Tiga puluh dua

1654 Words

Kama menghela napas berat. Ini sudah kelima kalinya hingga membuat Arman yang duduk di sebelah biliknya, menoleh dengan kerutan di kening. "Sakit, Ka?" tanya pria dengan brewok di wajahnya itu. Kama menggeleng sebagai jawaban. Dia menghela napas sebanyak itu bukan karena sakit, tapi karena dia tidak bisa berkonsentrasi setelah apa yang dilakukan oleh Yumna di gudang tadi. Matanya kemudian melirik ke arah kekasihnya, kemudian mengeram tertahan saat melihat Yumna yang menyebabkan kekacauan dalam dirinya malah terlihat santai dan sangat fokus mengerjakan tugas. Menyebalkan sekali. Memang mungkin bukan sesuatu yang spesial jika peristiwa tadi terjadi pada pria dewasa lainnya. Tidak aneh saat seorang pria melakukan ciuman panas dengan kekasihnya, namun karena Kama adalah pria yang melajang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD