GOD Apps (ORIGIN) part 7

2723 Words
 Kriss dan kawan-kawan yang berhasil menyusup ke dalam gedung perusahaan AionTex, harus mendapat jebakan yang sangat berbahaya, dimana keadaan mereka sudah terpojok dan hampir dihabisi. Namun ternyata keadaannya berbalik, Leonard yang sudah yakin bahwa dia dan anak buahnya telah berhasil mengepung Kriss dan kawan-kawan,  harus menerima kenyataan pahit, karena dia berhasil masuk ke dalam tipuan Kriss, bahkan Leonard malah mengatakan segala hal mengenai keterlibatannya dalam berbagai kasus, termasuk kasus percobaan pembunuhan terhadap Kriss. Dia mengakui semua itu karena dipancing oleh Lisa, dan dengan percaya diri dia juga yakin bahwa Kriss dan kawan-kawannya akan segera dihabisi disana.  Tetapi kenyataannya bukan itu yang terjadi. Sebab, Kriss sudah mendapatkan bantuan dari Tuan Hendry Danu (Pemilik perusahaan AionTex), yang memerintahkan para karyawan kepercayaannya untuk mengikuti perintah Kriss, sehingga Kriss bisa mengatasi para anak buah Leonard yang berada di dalam gedung itu, lalu membalikan keadaan dan berhasil mengepung Leonard, sehingga dia jadi tidak bisa berkutik lagi, sebab semua pengakuan tentang kejahatannya sudah berhasil direkam oleh Lisa. Hal itu tentu saja bisa membuat Leonard dijebloskan ke dalam penjara.  Pada hari penangkapan itu, singkat cerita, Kriss dan kawan-kawannya mengawal Leonard di dalam kendaraan berjenis mobil box lapis baja, Leonard yang tangannya sudah dalam keadaan diborgol, hanya duduk diam saja sambil menundukan kepalanya, sementara di hadapannya ada Kriss dan kawan-kawan serta beberapa karyawan AionTex yang mengawal mereka semua. Kriss terus memperhatikan Leonard dengan seksama, lalu tiba-tiba Leonard mulai mengajukan pertanyaan.  “Hey, Inspektur Kriss... Bagaimana bisa kau mempunyai hubungan dengan Tuan Hendry Danu?”  Lalu Kriss mulai menceritakan kepada Leonard mengenai apa yang sudah terjadi. “Setelah kami berhasil mendapatkan Romi, kalian pasti akan memprediksi tindakan kami selanjutnya, yakni menyusup ke dalam gedung perusahaan AionTex untuk mencuri proyek God Apps. Sehingga aku memperkirakan bahwa disana pasti sudah disediakan jebakan bagi kami ... Oleh karena itu, aku memutuskan untuk langsung mendatangi Big Boss nya saja, yakni Tuan Hendry Danu, yang waktu itu masih kucurigai sebagai dalang dari semua ini. Lalu aku menyuruh Romi untuk melacak keberadaannya lewat sebuah foto, supaya aku bisa mendatanginya dan mendapatkan akses ke database perusahaan dengan cepat.”  “A- apa?” Ucap Leonard, yang merasa terkejut karena Kriss bisa mendapatkan ide untuk selangkah lebih maju darinya.  Lalu Kriss melanjutkan ceritanya, “Aku dan kawan-kawanku berhasil menyusup ke rumah Tuan Hendry Danu, dan berhasil bertemu dengannya, lalu kami berbicara pada satu sama lain.”  “Apa saja yang kalian bicarakan?”  “Kami mendapatkan kenyataan bahwa Tuan Hendry Danu rupanya tidak terlibat dengan semua ini. Katanya dia tidak tahu menahu mengenai dalang dibalik setiap kejahatan yang berhubungan dengan perusahaannya, namun satu hal yang pasti, semua kasus kejahatan yang sudah terjadi, selalu membuat posisimu di perusahaan jadi semakin meningkat, sehingga kau akhirnya bisa diangkat menjadi CEO ... Waktu itu kau bilang padaku bahwa kau hanyalah seorang asisten, dan kau juga bilang bahwa Tuan Hendry Danu tidak bisa ditemui, padahal itu semua hanyalah kebohonganmu saja, iya kan?”  “Dasar, si Pria tua itu!” Leonard menunduk sambil bergumam.  “Tuan Hendry Danu juga bilang bahwa kau bisa menguasai sebagian besar saham perusahaan, sehingga kau jadi memegang kendali penuh atas Perusahaannya, dan kau selalu berusaha untuk menyingkirkannya dari Perusahaan, namun selalu gagal ... Walaupun begitu, Tuan Hendry Danu tidak bisa membongkar kedokmu dan menjebloskanmu ke penjara, karena kurangnya bukti. Sementara semakin hari, semua tindakan kejahatan yang kau lakukan, membuatmu menjadi semakin berkuasa di perusahaan AionTex.”  Kemudian Lisa ikut berbicara, “Dan demi meraih semua itu, kau selalu menggunakan segala cara iya kan? Apa kau ingat orang yang bernama Angga, yang dulu pernah kau tipu sebagai rekan bisnis?”  “A- aku tidak ingat.” Jawab Leonard.  Seketika itu juga, Lisa langsung menendang tubuh Leonard dengan emosi yang meluap, lalu Beni dan Romi segera memeganginya dan menyuruhnya untuk tenang. Lisa berteriak, “Kau tidak ingat!! Sebenarnya sudah berapa orang yang kau tipu hah!!! b******n!!”  Lisa benar-benar merasa marah kepada Leonard, karena dulu sebenarnya Leonard merupakan teman baik ayahnya, yang sangat dipercaya oleh ayahnya sehingga mereka berdua bisa menjadi rekan bisnis. Namun karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Leonard terhadap ayah Lisa, maka Lisa harus kehilangan ayah dan ibunya bertahun-tahun yang lalu. Bahkan semenjak itu Lisa tidak pernah bisa melupakan wajah Leonard, sehingga saat ini, ketika dia sudah berhasil menangkap Leonard, maka Lisa sangat ingin melampiaskan seluruh amarahnya kepada orang yang sudah menghancurkan kehidupannya itu.  “Lisa, tenanglah! Jaga emosimu.” Ujar Beni memperingatkan.  Sedangkan Leonard hanya diam saja sambil menutupi wajahnya, karena dia takut terkena oleh amukan dari Lisa. Kemudian dia berkata. “To- tolong maafkan aku.”  Kriss kembali melanjutkan pembicaraan dengan Leonard, “Tuan Hendry Danu berkata bahwa kau memiliki akses penuh terhadap database perusahaan ... Itu artinya kau tahu dimana proyek God apps saat ini. Katakan pada kami dimana proyek itu sekarang!!” Kriss mendesak Leonard.  “A- aku tidak tahu mengenai hal itu.” Jawab Leonard.  “Jangan berbohong!” Ujar Kriss sambil menarik kerah baju Leonard.  Lalu sambil memalingkan muka dan menutup mata, Leonard memelas, “To- tolong jangan sakiti aku.”  “Aplikasi itu akan sangat berbahaya jika sampai jatuh ke tangan orang sepertimu! Lebih baik kau katakan pada kami sekarang, atau mobil ini akan membawamu ke tempat lain yang tidak akan kau sukai!” Kriss mengancam Leonard.  “A- aku sudah menyerahkan semua urusan itu kepada Jiro dan Adnan. Sekarang mereka berdua yang sedang mengerjakan proyek itu di suatu tempat.”  “Dimana tempat itu?!”  “En- entahlah, mereka memutuskan untuk terus berpindah-pindah supaya kalian tidak bisa menemukan mereka dengan mudah... Mereka berjanji akan selalu menghubungiku untuk mengabarkan tentang keberadaan mereka. Namun sampai saat ini mereka masih belum memberikan kabar lagi.” Ujar Leonard.  Seketika itu, wajah Kriss dan kawan-kawan langsung terlihat kaget. Mereka sepertinya mengetahui apa yang terjadi selanjutnya. Dengan diserahkannya proyek God Apps kepada Jiro dan Adnan, maka itu artinya mereka berdua akan memiliki kendali penuh terhadap aplikasi tersebut, sehingga Jiro dan Adnan sudah tidak memerlukan Leonard lagi sebagai pemasok modal bagi mereka selama ini. Oleh karena itu, kini semuanya terjelaskan, mengenai minimnya penjagaan bagi Leonard, dan para anak buah yang mudah dilumpuhkan di gedung AionTex tadi. Rupanya semua itu sudah sesuai dengan rencana milik Jiro dan Adnan.  Kriss dan kawan-kawan mungkin lebih unggul satu langkah dari Leonard, namun rupanya Jiro dan Adnan berada dua langkah lebih unggul dari mereka semua. Kini, proyek God apps masih ada diluar sana, dan proyek tersebut berada di tangan orang yang akan menyalahgunakannya.  Hal itu juga berarti, semua file yang berhubungan dengan kejahatan Leonard maupun kasus-kasus yang melibatkan para polisi kotor, kini masih berada di tangan Adnan dan Jiro, sehingga Kriss masih belum bisa menyingkap semua tabir tersebut dan menyelesaikan kasus ini secara tuntas. Walaupun kini Leonard sudah berhasil tertangkap bersama barang bukti tentang pengakuan kejahatannya, namun Kriss masih belum bisa memastikan Siapa saja yang dapat dipercaya dan tidak dapat dipercaya dari pihak kepolisian. Jika ingin menyelesaikan kasus ini secara sempurna, maka tentu saja semuanya harus bisa dibabat habis dengan cabang-cabangnya.  Lalu kawan-kawan Kriss hanya terdiam saja sambil terus melihat wajah Kriss, seakan mereka menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya, karena misi mereka ternyata belum benar-benar selesai, dan akan sia-sia saja jika mereka sampai memberikan Leonard ke pihak oknum polisi yang memiliki hubungan dengan penjahat itu. Maka dalam sekejap, Kriss berkata.  “Kita harus kumpulkan media.”  Tanpa bicara panjang lebar, para anak buah kepercayaan Tuan Hendry Danu langsung saja menghubungi media-media berita dan mengumpulkan para wartawan di kantor kepolisian, untuk menunggu kedatangan mereka, dan meliput berita tentang penyerahan Leonard kepada pihak Kepolisian oleh Kriss dan kawan-kawan.  Singkat cerita, sesampainya di kantor polisi, Kriss disambut oleh para wartawan, yang langsung mengerumuninya seperti banjir bandang, dengan sorotan dari cahaya kamera yang terus berkedip tiada henti ke arah Kriss yang sedang menggiring Leonard masuk ke dalam sana, sambil ditemani oleh kawan-kawannya. Seluruh wartawan tampak kaget sekaligus antusias dengan kedatangan dari Kriss tersebut. Mereka seperti baru melihat mayat yang bangkit dari kubur.  Secara garis besar, para wartawan itu sudah diberitahu bahwa Kriss datang kesana untuk menyerahkan Leonard beserta barang bukti yang akan memberatkannya di pengadilan nanti, dan hal tersebut tentunya akan menjadi berita yang sangat menggegerkan di seluruh negeri, dimana ada seorang petugas kepolisian yang telah dinyatakan meninggal, kini tiba-tiba muncul ke permukaan sambil menangkap seorang dalang kejahatan.  Di kantor polisi itu Kriss disambut langsung oleh sang Komisaris, yang mendatanginya dengan salam hangat dan ekspresi wajah bahagia. Dengan tangan yang membentang, sang Komisioner segera memeluk Kriss dan mengungkapkan perasaan tak percayanya juga rasa senang atas kembalinya Kriss, dia juga mengucap syukur karena Kriss ternyata telah selamat dari upaya pembunuhan yang menggemparkan itu.  Di hadapan seluruh wartawan yang mengerubungi tempat itu, Kriss bertanya secara langsung kepada sang Komisaris, tentang mengapa dirinya malah dinyatakan telah tewas dalam kecelakaan itu? Padahal tubuhnya tidak pernah ditemukan. Dan mengapa Bripda Ray serta Bripda Tirta malah dikabarkan tewas terbakar, padahal ada yang menembaki mereka disana. Apakah polisi tidak menemukan peluru pada tubuh Bripda Tirta saat dilakukan autopsi?  Pertanyaan-pertanyaan itu sontak saja membuat sang Komisaris kelabakan sehingga dia mulai salah tingkah dan tak bisa berkata apa-apa. Dengan keringat dingin yang mengucur di wajahnya, dia segera menjawab sebisa mungkin, untuk meredakan situasi panas dan mengalihkan pembicaraan, apalagi saat ini dirinya sedang dikerubungi oleh wartawan.  “I- itu, bisa kami jelaskan nanti, sekarang sebaiknya kita bicarakan masalah ini di dalam. Kita sudah lama tidak bertemu.” Ucap sang Komisaris.  “Yang paling penting sekarang, sebaiknya segera urus orang ini.” Ujar Kriss sambil menyerahkan Leonard yang sudah dalam keadaan tangan terborgol.  “Dan ini adalah barang bukti yang menyimpan pengakuan dari Leonard.” Sahut Lisa sambil memberikan alat perekam.  Kemudian Kriss berkata, “Jangan lupa Pak, aku adalah seorang inspektur. Dan aku tahu betul segala prosedurnya. Jadi ayo kita urus dan selesaikan kasus ini bersama-sama hingga tuntas.” Kata Kriss, sambil menjulurkan tangannya, sehingga dirinya dan sang Komisaris saling berjabat tangan.  Dengan begitu, Kriss semakin menegaskan bahwa mulai sekarang tidak ada yang boleh macam-macam dengan dirinya ataupun kawan-kawannya, karena jika sampai ada tindakan yang menyimpang dari pihak Kepolisian, maka wartawan serta media pasti akan langsung menyorot dan menemukan kejanggalan. Sehingga kini status serta keadaan Kriss dan kawan-kawannya sudah resmi pulih kembali. Mereka bisa kembali menjalankan kegiatannya sehari-hari seperti semula.  Seketika itu juga, kabar mulai tersebar ke seluruh penjuru negeri, tentang Kriss yang kembali hidup dan telah melakukan hal luar biasa, yakni membuka kedok Leonard sebagai dalang dari berbagai kejahatan yang berhubungan dengan AionTex. Seluruh media segera meliput Kriss, sehingga perhatian tertuju kepadanya, sedangkan Lisa, Beni, dan Romi memilih untuk tidak disorot dan hanya memperhatikan dari balik layar.  Tuan Hendry Danu juga tak kalah sibuknya, karena dirinya terus menerus didatangi oleh wartawan yang ingin bertanya mengenai kasus yang berhubungan dengan perusahaannya itu, namun berkali-kali Tuan Hendry Danu selalu menekankan bahwa seluruh kasus serta tindakan kejahatan itu didalangi oleh Leonard, dan biarkan saja pihak dari Kepolisian yang akan menangani semuanya. Karena dengan adanya Inspektur Kriss beserta para polisi luar biasa yang ada di dalam institusi tersebut, maka semua masalah pasti akan beres, dan keadilan pasti bisa ditegakan.  Sementara itu, sebenarnya masalah belum sepenuhnya tuntas. Karena masih ada satu lagi masalah lain yang harus segera diselesaikan. Yakni mengenai keberadaan Jiro dan Adnan yang masih memegang proyek God apps di tangan mereka. Dengan aplikasi God apps, yang bisa digunakan untuk menemukan apa saja, entah hal apa saja yang bisa dilakukan oleh Jiro dan Adnan, lalu bisa saja mereka menggunakannya untuk mendapatkan banyak uang, menemukan salinan dari barang bukti kejahatan yang bisa menguak kasus-kasus dari para oknum polisi kotor, atau menghabisi siapapun yang mereka kehendaki. Yang pasti Kriss dan kawan-kawan tidak akan membiarkan mereka bertindak sesuka hati dan menyalahgunakan aplikasi tersebut.  Namun hal itu bisa dikesampingkan dulu untuk nanti. Yang jelas saat ini Kriss dan kawan-kawan sudah berhasil mendapatkan kehidupan lama mereka kembali. Beni bisa pulang lagi ke rumah bengkelnya yang telah lama dia tinggalkan. Sesampainya disana, dia segera berteriak kegirangan, lalu membersihkan debu-debu yang menutupi peralatannya, sambil menciumi peralatannya tersebut satu persatu.  Sementara itu, Lisa kembali lagi ke rumahnya, dengan perasaan yang kini sudah agak lega, karena orang yang telah menipu dan menjebak ayahnya kini sudah berhasil ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Lisa mengambil bingkai foto yang berada di dalam sebuah kardus. Kardus itu berisi barang-barang kenangan yang sangat berarti bagi Lisa. Foto yang sedang dia pegang adalah fotonya bersama dengan ibu dan ayahnya, ketika Lisa masih kecil. Dia memperhatikan foto tersebut kemudian dia mendekapnya dan menangis bahagia.  Sedangkan Romi, dia juga kembali ke rumahnya, dengan membawa satu set perangkat komputer terbaru, pemberian dari Tuan Hendry Danu. Sesampainya di rumah, dia sudah sangat tidak sabar untuk segera mencoba perangkat tersebut dan mulai beraksi lagi di dunia maya. Dan tentu saja untuk bisa segera mencari keberadaan Jiro yang saat ini tidak diketahui. Walau bagaimanapun juga, Romi sudah bertekad untuk bisa merebut proyek aplikasi God Apps kembali, sehingga aplikasi tersebut nantinya bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Atau dimusnahkan demi kebaikan orang banyak.  Lalu beralih pada Kriss. Dia melanjutkan karirnya sebagai seorang anggota kepolisian. Dia diberikan penghargaan oleh walikota atas aksinya yang sudah berhasil membongkar kejahatan Leonard, selain itu dia juga mendapatkan wewenang penuh atas kasus yang melibatkan Leonard tersebut. Sehingga dia bisa melanjutkan investigasi dan akan meneruskan lagi perburuan atas Jiro dan Adnan, dibantu oleh kawan-kawannya, Beni, Romi, dan Lisa tentunya.  Setelah kondisinya sudah kembali kondusif, Kriss menyempatkan diri untuk berkunjung ke makam Bripda Tirta dan Bripda Ray. Sambil membawa dua karangan bunga, Kriss meletakannya di kedua makam tersebut, Kriss tidak sendirian, dia ditemani oleh Romi, Lisa, dan Beni disana. Dalam suasana hening, Kriss berbicara sambil menatap kedua makam tersebut.  “Kalian berdua adalah pahlawan yang sebenarnya. Terutama kau Tirta ... Berkat dirimu, aku masih hidup dan bisa ada disini sekarang. Dan aku berhasil menangkap orang yang menjadi dalang atas p*********n terhadap kita ... Sekarang, kalian berdua beristirahatlah dengan tenang.”  Beni dan Lisa hanya diam saja sambil menunduk, seraya menghormati kedua mendiang anggota polisi tersebut, sedangkan Romi tak kuasa menahan air matanya dan mulai menangis disana. Dia merasa bersalah karena hal ini terjadi akibat dari aplikasi yang diciptakannya. Namun Lisa, Kriss dan Beni sudah berkali-kali memperingatkan Romi bahwa dia tidak boleh menyalahkan dirinya sendiri atas hal itu. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, yang harus dilakukan hanyalah tetap menjalani hidup.  Sementara itu, di sebuah pulau tak berpenghuni bekas barak pasukan militer yang sudah terbengkalai dan tak terpakai. Seseorang sedang duduk di sebuah ruangan gelap sambil menatap layar komputer, dan menjalankan sebuah program dan mengumpulkan informasi seputar Kriss dan kawan-kawannya.  Orang tersebut, tak lain dan tak bukan adalah Jiro, yang rupanya sudah berhasil menyempurnakan aplikasi God Apps, sehingga kini aplikasi tersebut sudah bisa digunakan pada komputer yang berada di hadapannya tersebut. Dengan aplikasi itu dia bisa mendapatkan apapun yang diinginkannya, dan memulai rencana untuk berbuat sesuatu yang buruk terhadap Kriss dan kawan-kawan.  Beberapa saat kemudian, Adnan datang kesana sambil ditemani oleh beberapa anak buahnya. Mereka membawa koper besar di tangannya masing-masing. Lalu sesampainya mereka di dekat Jiro, Jiro segera berbalik untuk menyambut mereka.  “Selamat datang. Bagaimana hasil tangkapan kalian hari ini?”  “Hmm, lumayan bagus.” Jawab Adnan, sambil menyuruh para anak buahnya untuk membuka isi dari koper-koper tersebut. Yang ternyata isinya adalah uang tunai dalam jumlah yang sangat besar.  “Waahhahhah.” Jiro tertawa kegirangan.  “Hmm, dengan aplikasi itu kita jadi bisa menemukan uang-uang yang diselundupkan dan disembunyikan secara rahasia. Setelah mengetahui posisinya, kita hanya tinggal datang dan mengambilnya secara mudah.” Ucap Adnan.  “Ya, aplikasi itu memang bisa memberikan segala hal yang kita inginkan, tetapi tidak segalanya secara harfiah. Contohnya, jika kita ingin pekerja bangunan terbaik, maka kita tetap harus memiliki uang untuk membayar pekerjaannya, karena uang jauh lebih sakti. Dengan uang, segala urusan bisa jadi lebih mudah, Hahhahahh ... Kini aku bisa mulai membangun istana impianku, dan memerintah dunia dari balik layar.” Ujar Jiro, sambil berjalan lalu rebahan di atas tumpukan uang yang jumlahnya sangat banyak, di pojokan ruangan tersebut. Sepertinya mereka semua sudah berhasil mengumpulkan uang dari berbagai sumber yang tak terhitung jumlahnya, dengan menggunakan aplikasi God apps.  “Tak kusangka kau berhasil mengelabui Leonard dengan mudah, sehingga kini kau bisa memegang kendali penuh atas God apps.” Ucap Adnan.  “Hehheheh... Itu karena dia sedang dalam keadaan panik dan terdesak oleh Kriss dan kawan-kawannya, sehingga aku bisa dengan mudah memanfaatkan situasi tersebut. Dan hasilnya, sekarang kemenangan ada di pihak kita!!” Teriak Jiro.  “Lalu apa rencana kita selanjutnya?”  “Entahlah, apa hal yang paling kau inginkan?” Tanya Jiro kepada Adnan.  “... Aku ingin melenyapkan Kriss beserta kawan-kawannya.”  “Tentu saja kita akan melakukan hal itu.”  “Kau tahu bahwa aku percaya padamu. Saat aku bilang bahwa aku ingin mereka segera dilenyapkan, kau malah bilang bahwa mereka harus dipermainkan dulu sebelum dibunuh. Kau harus benar-benar mempersiapkan rencanamu itu secara matang. Jangan sampai kita gagal.”  “Tenang saja. Serahkan semuanya padaku... Sekarang mari kita bangun Castle of doom untuk teman-teman kita itu.” Kata Jiro dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya.  Rupanya Jiro dan Adnan sedang merencanakan sesuatu yang buruk bagi Kriss dan kawan-kawan, sesuatu yang berhubungan dengan julukan “Castle of doom”. Kira-kira rencana jahat apa yang sedang dipersiapkan oleh Jiro dan Adnan tersebut? dan apa yang akan dilakukan oleh Kriss dan kawan-kawan supaya bisa selamat dalam menghadapi rencana jahat Jiro? Temukan jawabannya di Chapter selanjutnya, dari kisah God Apps (ORIGIN).
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD