Part 4

1038 Words
Disaat sedang mengamuk dan tidak bisa menerima tentang apa yang dilihatnya itu, beberapa petugas datang dan membawa Izzam menajuh dari lokasi. Izzam dipaksa agar pergi dari tempat itu walaupun Izzam meronta-ronta berkali-kali. "Pergilah, ini bukan tempatmu, kami bisa melakukan hal yang lebih buruk jika kamu tidak mengikuti kami." Ucap salah seorang karyawan. "Apa kalian sudah gila? Kenapa memperlakukan wanita seperti itu? Terlebih lagi dia sedang hamil, apa kalian tidak punya pikiran?" Jawab Izzam Geram. "Anda terlalu banyak ikut campur, pergilah selagi kami masih berlaku baik." Petugas memaksa Izzam pergi dan mengunci gerbang lokasi pembangunan. Izzam berulang kali memukul-mukul kepalanya karena merasa kesal tidak bisa melakukan apapun. Saat Izzam berjalan pergi dari lokasi itu, Izzam tidak sengaja melihat seseorang yang terlihat akrab berada dilokasi itu. Seseorang yang pernah dijumpai nya saat malam pembunuhan itu, seseorang yang menghabisi nyawa anak muda yang tidak bersalah. Dengan secepat kilat, Izzam langsung berlari menghampiri seseorang yang disebut Mr. G yang sudah masuk kedalam mobilnya dengan secepat mungkin. Namun Izzam lagi-lagi terlambat dan ketinggalan jejak. "Kamu dimana? Bisa kamu datang kesini?" Tanya Izzam kepada Ayesha melalui telepon. "Kenapa? Apa ada masalah? " Tanya Ayesha kebingungan. "Datang saja, aku akan menceritakan nya setelah kamu disini." Kurang lebih 30 menit, Ayesha tiba dilokasi dimana Izzam sudah menunggunya disana. Ayesha berlari menghampiri Izzam yang terlihat sangat frustasi. "Apa yang terjadi? Apa ada masalah?" Tanya Ayesha. "Mereka membunuh wanita yang sedang hamil, mereka memasukkan wanita itu kesana, wanita itu tewas begitu saja. " "Maksudmu sejenis sesajian?" Tanya Ayesha. "Iya bisa dibilang begitu, aku mencoba menghentikan mereka namun mereka menyeretku keluar." Jawab Izzam. "Tentu saja, ini lokasi mereka. Apa kamu tahu kita tidak akan bisa menghentikan mereka sekuat apapun? Apa kamu punya bukti?" Izzam menggeleng pelan. "Itulah yang menjadi masalah, negara kita negara hukum, kita butuh bukti untuk mendakwa seseorang. Bagaimana kita bisa menangkap mereka sedangkan kita tidak punya apapun yang bisa membuktikan mereka bersalah?" Ucap Ayesha menjelaskan. Izzam terdiam dan terlihat sangat kecewa, dia tahu bahwa apa yang dikatakan Ayesha benar, namun dia juga tidak bisa menerima kenyataan yang terjadi didepan matanya. "Ah benar, Mr. G, dia ada disini. Aku tidak sengaja melihatnya berada di mobil disekitar sini, kemungkinan dia ada hubungannya dengan ini semua." Ucap Izzam merasa yakin. "Bagaimana kamu bisa tau itu dia sedangkan kamu belum pernah melihat wajahnya." Ucap Ayesha. "Dia mengenakan topeng yang sama seperti malam itu, aku juga tidak yakin tapi firasat ku mengatakan bahwa itu memang dia." "Tenanglah, tenangkan dirimu agar kita bisa menyelesaikan ini semua." Ucap Ayesha mencoba menenangkan Izzam. Setelah merasa tenang, Ayesha dan Izzam kembali ke rumah mereka untuk mencoba mencari petunjuk baru. *** Mr. G berjalan memasuki Apartemennya dan kembali mengenakan gelang andalannya, seketika setelah mengenakan gelang itu, seseorang pun tidak menyadari keberadaannya. Mr. G tersenyum dan berjalan memasuki Apartemennya, dia merasa puas karena tidak seorang yang bisa melihat kondisinya saat itu yang penuh dengan darah. Mr. G membersihkan tangannya yang penuh dengan darah di kamar mandi, membersihkan percikan darah yang sempat mengenai wajah dan lehernya. "Seharusnya kamu tidak mengeluh dan menyumpahi suamimu, itulah hukuman yang kamu dapatkan jika kamu tidak menghargai pasanganmu." Ucap Mr. G sambil tertawa dihadapan kaca. Setelah membersihkan tubuhnya, Mr. G mengambil tas nya dan mengeluarkan semua foto yang ada didalam tasnya, kemudian mengeluarkan sebuah foto wanita yang cantik dan terlihat menawan. "Apa kami pikir dengan menjadi cantik semuanya bisa berada di tanganmu? Sadarlah, kecantikanmu akan membawamu kepada kematian." Ucap Mr. G sambil menusuk-nusuk wajah gadis yang ada didalam foto itu. Mr. G kemudian membuka akun ** dan mencari gadis yang ada didalam foto itu, menonton semua reels, snapgram dan memperhatikan postingan gadis itu. Terdapat banyak kebencian didalam hatinya saat membaca komentar yang begitu memuji gadis itu. Mr. G menggenggam benda tajam yang ada disamping meja sehingga membuat aliran merah mengalir, Mr. G tersenyum menatap darah itu dan menjilati nya hingga tetes darah terakhir. "Welcome my girl." Ucap Mr. G kemudian mengusapkan darahnya kepada wajah gadis yang ada di foto itu. *** "Izzam!! Buka pintunya, apa kamu bertelur didalam sana hah?!! " Teriak Ibu Izzam yang dapat menembus tembok dinding kamarnya. Dengan tubuh yang terhoyong-hoyong, Izzam melangkahkan kakinya untuk membuka pintu kamar nya. Izzam langsung kembali berbaring setelah membukakan pintu untuk Ibunya. "Apa kamu memeram telurmu disini? Kamar ini terlihat berantakan, duduklah! Bersihkan tubuhmu dan makan ini." Ucap Ibu sambil membukakan kotak makanan untuk putra bungsunya itu. Izzam menarik selimutnya dan enggan membuka matanya. "Duduklah!! " Ucap Ibunya sambil memukul bahu Izzam. Izzam langsung mengusap bahunya berulang kali tanda menahan sakit dan mengerutkan dahinya karena kesal. Izzam membasuh wajahnya dan duduk dihadapan Ibunya untuk menikmati makanan yang dibawakan Ibunya. "Pulanglah jika tidak ada kerjaan disini, rumah selalu terbuka lebar untukmu. Ibu tidak tau apa jalan pikiranmu sampai harus menyendiri dan tidak melakukan apapun disini." Ucap Ibu sambil memasukkan lauk kedalam piring Izzam. "Aku bisa sendiri, aku punya kebahagiaan sendiri dan cara untuk hidup sendiri, jangan memaksaku." Jawab Izzam. "Iya Ibu tau, tapi setidaknya pulanglah dan tinggal dirumah agar Ayahmu tau apa yang kamu lakukan dan tidak meremehkanmu. Apa kamu tidak bosan dibandingkan terus?" Gumam Ibu. Haaciimm!! Izzam langsung menggosok-gosok hidungnya setelah bersin. Dengan cepat Ibunya memegang dahi Izzam untuk memeriksa keadaan putranya itu. "Apa yang kamu lakukan? Kenapa tidak bilang kalau kamu demam?! Anak sialan satu ini!! " Teriak Ibunya. "Aih aku baik-baik saja, nanti juga bakal sembuh sendiri." Jawab Izzam. "Berdirilah, kita kerumah sakit." "Ibu, aku baik-baik saja." "Tidak, berdiri lah." Ucap Ibu sambil menarik tangan Izzam. "Ibu, aku tidak bisa kerumah sakit, aku tidak ingin menjadi lemah, jika aku lemah dan sakit, aku akan kehilangan nyawa orang-orang yang sudah ditunjukkan didalam mimpiku." "Apa maksudmu?" "Ini mungkin aneh dan aku tau Ibu tidak akan percaya, jadi aku minta Ibu tolong biarkan aku melakukan apapun yang harus aku lakukan dan aku akan menunjukkan kepada Ibu saat waktunya tiba." Jawab Izzam. "Apa maksudmu? Bicaralah yang jelas, kenapa kamu tiba-tiba membicarakan tentang nyawa seseorang, jangan membuat Ibu takut." "Ibu tidak akan percaya, jadi biar aku sendiri yang mengurus ini." "Ceritakan semuanya kepada Ibu, Ibu akan mencoba mempercayaimu." Ucap Ibu. Izzam terdiam sejenak dan menunduk. "Ibu, aku rasa aku hampir gila akhir-akhir ini, kejadian buruk dan mengerikan terjadi dihadapan ku, aku bahkan tau kejadian itu akan terjadi tapi tidak bisa berbuat apa-apa, apa yang harus kulakukan Bu?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD