Bab2 kecelakaan

1068 Words
Jam menunjukan pukul tiga belas empat puluh menit, selesai makan bunda segera mengajak Nanan untuk pergi ke Trika taylor penjahit gaun pengantin dan gaun pernikahan yang cukup ternama di kota ini. Selain jahitannya yang rapi dan nyaman di pakai Trika Taylor terkenal selalu mengutamakan bahan- bahan yang berkualitas dengan harga terjangkau kantong untuk kalangan menengah ke atas. Nanan memarkirkan mobilnya dipelataran parkir yang sudah disediakan, ada beberapa mobil yang berjejer disana, tidak begitu ramai, tapi cukup membuat Nanan cemas, ia takut tidak bisa bertemu langsung dengan mbak Trika selaku owner dari Trika Taylor, banyak yang ingin ia tanyakan pada pemilik taylor yag terkenal ramah ini. 'Ayok bun". Nanan menggandeng tangan bunda menuju pertokoan dengan warna cat hijau dan kuning itu, sejuk dan tidak menyilaukan mata. Terpampamg jelas di spanduk besar yang tetgantung di atas roling toko bukaan delapan itu "TRIKA TAYLOR" ibu dan anak seperti bestie saja , akur banget. Ayah dan bundanya Nanan bukan tergolong orang kaya raya tapi setidaknya mereka adalah pemilik dua puluh lima hektar kebun sawit yang sedang produktif , dua buah rumah makan, beberapa rumah sewaan dan. puluhan ekor sapi yang di pelihara oleh orang - orang di sekitar. Tentu saja harta sebanyak itu tidak akan habis dimakan oleh Nanan sendiri. Tapi yang diherankan banyak orang ibu dan ayah Nanan selalu berpenpilan sederhana, tidak seperti kebanyakan orang -orang berduit lainya. Sehingga banyak pula orang yang tidak menyangka bahwa omset mereka perbulan lebih dari seratus juta bersih, angka yang cukup menggiurkan dan fantastis untuk ukuran kota kecil seperti temoat tinggal mereka. Nanan, Nandia Utami y. adalah gadis cantik bermuka oval dan berhidung mancung persis seperti ibu nya. kulitnya sawo matang tapi bersih, kata orang kulit Nanan persis seperti kulit ayahanda nya. Nanan beruntung punya orangtua yang sangat sayah dan perhatian padanya. *** Mereka sudah sampai didalam toko, cukup luas, walaupun namanya TAYLOR tapi tidak ada aktifitas jahit menjahit di sini, Nanan baru pertama kesini, wajar kalau ia merasa heran, namun setelah dijelaskan oleh bunda bahwa tempat pengukuran dan menjahit ada di ruang belakang barulah nanan membenuk mulutnya menjadi hurup O panjang sambil menganggukkan kepala berulang-ulang.. "Bun, yang ini cantik ya." tunjuk Nanan, kain burkat warna putih sangat cocok untuk acara ijab kabul. Nanan mengelus kain berwarna putih itu dan menempelkan dipipinya. "iya bagus juga, motif bunganya lebih elegan." "tapi yang sudah kita beli tadi gimana bunda." "gak apa-apa kan bisa di bikin baju lain". "jadi boleh ngambil lagi bunda". "boleh". "tapi.. menurut bunda bagus gak sih". "bagus, bagus." "Bener bun?" paksa Nanan "kamu itu kebiasaan, pilih sesuai kata hati". bunda menjawil hidung anak gadis semata wayangnya. "Nanti kita konsultasi kan aja dulu sama mbak Trika mana yang lebih cocok buat kamu, gimana?" bunda memberikan solusi Nanan tersenyum mengangguk - angguk tanda setuju. Mbak trika memang seorang pemilik Taylor yang profesional, dia tau yang yang diinginkan oleh konsumennya setelah diberi masukan oleh mbak Trika akhirnya bunda dan Nanan memutuskan untuk membuat dua baju sekaligus. Satu baju kebaya modern untuk nikahan pagi. siangnya baju kebaya yang lebih simpel dengan tanpa menghilangkan unsur Jawa nya. walaupun warnanya sama-sama putih tapi mbak Trika menyarankan baju kebaya yang satunya akan ia modifikasi dengan warna pink kesukanan Nanan dengan bentuk dan model yang lebih simpel,elegan dan berbeda tentunya. Baju untuk Nanan dan calon mempelai laki-laki sudah selesai sekarang giliran pakaian untuk, yanda , bunda dan besan. Adat di kota mereka biasanya pihak yang mengadakan resepsilah yang menyediakan semua pernak pernik dan segala macam perlengkapan pernikahan termasuk baju besan. Bunda dan Nanan sepakat untuk memilih warna abu-abu dengan kain batik coklat untuk bunda dan calon ibu mertua Nanan sedangkan untuk yanda dan calon ayah mertua dipilih warna biru dongker dengan kain warna coklat pula. "Adat jawa modern,". gumam Nanan "he he, Indoneaia pokoknya.' bunda mengacungkan jempol. Setelah memberikan uang muka sebagai panjar Nanan dan bunda pamit pulang pada pemilik taylor yang kelihatan masih sangat gaul walaupun usianya hampir sama dengan bunda "kemana lagi kita bun?" Nanan membelokan mobilnya untuk keluar dari tempat parkir. "kerumah makan cabang dulu , nanti sekalian kita sholat ashar disana, ada sesuatu yang bunda mau omongin sama bu santi." "Oke bos." Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Nanan melirik bunda yang sejak tadi duduk diam di sampingnya, Nanan heran tidak biasanya bunda seperti itu. Ada apa ya? "Bunda, bun." Nanan memanggil bunda pelan tapi Bunda nampak sedikit kaget. "Ada apa, kok bunda diem aja." tanya Nanan Bunda menarik nafas dalam "Soal yandamu yang kita bicarkan tadi." "Kok bunda masih mikirin itu sih?" "Masalahnya ...' Drrrttttt!. tiba-tiba nada dering di ponsel bunda berbunyi. diraihnya ponsel yang sejak tadi ada diatas pangkuannya. "Assalamualaikum, ya..kenapa?" bunda diam mendengar orang di sebrang berbicara. "Ya,ya saya kesana". Bunda mematikan ponselnya "Nanan berhenti".laju mobil menjadi sangat pelan lalu berhenti dipinggir jalan yang lumayan teduh "Kenapa bunda?" Nanan heran "Putar balik". perintah bunda. "Bunda ada apa?' "Yandamu masuk rumah sakit,' "why? ada apa Bun?" "Kecelakaan." "Astagfirullah". Segera Nanan memutar arah mobil, kearah yang berlawanan, kurang lebih satu jam perjalanan yang harus mereka tempuh untuk menuju rumah sakit. Nanan harus ngebut , di injaknya pedal gas sehingga manimbulkan bunyi brummn yang lebih kencang. "Nanan gak usah ngebut". "kasihan yanda bun". "Iya, kalau kita juga celaka trus gimana?. "iya bun". gadis itu mengurangi kecepatan mobil yang di kendarainya. Gadis itu tidak banyak bicara sekarang,ia sibuk dengan pikirannya sendiri,ia ingin segera bertemu dengan ayahnya itu, siapa tau ayah butuh darah, akan ia berikan berapapun asal ayahanda bisa pulih dan tidak kenapa-napa. Ah! kok bunda diem aja sih pikirnya Bunda sibuk, sepertinya sedang membalas chat dari seseorang. Hati Nanan jadi tidak karuan melihat raut muka bunda yang keruh tidak seperti biasanya. Tanpa terasa bulir bening menetes dipipinya. "Nanan kenapa nak?" Nanan menghentikan mobilnya di pinggir jalan. "Nanan gak mau yanda meninggal". gadis itu terisak- isak. "Nanan, yanda tidak apa-apa, dokter sudah menanganinya". 'Nanan gak mau yanda meninggal bun.' gadis itu menjatuhkan siri dalam pelukan bundanya "Nanan, setiap manusia itu pasti meninggal, kapanpun Allah bisa mencabut nyawa kita". Gadis itu semakin terisak. "kita hidup di dunia ini tinggal menunggu waktu, cuma numpang singgah, sekarang yanda yang kecelakaan, siapa tahu yang meninggal malah bunda duluan". bunda tertawa sambil menepuk bahu Nanan. "Bunda gak lucu". Nanan mengusap airmatanya dengan tisu yang ada di mobil. "sudah, sekarang tarik nafas ya nak, biar nyetirnya tenang, Bismillah, yanda aedang menunggu kita." Nanan menarik nafas dalam, lalu meletakkan tanganya di belakang kemudi. "Nanan". panggil bunda Nanan menoleh "Bismillah.." bunda memberi kode dengan anggukan kepala. "Bismillahirrahmanirrahim." **********
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD