Ayah

1187 Words

Selama perjalanan, mereka saling diam, Mazaya mengatupkan bibirnya dengan mata menerawang jauh. Riki pun kehabisan topik, hanya keheningan yang menemani mereka, sementara mobil pun melaju dengan tenang. Sesampainya di rumah, Mazaya langsung masuk ke dalam kamarnya, matanya berkaca-kaca, semenjak hamil ini hatinya menjadi lemah. Dia sering menangis sendiri. Rasanya, sangat campur aduk, ada bahagia, ada sedih, dan ada luka. Semua menyesak di dalam d**a. Mazaya mengganti bajunya dengan daster selutut yang membuatnya nyaman. Udara sangat panas, semenjak hamil ini kulitnya menjadi lebih mudah gatal-gatal jika berkeringat. Dia duduk di tepi ranjang, menenangkan dirinya terlebih dulu dengan cara menghela napas panjang. Mazaya meraih tasnya, mengeluarkan foto hasil USG-nya barusan. Tak bisa d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD