Yumna tahu dirinya tidak memiliki kewajiban sama sekali untuk menjelaskan apapun pada Kama yang notabene nya hanyalah rekan kerja, namun melihat binar cemas yang ada di mata pria itu usai mengetahui kondisinya yang kacau balau bak anak SMA yang baru selesai tawuran, Yumna jadi merasa sedikit bersalah walaupun dia tidak tahu untuk alasan apa. "Enggak apa-apa kok, Marcia cuma salah paham aja," katanya tenang. Tangannya mengibas baju kemeja yang sudah kotor, meskipun dia tahu jika kotoran itu tidak dapat hilang namun Yumna masih saja berusaha memudarkan sedikit nodanya. "Masalah yang kemarin?" tanya Kama. Denting pelan yang terdengar dari lift yang terbuka mengalihkan atensi mereka. Kaki Kama dan Yumna berjalan bersamaan untuk keluar dari kotak baja itu. "Iya," jawab Yumna. Dia menoleh

