CHAPTER 3

1067 Words
Rupanya benar, Anna dan William tidak setuju. Kata mereka ini adalah penantian yang mereka tunggu-tunggu mengenalkan putri mereka sekaligus pewaris dari kekayaan Parker. Dan hari itu telah tiba, hari dimana penantian yang mereka impikan akan terwujud. Malam ini Skyla telah resmi telah menjadi putri mereka sekaligus pewaris tunggal keluarga Parker. Kini ia memiliki dua nama yaitu Skyla Rose dan Skyla Parker. William membuat perayaan yang sangat mewah bertema mask party, yang awalnya tidak disetujui oleh William maupun Anna akan tetapi Skyla tetap kukuh pada keputusannya jika tidak maka Skyla mengancam dirinya akan mogok makan. Anna dan William pun hanya bisa pasrah menerimanya, mereka tidak ingin Skyla jatuh sakit karena hal ini. Skyla juga menjelaskan kepada mereka, mengapa ia mengambil tema pesta ini? Itu semua karena dirinya belum siap menunjukkan dirinya. Dengan pesta bertema topeng, Anna dan William tetap bisa memberitahukan kepada dunia tentang dirinya. Saat William mengenalkan Skyla di depan semua orang, semuanya pada penasaran dengan rupa wajah putri William. Pesta yang di selenggarakan William bersifat pribadi, yang bisa meliput hanya beberapa media terpilih saja. Itu dilakukan agar Skyla tetap aman, tidak diserbu oleh para media masa. Keesokan harinya, Skyla Parker menjadi pembicaraan di seluruh dunia. Semua pada penasaran dengan wajah asli Skyla di balik topengnya, mereka juga pada mempertanyakan “Apa motif dari William Parker merahasiakan putrinya selama ini? Kenapa baru sekarang mengenalkan pada publik?” Begitu juga komentar para nitizen. Ada yang menulis, “Wajah putri William pasti jelek makanya dia mengadakan pesta topeng.” Juga komentar yang lainnya. “Karena kecantikkannya, William takut jika putrinya menjadi incaran nomor satu para p****************g sehingga tidak ingin memperlihatkan wajah putrinya.” Skyla yang membacanya memutar bola matanya. Bosan dengan semua itu, Skyla menghubungi Mery sahabatnya itu selain Natasha untuk mengajaknya makan siang bersama. Kini Skyla berasama Mery berada di sebuah cafe. Mereka makan sambil mengobrol ringan. “Sky, kamu sudah baca berita tentang putri William Parker, orang terkaya di Indonesia itu?” Skyla menganggukan kepalanya. “Sudah, Kenapa?” Sambil memasukkan sepotong kentang goreng ke mulutnya. “Gila! Aku kira William tidak punya seorang anak, rupanya selama ini dia menyembunyikannya. Sayangnya wajah putrinya tidak terlihat karena tema pesta yang di selenggarakan bertema mask party,” ujar Mery kecewa. “Mungkin Dad ... eh! Maksudku William, takut akan bahaya yang menimpa putrinya. Apalagi dia orang terkaya di Indonesia, pasti banyak saingan bisnisnya yang ingin menjatuhkannya melalui putrinya,” jelas Skyla yang disetujui Mery dengan menganggukan kepalanya. Skyla merutuki dirinya sendiri yang hampir saja keceplosan memanggil William dengan sebutan Daddy didepan Mery, untung saja Mery tidak memperhatikannya.                                                                      ****                      Sudah satu tahun Skyla menggantikan William tanpa ada yang tahu. Perusahaan semakin pesat hingga kini telah mendirikan perusahaan Parker dan beberapa perusahaan lain sampai di Amerika. Semua itu karena kecerdasaan dan kerja keras Skyla yang selalu memenangi proyek-proyek besar yang senilai miliaran hingga triliun rupiah. Mansion Parker, “Bagaimana dengan perusahaan? Apakah ada masalah?” tanya William pada Skyla, mereka sedang melaksanakan makan malam bersama. “Jangan bicara tentang pekerjaan jika sedang makan,” tegur Anna menatap tajam suaminya. “It's okay Mom, semuanya tidak ada masalah Dad. Pembangunan hotel di Amerika sudah berjalan setengah, maybe next week aku akan pergi untuk meninjaunya,” jawab Skyla sambil mengunyah makanannya. “Oh iya Honey, apa kamu tidak mau memberitahukan kepada orang tua kandungmu tentang kami? Mom merasa takut mereka berasumsi kami merebutmu darinya,” ucap Anna khawatir. “Sepertinya untuk sekarang belum, mereka lagi menikmati masa liburannya.  Aku tidak ingin merusaknya. Aku pasti akan memperkenalkan kalian kepada mereka karena kalian begitu berarti dalam hidupku sama dengan mereka,” ujar Skyla mengelus tangan Anna yang ada di atas meja. “Baiklah Skyla, kalau kekasih? Kapan kamu mengenalkannya kepada kami? Daddy sudah tidak sabar untuk menggendong cucu,” ucap William yang terlihat begitu antusias membahas tentang ini. “Oh Dad ... i'm not thinking about that right now. Aku masih ingin memfokuskan pada perusahan.” “Honey yang di katakan Daddymu itu benar, usiamu sudah dua puluh tiga tahun. Seharusnya kamu sudah memiliki kekasih dan membinah rumah tangga. Jangan hanya mikirin tentang bisnis biarkan Anton yang mengurusnya, masa putri Mommy yang cantik masih saja single.” Melihat wajah putrinya di tekuk, William menyudahinya. “Sudahlah, mungkin Skyla masih ingin menikmati masa lajangnya,” Mendapat pembelaan dari William, wajah Skyla kembali berseri sedangkan Anna hanya bisa menghela nafasnya. **** “Skyla, meeting sebentar lagi akan dimulai. Klien kita juga sudah datang dan berkasnya sudah aku siapkan,” ucap Lily Spancer, sekretaris Skyla sekaligus sahabatnya. “Baiklah.” Jawab Skyla kemudian berjalan mengikuti Lily menuju ruang pertemuan. Saat pertemuan sedang berlangsung, ponsel Skyla terus bergetar tanpa henti. Skyla membuka sejenak ponselnya, ratusan pesan dari grup chat masuk. Skyla langsung mematikan ponselnya kembali fokus pada pembahasan meeting. Setelah pertemuan itu, Skyla langsung menuju ruangannya yang diikuti oleh Lily di belakangnya. “Setelah ini apa jadwalku?” tanya Skyla sambil membaca pesan dari grup chatnya. “Tidak ada, tadi adalah jadwal terakhirmu hari ini.” “Baiklah, kamu boleh lanjut kerjaanmu,” ujar Skyla lalu kembali fokus pada pesan grup chatnya dan membalas, “Wow! Banyak sekali pesan kalian? Tolong beritahu inti dari pembicaraan kalian karena tidak mungkin aku membacanya dari awal. 1000 notif dari kalian girls!” “Darimana aja kamu Sky? Di saat ada sesuatu yang seru di bahas, kamu selalu menghilang,” balas Natasha dalam grup chat itu. “Betul sekali, aku yang selalu kehabisan paket data kuota tidak seperti dirimu,” balas Mery dengan memberi emoticon peace. “Sorry girls, aku tidak memegang ponselku soalnya lagi banyak kerjaan ini,” balas Skyla dengan memberi emoticon sedih. “Intinya si Wina OKB itu, memamerkan barang brandednya yang belum terpakai,” balas Natasha. Skyla yang membacanya hanya bisa memutar bola matanya. Ia kira ada sesuatu yang penting rupanya hanyalah mantan sahabatnya yang memamerkan barang branded belum terpakai. Skyla langsung membalas, “OMG! Aku pikir kalian bahas sesuatu yang penting rupanya hanya ini. Biarlah dia memamerkan, toh uang yang dia pakai bukan hasil dari usahanya sendiri tetapi dari kerja keras orang tuanya. Kita yang mencari uang sendiri tidak perlu iri.” Mery membalas, “Betul itu, tumben Skyla bijak. Biasanya otaknya hilang ntah kemana.” Memberi emoticon ketawa. Skyla yang membacanya pun tertawa. Karena tidak ada kerjaan, sisa waktunya dihabiskan untuk membalas chatting grup.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD