âTes?â Bagas yang sejak tadi serius jadi berkerut kening. Windi mengangguk, âSeparagraf ceramah saya temukan. Jika seorang memang mencintaimu, dia hanya ingin kebaikan untukmu. Kebaikan bagi dunia dan akhiratmu. Anda berpikir saya akan jadi ibu yang jahat jika begitu, ya kan?â tanyanya manis. Bagas menarik napas panjang, âKamu sudah tahu ke mana arah pikiranku, sejalan denganmu. Keinginanku sama denganmu, tapi kembali lagi, kita punya tanggung jawab atas darah daging kita. Aku tetap tahu kamu mencintaiku lewat mengasuhnya.â Windi menemukan percik kemarahan dari sang suami, âSepertinya Anda tidak suka âtesâ ini?â Bagas mendatarkan bibirnya. Harapan Bagas ialah mereka akan bersama-sama mendidik Winda jadi anak yang penuh bahagia, berbudi baik, dan saleha. Yah, jadi anak perempuan

