya,mugkin mereka pacaran." Jawab Abrar kemudian memasukkan sepotong roti kedalam mulutnya. "Pacar? Dia punya pacar?" "Iya, aku bertemu dengannya di jalan dan seperti biasa dia tidak ingin bicara denganku dan sibuk denga pacarnya." Jawab Abrar. "Abrar, jika kamu punya waktu, tolong kunjungi Adikmu dan tanyakan kabarnya, jika ada yang mengganggunya tolong bantu dia. Ibu khawatir dia kenapa-napa karena sikap keras kepalanya itu sering kali membuatnya terluka." Ucap Ibu khawatir sambil mengusap-usap bahu Abrar. Abrar mengangguk dan menatap Ibunya untuk meyakinkan. *** Didalam Apartemennya, Mr. G menatap dalam-dalam kepada gelang yang ada di tangan kirinya itu. Dia terus memikirkan dan merasakan keanehan dengan gelang itu. "Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa aku bisa tidak terlihat?" Gumam Mr. G. Mr. G kemudian memikirkan bagaimana kejadian sebelum dia tidak terlihat oleh banyak orang, yang tergambar dalam pikirannya adalah pembunuhan. Dia bisa tidak terlihat dalam beberapa menit setelah membunuh seseorang dan gelangnya itu mengenai darah. Akhirnya, Mr. G mencoba menguji kebenaran dari firasatnya itu. Mr. G menangkap seekor burung peliharaan nya dan menewaskannya dengan pisau, kemudian dia meneteskan darah burung itu ke gelang yang dikenakannya. Setelah gelang itu mengalir dengan darah, Mr. G berjalan keluar Apartemennya menuju lobi untuk bertemu dengan beberapa orang disana agar dapat menguji gelang itu. Yang benar saja, beberapa menit Mr. G berdiri dihadapan beberapa orang yang sedang duduk di lobi, namun mereka sama sekali tidak menyadari keberadaan Mr. G. "Akhh!! " Teriak seorang gadis yang terkejut melihat Mr. G yang tiba-tiba berada dihadapannya. "Apa kamu tidak melihatku dari tadi?" Tanya Mr. G. Gadis itu menggeleng ketakutan dan berjalan pergi. Melihat itu, Mr. G tersenyum dan kembali ke Apartemennya. Sekarang dia tau kenapa dia bisa tidak terlihat. Dia akan menghilang dan tidak terlihat sedikit pun setelah membunuh seseorang dan darah itu mengenai gelang. *** "Aku benci kalian semua!! " Gadis itu kemudian berlari keluar dari rumah dengan isak tangisnya yang pecah dan menjadi-jadi. Plakk!! Perlahan cairan merah mulai mengalir dari belakang kepala gadis itu. 23 Spontan Izzam langsung duduk dari tidurnya dan mengusap wajahnya. Dengan cepat, Izzam memeriksa kalender yang ada diatas meja disamping tempat tidurnya. Di kalender itu menunjukkan tanggal 22 april, jika tanggal yang ada didalam mimpinya benar dan kejadian itu akan terjadi seperti biasanya, besok adalah hari kejadiannya. Dengan cepat Izzam menarik hp nya dan menelepon Ayesha. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, apa kamu punya waktu?" Tanya Izzam. "Bisa, tapi tidak sekarang, apa kamu tidak lihat ini jam berapa" Jawab Ayesha sambil melirik jam tangannya. Izzam langsung melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 4 pagi, Izzam langsung menutup teleponnya setelah selesai membuat janji dengan Ayesha. Disebuah cafe yang berada tidak jauh dari kantor polisi, Izzam dan Ayesha bertemu dan membicarakan apa yang dibicarakannya. Izzam langsung menjelaskan bagaimana kejadian yang menimpanya, bagaimana dia bermula mendapatkan gelang dan mulai mengalami mimpi yang aneh, dimana mimpi itu langsung menjadi nyata dan terjadi tepat didepan matanya. Ayesha masih menatap Izzam dengan kebingungan, dia bingung harus bereaksi bagaimana. Dia tahu kalau Izzam terlihat sedang serius, namun apa yang dikatakan nya terdengar seperti lelucon dan omong kosong belaka. Ayesha meneguk jus mangga yang ada dihadapannya dan kembali menatap Izzam yang juga menatapnya untuk menunggu jawaban dari Ayesha. "Kamu tidak percaya? Aku tau ini memang sulit untuk dipercaya." Ucap Izzam. "Iya kamu tau itu, aku sekarang bingung harus percaya atau tidak, tapi ini memang terdengar seperti lelucon." Jawab Ayesha sambil tersenyum mencoba tidak menyinggung perasaan Izzam. "Oke aku tau dan mengerti maksudmu, terima kasih sudah membantuku sampai sekarang." Ucap Izzam kemudian berdiri dari kursinya. "Kamu akan pergi begitu saja?" "Iya, aku tidak bisa diam saja saat semua yang terlihat dalam mimpiku terjadi tepat didepan mataku." Jawab Izzam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD