Permainan liam dimulai

407 Words
BAB 20 – PERMAINAN LIAM DIMULAI Malam itu, Grayson berdiri di balkon kamar hotelnya, menatap kelam ke arah lampu-lampu kota Milan. Jemarinya menggenggam segelas bourbon, tetapi pikirannya tidak tertuju pada minuman itu—melainkan pada satu hal. Liam. Pria itu bukan hanya ingin menjatuhkannya dalam bisnis. Sekarang, dia mencoba mengambil sesuatu yang paling berharga bagi Grayson. Exelina. Pintu kamar terbuka, dan Exelina masuk dengan gaun satin hitam yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya tetap tenang, tapi Grayson tahu pikirannya kacau. "Apakah kau sudah menemukan sesuatu?" suara Exelina lembut, tetapi penuh kewaspadaan. Grayson meletakkan gelasnya, lalu menatapnya dalam. "Liam tidak akan berhenti sampai dia menghancurkanmu, Nonaku." Exelina menyilangkan tangan di dadanya. "Aku tidak peduli dengan Liam. Aku hanya peduli bagaimana ini akan memengaruhimu." Grayson berjalan mendekat, mencengkeram dagunya lembut tetapi tegas. "Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu, termasuk dia." Exelina menghela napas, lalu menyentuh d**a Grayson dengan jemarinya. "Kau tidak bisa mengendalikan segalanya, Grayson." Pria itu menyeringai tipis. "Kau meremehkanku, Sayang." Sebelum Exelina bisa membalas, ponsel Grayson bergetar. Sebuah pesan masuk. — Lihat berita terbaru. Aku yakin kau akan menikmatinya. –L — Mata Grayson menyipit. Ia segera mengambil remote dan menyalakan TV layar datar di kamar mereka. Berita utama muncul di layar: "Skandal Keuangan: Wanita Misterius dari Dunia Fashion Terkait dengan Kasus Lama!" Exelina menegang di tempatnya. Wajahnya langsung muncul di layar, diikuti dengan beberapa foto lama yang seharusnya sudah terkubur. "Sialan," bisik Exelina. Grayson mengepalkan tangannya. "Liam benar-benar ingin mati." Exelina berjalan mendekat, membaca lebih banyak artikel yang muncul. "Mereka belum menyebut namaku secara langsung, tetapi jika ini terus berlanjut..." Grayson langsung mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. "Hapus berita ini dari semua media dalam satu jam," suaranya dingin dan mematikan. "Jika perlu, bayar berapa pun. Aku tidak peduli." Setelah menutup telepon, Grayson menatap Exelina yang masih terdiam. "Dia mengumumkan perang." Exelina mengangkat wajahnya, matanya penuh determinasi. "Kalau begitu, kita akan bertarung." Grayson tersenyum miring. "That’s my girl." --- Sementara Itu – Kediaman Liam Liam menatap layar televisinya, menikmati reaksinya terhadap berita yang ia sebarkan. "Bagaimana menurutmu, Exelina? Aku baru saja memulai." Seorang asistennya masuk ke ruangan. "Walker sudah mulai menghapus berita itu, Tuan." Liam terkekeh. "Tentu saja. Tapi aku sudah mempersiapkan lebih dari ini." Ia meletakkan segelas whisky di meja dan mengambil satu amplop lain yang lebih tebal. "Jika berita saja tidak cukup... mungkin aku harus mendekatinya secara langsung." Matanya berkilat penuh niat. "Exelina akan menjadi milikku. Dengan cara apa pun." --- TO BE CONTINUED…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD