Alisyah menatap nanar ke depannya tanpa semangat dan juga takut mengangkat kepalanya. Wanita itu tampak lemas dan wajah yang tampak pucat dari sebelumnya. Seporsi makan malam tersedia didepannya di atas meja makan untuk memulihkan tenaganya. Azka menatapnya dengan perhatian yang tidak bisa lepas darinya. "Apalagi yang kamu tunggu? Habiskan makananmu, Syah ...." Nada suara Azka tersebut tidak terdengar keras dan terkesan biasa saja, tapi bagi Alisyah hal itu tak ada ubahnya seperti gemuruh petir yang siap menyambar dirinya dengan sengatan listrik bertegangan tinggi. Membuat Alisyah buru-buru segera menghabiskan makan malamnya. Ya, memanglah hari sudah malam tepatnya tengah malam, akan tetapi keduanya baru bisa menyempatkan hal tersebut. Melihat Alisyah yang menuruti kemauannya, mulai

