Chapter 26

1534 Words

Setelah kami sampai di lapangan, rupanya mereka, para kating yang sudah stand by lebih dulu, mengajak kami ke halaman belakang gedung. Sebelumnya, gue emang sempet nih, liat bagian belakang ini dari jendela dekat eskalator di lantai delapan. Di belakang bangunan yang gede ini emang ada halaman yang menyerupai perbukitan kecil dan masih asri juga terawat. Sepertinya sih, emang masih bagian dari kampus ini. Gila emang bokapnya Rimba. Keren juga. Gak salah gue pilih kampus ini. Tapi, bisa-bisanya anaknya begini modelannya. Siapa yang sangka kalau si Rimba bener-bener anak pemilik kampus coba? Eh, mungkin sih para cebuntil mah ngiranya ia aja kali. Belum tau kebobrokan Rimba yang luar biasa bikin stress. Makin-makin dah tuh julukan boyfriendable melekat buat Rimba di mata mereka. Cih. Kok gue

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD