Riki menjalani hidupnya seperti biasa, tak ada yang berubah, dia sekarang lebih leluasa jika berada di rumah, tak perlu was-was dengan Mazaya. Tanpa adanya Mazaya, dia merasa lebih bebas bernapas, jika wanita itu berada di rumah, Riki lebih memilih menghabiskan waktu di dalam kamar agar tak bertatap muka dengan wanita itu.
Dua bulan sudah Mazaya bekerja, selama dua bulan ini pun mereka berjumpa sekilas, itu pun cuma hitungan jari. Tak ada komunikasi, mereka menjalani hidup mereka sendiri-sendiri tanpa saling mencampuri.
Dua bulan ini, Riki berangkat sebelum wanita itu bangun, dan pulang saat dia sudah tidur. Kecil kemungkinan untuk mereka bertemu.
Tak ada perkembangan dari hubungan mereka, masih seperti dulu, datar dan dingin. Akan tetapi, rasanya jauh lebih baik seperti ini, dari pada
