LIMA

851 Words
Beberapa menit kemudian, Nara berhasil menemukan titik lemah dari lawannya. Ia menendang kaki kiri Rocky yang terlihat kelelahan sampai laki laki besar itu terjatuh. Ketika Rocky terkapar, disitulah saatnya Nara menghajar wajah Rocky dan menghantam perut Rocky dengan siku nya. Nara berhasil menekan titik lemah Rocky, kini pria besar itu sudah lemah tak berdaya, namun Nara tetap melanjutkan pukulan pukulan di wajah lawannya. Untuk mengakhiri pertarungan itu, Nara melakukan gerakan mencekik leher lawannya dengan kuncian kakinya sampai lawannya dinyatakan K.O. Nara pun memenangi pertarungan tersebut, semua penonton yang ada di sana bersorak, terlebih lagi penonton yang sebelumnya memasang taruhan untuk Nara. "ASTAGA... 200 KOIN EMAS KU MELAYANG BEGITU SAJA...." ucap Michael, yang kalah taruhan. "Siapa wanita itu sebenarnya?" lanjut Michael, bertanya kepada Finn. "Kau akan segera tahu." timpal Finn. Setelah Rocky di tandu keluar arena, sang pembawa acara pun masuk ke dalam Arena untuk memperkenalkan petarung yang berhasil menodai rekor Sang juara bertahan hanya dalam satu ronde. "Inilah Sang juara baru kita, saudara saudara. Silahkan, sebutkan nama mu untuk memperkenalkan kepada semua orang disini, Nona." kata sang pembawa acara. "I'm a Lone Wolf." ucap Nara, di microphone dengan nada dinginnya. Seketika, tempat yang tadinya ramai dengan sorakan sorakan menjadi hening ketika mendengar kalimat yang keluar dari bibir Nara. Selama ini, sosok Lone Wolf hanya menjadi rumor di daerah barat. Seorang pembunuh bayaran berdarah dingin yang tak kenal ampun dalam menjalankan misi nya. Orang orang barat hanya tahu jika para pembunuh bayaran dan pemburu hadiah hanya beroperasi di daerah Utara, tapi kini mereka melihat dengan mata dan kepala mereka sendiri, sosok Lone Wolf yang selalu di rumorkan. "Kau tahu, Finn. Kabar terakhir yang terdengar dari Lone Wolf adalah saat ia berhasil membunuh seluruh anggota kelompok bersenjata lengkap sejumlah puluhan orang sendirian, hanya dengan sebilah pedangnya." cerita Michael. Mengetahui ucapannya mengubah atmosfir yang ada di tempat itu, Nara langsung turun dari arena untuk mencari Boss penyelenggara pertarugan untuk meminta uang tarungnya dan segera mencari penginapan untuk beristirahat. "Aku sudah melihat aksinya secara langsung yang lebih hebat dari itu, Mike. Aku harus pergi" balas Finn. "Apa? Kapan?" tanya Michael. "10 tahun yang lalu." sahut Finn, tanpa menengok dan meninggalkan temannya disana. Finn masuk lagi ke dalam ruang ganti petarung, sebenarnya hal itu tak diperbolehkan. Tapi berhubung ia adalah seorang Darion juga, jadi ia memiliki akses masuk dengan mudah. "Kau membuatku khawatir." ucap Finn, ketika menemui Nara. "Aku sedang berganti baju, bodoh." omel Nara. "Sorry." ucap Finn, langsung membalikan badannya. "Lagipula aku tidak menyuruhmu untuk mengkhawatirkan aku. Aku juga sudah bilang jika aku akan menang di ronde pertama." kata Nara, yang kini sudah berpakaian lengkap. Nara memakai baju kulit khas orang Utaranya lagi. Dimanapun ia berada, ia tak akan melepaskan identitasnya sebagai orang dari Utara. Walaupun di Barat, di tempat ia berada sekarang terlihat orang orangnya lebih fashionable dengan pakaian pakaian mereka, tapi Nara akan tetap memakai pakaiannya sendiri. Toh, pakaiannya sangat membuatnya nyaman bergerak, terlebih lagi ia bisa menaruh barang barangnya di kantong kantong yang terletak di bajunya. "Uang yang diberikan Boss itu lebih banyak dari perkiraanku, aku pikir aku bisa membayar sewa kamar dan membeli daging dengan uang ini." kata Nara, menepuk bahu Finn dan keluar dari ruang ganti. "Hey hey hey, tunggu. Bagaimana kalau kau makan malam di rumahku dan menginap disana? Rumahku memiliki cukup banyak kamar kosong yang bisa di isi." tawar Finn, sambil menyamai langkahnya dengan Nara. "Terimakasih banyak tawarannya, Mr. Darion. Tapi aku tak sudi bermalam dibawah atap yang sama lagi dengan mu." "Kenapa? Dulu kita menghabiskan 4 bulan melakukan hal apapun bersama sama." tanya Finn. "Aku terikat pada misi ku waktu itu, lagi pula waktu itu kau tak mau tidur terpisah dengan ku karna takut gelap kan waktu itu." jawab Nara, kecut. "Aku sudah tidak takut gelap lagi." Tak membalas kalimat Finn, Nara hanya menaikan kedua alisnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. "Baik lah, baik lah. Biarkan aku memberi tahu dimana kau bisa membeli makanan lezat dan menyewa kamar." tawar Finn lagi. Nara hanya diam saja dan menghela nafas. Hal itu Finn artikan sebagai "iya" dari Nara. Finn pun langsung menunjukan jalan ke restoran kecil tempat dimana mereka bisa membeli makanan disana. "On this way, My Lady." ucap Finn, dengan gentlemen membukakan pintu untuk Nara. "Shut your mouth! I'm not a Lady." ketus Nara. Pengertian "Lady" di Barat dan di Utara, tempat Nara berasal lumayan berbeda. Di Barat, semua wanita bisa dipanggil "Lady" untuk menghormati. Namun di Utara, sebutan "Lady" hanya dipakai untuk wanita "high class" yang menjadi pendamping para petinggi atau para "Lord" di Utara saja. Faktanya, Nara yang memiliki nama belakang Northent juga adalah seorang yang dihormati di Utara. Alexander Northent, ayahnya, adalah seorang Lord di Utara. Keluarga Northent sangat dihormati di Utara. Northent yang mengatur berjalannya keseimbangan ekonomi di Utara. Namun, sejak ia masih kecil, Nara selalu tak mau dipanggil "my lady" oleh siapapun. Karna jika ia menjadi seorang "Lady" di Utara, ia hanya bisa melakukan hal hal yang perempuan anggun lainnya lakukan di kampung halamannya. Menurut Nara hal itu sangat membosankan, ia lebih suka bermain duel pedang, memanah, dan berburu. Dibanding harus belajar menjahit, berdandan dan menari seperti calon calon "Lady" di kampung halamannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD