Matahari sudah hampir tenggelam, tetapi Ahza masih berada di perjalanan, suasana akhir pekan memang kerap kali membuat jalanan jalur puncak Bogor menjadi macet. Pandangannya lurus ke depan, alunan musik pop menghiasi Indra pendengarannya, rasa lelah dan kepala terasa pening bercampur menjadi satu. Tak terasa mobilnya sudah terparkir di carport, deru mesin mobil membuat Wirda dan mamanya celingukan ke arah luar, gegas Wirda menghampiri untuk membukakan pintu. "Mas duduk dulu ya." Wirda menuntun Ahza untuk duduk bersamanya. "Ini loh aku sudah punya kontak yang bisa membantu kita mengadopsi seorang bayi, mereka juga kirim photonya, lucu-lucu lho." Wirda memamerkan beberapa lembar photo bayi. Ahza terdiam, badan capek dan pegal ditambah mendengar ide konyol Wirda membuat emosinya melonja

