Sendiri di masa tua

1535 Words

"Nak, jika Ayah menelpon angkat ya, maaf Ayah ga bisa ngasih apa-apa untuk saat ini." Ahza segera merapikan tasnya hendak pamit pulang. "Iya ga apa-apa, Yah, hati-hati di jalan ya," Balas Fatimah sendu. Sejujurnya ia masih rindu dengan mereka. Namun, terlalu lama berada di sana juga untuk apa, masih ada beberapa waktu lagi untuknya berkunjung. Lebih tepatnya rasa rindu itu terhalang oleh status, meski ia ayahnya anak-anak, tapi ia bukan lagi mahram dari ibundanya. "Assalamualaikum." "Wa'alaikumus'salam," jawab mereka serempak. Tiba-tiba Uwais menyambut seorang tamu yang dipastikan berjenis kelamin laki-laki tersebut, pemuda itu menuntunnya untuk masuk. Seorang lelaki yang berumur sedikit lebih muda dari Ahza. Namun, tak ada garis-garis penuaan yang nampak di wajahnya, lelaki itu dud

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD