“Lu udah dapet bajunya, kan?” ujar Rimba dari sambungan telepon. “Udah.” “Nanti sore jemput gue, ya!” Biasanya nih, di drama-drama romantis, atau film-film barat, cowoknya bakal bilang, “Nanti malam gue jemput, ya!” Kalimatnya sama sih. Sama persis. Cuma beda satu urutan aja, antara dua kata, ‘gue dan jemput', artinya jadi jauh berbeda. Gue pernah nanya ke Rimba, kenapa dia gak bisa bawa motor. Eh, bukan bawa. Mengendarai. Gue gak ngerti kenapa anak dengan badan se atletis dia, kaki yang panjang yang keliatan kuat tibang buat nunjang motor, tapi dia sia-siain gitu aja. Heran gue. Sampe kapan juga gue bakalan jadi ojek pribadinya dia? “Oke.” Sangat berbeda dengan isi kepala yang sejak tadi menolak menjadikan gue sebagai ojek pribadinya itu makhluk satu, mulut gue dengan songongnya

