CHAPTER 1

583 Words
Skyla berjalan menuju bagian resepsionis. “Permisi saya adalah karyawan baru ...” belum selesai Skyla berkata resepsionis tersebut sudah memotongnya. “Dengan Skyla Rose, mari ikut saya.” Skyla menganggukan kepalanya dan mengikuti wanita tersebut dari belakang. “Silahkan masuk, tuan Parker sudah menunggu anda di dalam.” Skyla mengucapkan terima kasih kepada wanita itu lalu memasuki ruangan yang tertulis CEO. Saat memasuki ruangan, Skyla tercegang melihat kemewahan interior ruangan tersebut. Berjalan mendekat, menghampiri pria yang terlihat sudah berumur sedang fokus dengan berkas kerjanya. “Selamat pagi Pak, saya Skyla Rose, sekretaris baru yang akan membantu Bapak ke depannya.” Pergerakan pria itu terhenti ketika mendengar suara Skyla. Kepalanya terangkat mengarah ke sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya Skyla, melihat tampang Bos nya. Walaupun sudah berumur tetapi masih wajahnya masih tampan dan gagah. Semua pikiran jelek mengenai Bos nya meleset. Dikiranya rupa Bos nya itu akan jelek dan gendut seperti yang sering dikatakan orang pada umumnya. Mata Skyla tertuju pada papan nama meja yang bertulis William Parker. “Oh, jadi ini nama Bos nya.”  “Selamat bergabung di Parker Company, Skyla. Mulai sekarang kamu yang akan menghandle semua jadwalku,” kata William sambil tersenyum mengulurkan tangan menjabat tangan Skyla. “Terima kasih Pak. Saya akan bekerja keras agar Bapak tidak kecewa telah menerima saya.” Dalam hati Skyla bersyukur bahwa Bos nya bukanlah seperti novel yang sering ia baca, galak dan dingin. Ini sudah seminggu Skyla bekerja di perusahaan Parker, semuanya berjalan dengan lancar. Tuan Parker juga puas dengan hasil kerjanya. Saat Skyla sedang fokus pada komputer di depannya tiba-tiba terdengar suara wanita menjerit. “Oh My God! Sudah Ibu duga bahwa kita memang ditakdirkan bersama.” Skyla yang mendengar suara jeritan tersebut langsung terkejut, tidak percaya bahwa Ibu yang dia tolong kemarin berada di hadapannya. William yang berada di dalam ruangan mendengar teriakan istrinya langsung keluar, takut terjadi apa-apa kepada istrinya. Tapi apa yang didengar tidak seperti yang dikhawatirkan. William melihat istrinya memeluk sekretaris barunya, membuatnya heran dan kebingungan. Apa mereka saling mengenal? William menghampiri kedua wanita itu. “Sayang, ada apa? Kenapa kamu memeluk Skyla?” “Ah sayang, apa kamu masih ingat dengan ceritaku yang hampir di rampok?” tanya Anna, istri William sambil menggelus tangan Skyla dengan lembut. William mengangguk kepalanya. “Wanita inilah yang menyelamatkanku.” “Benarkah?” Anna menganggukan kepalanya. “Terima kasih Skyla, sudah menyelamatkan Istriku. Aku tidak tahu harus membalas kebaikanmu dengan apa?” “Dengan menjadi putri kita, kamu masih ingat dengan perkataan Ibu waktu itu. Bahwa jika kita bertemu kembali, kamu akan Ibu angkat menjadi putriku.” “Tapi­ ... Ibu ... itu ….” Skyla tidak tahu harus berkata apa. “Jangan terburu-buru sayang, biar Skyla berpikir dulu,” ujar William kepada istrinya. “Baiklah, aku akan menunggu. Aku harap kamu mau memenuhi permintaan Ibu,” ucap Anna dengan penuh harap bahwa Skyla akan memenuhi permintaannya. **** “Permisi Sir, ini berkas yang anda minta,” ucap Anton merupakan tangan kanan William. “Terima kasih Anton.” Menerima berkas dari tangan Anton dan membacanya. “Kalau boleh tahu, kenapa tiba-tiba menyuruhku melacak tentang sekretaris anda Sir?” tanya Anton yang penasaran. “Itu karena Anna ingin mengangkatnya menjadi putri kami, wanita itu yang menolong Anna dari aksi perampokan itu,” jelas William membuat Anton terkejut. “Dunia begitu sempit bukan? Tidak menyangka bahwa penolong itu adalah Skyla.” Lanjut William menutup berkasnya setelah membacanya. “Sepertinya tugasmu akan bertambah berat Anton,” ujar William sambil tersenyum lebar.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD