Pertunangan

1723 Words
Seminggu setelah pertemuan ketiga anak manusia itu akhirnya acara pertunangan pun sedang dilaksanakan. Pertunangan ini dilaksanakan disebuah hotel bintang lima, Semua tamu undangan pun berasal dari kalangan pengusaha sukses di Indonesia, tidak ketinggalan awak media karena ini adalah pertunangan antara dua keluarga pengusaha yang cukup sukses, apalagi keluarga Tanjung sudah sangat terkenal dengan kesuksesan bisnis retail nya. Nafa dan Malvin bahkan tidak pernah bertemu setelah acara makan malam yang sudah menyakiti hati ketiganya, Semua persiapan acara pertunangan sudah dipersiapkan oleh kedua orang tua mereka, bahkan cincin pertunangan mereka pun dipersiapkan oleh Mieke mamanya Malvin. Awalnya kedua orang tua mereka merasa curiga kenapa tidak ada diantara Malvin ataupun Nafa yang bersemangat menyambut acara pertunangan mereka. Tapi Nafa berkata kalau Malvin sangat sibuk sedangkan dirinya belum terlalu terbiasa berada di indonesia sehingga tidak terlalu mengerti bagaimana mempersiapkan acara tersebut. Mami nya Nafa pun mendatangi Nafa yang memang sejak tadi sudah dirias oleh MUA yang terkenal di Jakarta, Nafa menggunakan gaun oleh desainer ternama, dress Merah maroon panjang menutupi seluruh kakinya yang jenjang dengan belahan d**a rendah yang menunjukkan punggung mulusnya, Rambutnya di sanggul sedemikian rupa menyisahkan beberapa helai rambut yang terjuntai di wajah, tidak lupa kalung berlian yang harganya sangat fantastis. Penampilan Nafa sangat menawan, Malam ini semua mata pasti akan tertuju padanya. Meskipun begitu Nafa terlihat tidak bahagia, justru dirinya selalu menekuk wajahnya yang cantik. "Anak mami sangat cantik sekali, Perfect." Friska menunjukkan ibu jempolnya kepada Nafa. "Makasih Mi." Nafa memeluk sang mami. "Yasudah ayo kita keluar, Semua orang sudah menunggu kamu, Malvin juga sudah tidak sabaran melihat kamu." Mami nya berusaha menggoda putri semata wayangnya itu. Nafa pun hanya tertawa kecil. Dirinya ikut berdiri mengikuti langkah sang mami. "Andai aja mami tahu kalau sebenarnya Malvin sudah memiliki kekasih dan ingin perjodohan ini segera dibatalkan." batin Nafa. Nafa dan Maminya pun melangkah ke acara yang memang sudah dipandu oleh MC sejak tadi, Malvin yang menggunakan jaz hitam dengan kemeja yang senada dengan dress Nafa, kulit putih, tubuh proporsional, rambut hitam, alis tebal, hidung mancung dan bibirnya yang cukup tebal membuat Malvin sangatlah tampan dan berkharisma. Nafa sempat melirik kearah Malvin yang sedang berbincang bincang dengan rekannya. Hingga akhirnya MC pun memanggil keduanya untuk acara pemasangan cincin pertunangan mereka. Malvin pun beranjak menuju ke arah Nafa, dirinya sempat tertegun melihat Nafa yang sangat cantik. "Sesungguhnya wanita ini sangat cantik seperti dewi yunani yang turun dari langit." batin Malvin. Malvin beberapa kali melirik Nafa, begitu juga dengan Nafa sedikit tersenyum kepadanya. Tanpa disadari keduanya dan semua orang yang berada di pesta, ternyata Tania berada di acara tersebut, dirinya hanya bisa melihat dari kejauhan pertunangan kekasih hatinya itu. Air matanya sudah tidak dapat ditahannya lagi ketika MC sudah memanggil keduanya keatas panggung untuk pemakaian cincin pertunangan, Tania pun akhirnya pergi begitu saja, hatinya hancur berkeping keping, seharusnya dirinya dan Malvin yang berada di atas panggung itu. "Sekarang silahkan Tuan Malvin memakai kan Cincin ke tangan Nona Nafa," MC pun memulai acara tersebut. Malvin pun meraih tangan Nafa lalu mengambil cincin itu dari tangan sang mama lalu memakai kan cincin tersebut ke jari manis Nafa, tidak lupa dirinya mengecup sekilas tangan Nafa. Sorak sorak tepuk tangan pun terdengar bergemuruh, semua orang yang berada di pesta ikut merasakan kebahagiaan, Terkecuali Malvin dan Nafa yang hanya menunjukkan senyum palsu mereka. Acara pun berjalan dengan lancar, Kini Malvin dan Nafa sudah resmi bertunangan, dan pernikahan akan dilaksanakan tiga bulan kemudian. Malvin dan Nafa pun mulai berbincang bincang menghapus rasa canggung antara keduanya karena keadaan satu minggu yang lalu di restoran. "Akhirnya kalian bertunangan juga, selamat bro." Bimo pun datang memeluk sahabat nya itu. "Nafa kamu cantik sekali ya, aku tidak menyangka kamu tidak pernah berubah, cantik dari lahir." Kini Bimo ingin menyalami Nafa. "Kamu kenal aku? " Nafa tampak bingung dengan Bimo. "Ya Tuhan Nafa, ini aku Bimo! teman masa kecil mu dulu, Apa hanya Malvin saja yang kamu ingat," Kini Bimo menunjukkan wajah sedihnya. "Astaga Bimo yang dulu gendut, pakai kaca mata, kalau lari pasti jatuh, itu kamu Bim??? " Nafa menepuk pundak Bimo dan langsung memeluknya. Malvin tampak kaget melihat Nafa yang memeluk Bimo, bahkan Nafa saja tidak pernah memeluknya. "Astaga Nafa kok elo ingat gue yang jeleknya sih." Bimo juga sempat kaget dengan perlakuan Nafa, jantungnya terasa ingin loncat saja. "Abisnya kamu berubah banget Bim, sumpah gue gak nyangka sekarang loe bisa kurus dan punya badan sebagus ini." "Iya fa, sejak SMA gue dan Malvin rajin nge gym, makanya sekarang gue bisa seperti ini, elo sih buru buru banget pengen tunangan sama Malvin, kenapa gak sama gue aja fa?" Bimo pun menggoda Nafa. "Bener si Bim! Apa gue batalin aja pertunangan gue sama Malvin ya," Nafa dan Bimo pun tertawa bersama. Entah kenapa melihat keakraban Nafa dan Bimo membuat Malvin merasa cemburu, mereka berdua masih sama seperti waktu kecil dulu, bercanda ria seperti sekarang ini, kenapa Nafa terlihat lebih bahagia setelah bertemu Bimo. Becca sahabat Nafa pun mendekati Nafa, dirinya juga ingin berkenalan dengan pria yang sudah menjadi tunangan sahabat nya itu. "Fa, selamat bestieku atas acara pertunangannya ya?" Becca pun memeluk Nafa lalu membisikkan sesuatu kepada Nafa. "Pertunangan yang bakal dibatalin," Ejek Becca kepada Nafa. "Ish ... berisik loh Betty. " ucap Nafa. "Oh iya kenalin ini tunangan gue Malvin dan ini sahabat gue selama di london Becca alias betty." Nafa tertawa sedangkan Malvin mengulurkan tangannya ke arah Becca. "Becca," "Malvin," "Dan ini temen kecil gue bec, namanya Bimo." Bimo pun mengulurkan tangannya ke arah becca. "Bimo, " "Becca," " Jadi nama nya Becca atau Betty sih fa?" Tanya Bimo. "Jangan dengerin nih mak Lampir Bim, nama gue Becca." "Apaan sih elo, elo kali mak Lampir." Nafa pun tampak memukul tangan Becca "Mana ada Mak Lampir yang blasteran kek gue, loe lihat dong gue itu lebih ke eropaan daripada ke asiaan. " Becca menjulurkan lidahnya ke arah Nafa "Sombong amat mentang mentang bokap loe bule." Malvin tampak kaget melihat kelakuan Nafa yang ternyata sangat humble dan kocak, dia tidak menyangka Nafa tetap menjadi gadis cantik yang suka bercanda. Mereka berempat pun tampak menikmati percakapan dan pesta tersebut, sedangkan Malvin terus mengotak atik telepon genggamnya, Nafa yakin kalau Malvin pasti sibuk bertukar pesan dengan Tania, melihat itu semua dirinya merasa sangat sedih. Hingga akhirnya semua tamu sudah mulai bubar, acara pun sudah selesai dan berjalan dengan sempurna, kedua orang tua Malvin dan Nafa pun sudah kembali ke kamar hotel untuk beristirahat, maklum sudah di usia yang senja memang sedikit cepat merasa lelah. Sedangkan Malvin, Nafa, Bimo dan Becca mereka melanjutkan pembicaraan ke Bar yang ada dihotel, biasalah anak muda tidak mungkin tidur secepat itu. Kini mereka sudah berada di bar hotel, dengan beberapa minuman beralkohol rendah. "Gimana kalau kita main Dare or truth, biar makin akrab gitu." Becca memulai percakapan. "Ayok! siapa takut?? " Bimo pun ikut menyanggupi. "Boleh," Kini Nafa pun ikut berpartisipasi "Gue ikut aja," Malvin pun sepertinya mulai menikmati percakapan mereka, sejak tadi tania tidak membalas pesannya, dia yakin pasti tania sudah tidur. Becca pun meminta botol kosong kepada bartender lalu memutar botol kecil itu. "Wah botolnya kearah loe tuh bec." Nafa tertawa karena botol yang diputar nya malah mengarahkan ke arah becca sendiri. " Sial," Becca pun tertawa. "Truth Or Dare?" tanya Nafa. "Truth aja deh! " Becca pun menjawab. "Ok kalau gitu gue yang kasih pertanyaan," Kini Bimo sangat ber antusias. "Hal gila apa yang pernah loe lakuin bec? ". " Becca mah tiap hari memang ngelakuin hal gila." Kini Nafa menimpali sambil tertawa. Sedangkan Malvin hanya tersenyum melihat tingkah aneh mereka bertiga. "Hal gila yang pernah gue lakuin sih agak parah, gue pernah kepergok sama pacar gue lagi ngenjot sama sahabat nya sendiri." Becca tertawa sekuatnya. " Anjir ... Ngenjot apaan loe?" Nafa bahkan menutup mulutnya dengan tangannya. Bimo dan Malvin juga mendelik kaget dengan kejujuran Becca. "Alah ... Elo itu masih kecil Fa! gak ngerti loe sama yang begituan, loe kan playgirl gadungan." Nafa yang kaget langsung membekap mulut sahabatnya itu. "Jangan dengerin nih bocah, uda mabuk nih anak keknya," Nafa masih cengengesan melihat Malvin dan Bimo. "Jadi kamu playgirl Fa?" tanya Bimo Sedangkan Malvin juga cukup penasaran dengan jawaban Nafa, tapi dia terlihat cuek. "Kan ini bukan giliran gue, mana boleh gue jawab pertanyaan kalian," Nafa mulai ngeles. "Bacot loe Fa, sini biar gue puter lagi botolnya, biar loe ketahuan busuknya." Becca mengambil botol langsung memutar botol itu. Dan benar saja botol itu mengarahkan ke arah Nafa. "Sial." ucap Nafa. Sedangkan becca tertawa sekuat tenaganya. "Elo pasti sengaja kan bec? " "Halah ... ngeles aja nih anak, uda sekarang loe mau apa Truth or Dare? " keknya gue dare aja deh, keknya sih becca mau bongkar kebusukan gue selama di London, loe pikir bisa bec." batin Nafa sambil tersenyum. "Gue Dare,"Jawab Nafa. "Pengecut loe fa, takut banget loe disuruh jujur." ucap becca. "Suka suka gue dong, kok elo sewot amat kayak emak emak gak dikasih jatah." jawab Nafa. Kini Malvin dan Bimo ikut tertawa melihat tingkah absurd Nafa dan Becca. "Oke gue yang kasih tantangan sama loe,loe kan uda tunangan sama Malvin, sekarang gue mau elo ciuman sama Malvin, tapi harus ciuman yang hot!" "Ahh ... Gilak loe ya Betty? " ucap Nafa yang kaget setengah mati. Nafa menelan saliva nya, Sedangkan Malvin pun sudah keringat dingin, dan Bimo tampak tidak suka dengan tantangan dari Becca. "Sepertinya itu terlalu berlebihan Becca." Malvin yang sejak tadi tidak mengeluarkan suaranya kini berusaha menyela ucapan Becca. "Ayolah kawan kawan, ini bukan hal yang aneh, apalagi kalian kan uda tunangan, menurut gue ngelakuin hal lebih dari itu juga wajar wajar aja, umur juga bukan ABG lagi uda pada tua." Becca pun semakin semangat memanasi kedua anak manusia ini. "Oke,Bakal gue lakuin Betty, loe pikir gue gak bisa! " Kini Nafa melirik kearah Malvin, dia yakin bisa melakukan itu meskipun tanpa persetujuan Malvin. Nafa berdiri lalu berjalan kearah Malvin, Kini Malvin sudah berada tepat disampingnya. Nafa sedikit berjongkok dan melihat wajah Malvin sangat dekat. "Fa, gue rasa ini terlalu berlebihan." Nafa pun langsung mencium Malvin, dirinya tidak pernah melakukan ciuman, tapi dia sudah sering melihat orang melakukannya, selama di London ciuman bukan lah hal yang aneh, dijalan saja pasangan kekasih sering melakukan itu, itu sebabnya Nafa tidak terlalu kaku, Nafa melumat bibir Malvin dengan ganas, meskipun Malvin hanya diam dan bahkan matanya tidak berkedip sedikitpun. "Stop Fa!!!" ucap Malvin yang berdiri dan berusaha melepaskan ciuman Nafa. Sedangkan Becca dan Bimo yang kaget pun ikut berdiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD