DUA PULUH EMPAT

1155 Words
"Mr. Darion, kalian harus melihat ini." ucap Reo, salah satu anggota Black Hat. Refleks Jack langsung menatap Atlas yang terlihat biasa saja seakan akan sudah tahu apa yang akan terjadi. "Baiklah, mari kita lihat apa yang mereka mau." balas Atlas, mengencangkan ikatan rompi anti pelurunya. Atlas dan Jack pun mengikuti Reo berjalan ke salah satu blok yang penuh dengan deretan bangunan bangunan keperluan industri di kota itu. Reo berjalan buru buru sehingga membuat Atlas dan Jack harus ikut berjalan dengan cepat untuk mengimbangi langkah Reo. Setelah beberapa bangunan di blok itu mereka lalui, sampailah mereka pada salah satu bangunan yang temboknya sudah di coret coret dengan cat berwarna merah pekat. "PERTUKARAN SANDERA!!!" Begitulah tulisan dengan cat merah itu terpampang jelas di tembok. Melihat tulisan itu, Atlas memilih untuk diam terlebih dahulu sambil berfikir. "Sandera? Siapa sandera kita? Kita tak menyandera satu pun anak buahnya. Aku menghabisi semua anak buahnya." kata Jack. "Derry masih berfikir kita menyandera Susan." balas Atlas, yang masih menatap tulisan di tembok itu. "Lalu apa yang akan kita lakukan? Susan tak bersama kita, siapa yang akan kita tukar untuk menyelamatkan Finn?" tanya Jack. "Aku sudah bilang kalau aku punya rencana. Sekarang ikuti saja rencana ku dan jangan menyerang siapa pun tanpa perintah ku." jawab Atlas, memengang bahu adiknya. "Kau sudah tahu lokasi mereka, Reo?" tanya Atlas, kepada Reo yang masih berada di sana. "Michael sudah menemukannya, mereka ada di pinggir hutan." sahut Reo, yang sigap. Jawaban Reo tadi dibalas anggukan oleh Atlas. Kemudian Atlas dan Jack segera menuju hutan yang dimaksud oleh Reo tadi. "Reo, kau suruh anggota yang lain beristirahat. Biarkan aku dan Jack yang mengurus adik ku." ucap Atlas, saat Reo mengikuti langkahnya. "Apa kau yakin, Mr. Darion? Kau pergi ke tempat musuh tanpa pengawalan." tanya Reo, bingung dengan perintah atasannya itu. "Apa kau barusan membantah perintah ku?" sarkas Atlas. "Aku pergi bersama adik ku dan aku tidak akan sendirian disana." lanjutnya. Omelan Atlas membuat Reo terdiam dan langsung tertunduk. Tanpa menunggu perintah lagi, Reo langsung menuju ke tempat anggota Black Hat lainnya yang sedang berkumpul setelah mengalahkan semua anak buah Derry pada pertempuran di jalanan tadi. Sementara itu Atlas dan Jack langsung saja meninggalkan Reo untuk menuju ke hutan tempat adik bungsu mereka disandera. Tak perlu waktu lama bagi mereka berdua untuk sampai di hutan itu karna memang hutan itu tak jauh dari pusat pasar kota. Disana Atlas dan Jack sudah ditunggu oleh belasan anak buah Derry yang mengelilingi gubuk reyot tempat Finn disandera. Tanpa rasa takut sama sekali, dua Darion bersaudara itu melangkah dengan gagah untuk menjemput adik bungsu mereka. "Aku minta pertukaran sandera." ucap Derry, berteriak saat Atlas dan Jack menghentikan langkah beberapa meter di depan nya. "Aku tahu itu." balas Atlas, dingin dan tenang. "Kembalikan Susan! Maka aku akan kembalikan adik mu." Tepat setelah Derry mengucapkan kalimatnya, salah satu anak buahnya menyeret Finn yang sudah babak belur keluar dari gubuk itu. Baru saja Jack ingin melangkah maju untuk mendekati Finn dan melawan Derry dan anak buahnya, tapi Atlas menahan tubuhnya agar tak bergerak selangkah pun. "Sayangnya, wanita yang kau cari tidak sedang bersama ku." kata Atlas, menyalakan seputung rokok yang ia ambil dari saku jas hitam nya. "Apa maksud mu? Dimana Susan? Serahkan dia sekarang!" balas Derry. "Kau harus menanyakan itu kepada The Lone Wolf. Wanita mu sedang bersamanya." Mata Derry langsung membelalak mendengar kalimat Atlas yang menyebutkan nama Lone Wolf. Anak anak buah Derry pun sama kagetnya. Mereka langsung gemetar dan berbisik bisik di belakang sana. "JANGAN BERBOHONG! THE LONE WOLF HANYA RUMOR, IA HANYA BERADA DI UTARA. IA TAK MUNGKIN BERADA DI SINI!" teriak Derry frustasi. "Aku berada dimana pun aku mau." Nara datang dari belakang Atlas dan Jack dengan pedang yang menggantung di pinggangnya. Mata kirinya sudah tidak diperban lagi, tapi sudah ada sebuah jahitan yang melintang vertikal di sana. Melihat Nara yang tiba tiba muncul, semua anak buah Derry yang tadinya berbisik bisik menjadi langsung terdiam dan mematung. Begitu juga dengan Derry, ia hanya bisa terdiam dan mematung melihat ada seorang pembunuh bayaran nomor satu dari Utara berdiri di hadapannya saat ini. Keringat dingin mengalir di seluruh tubuh pria berjanggut itu. Nafasnya semakin cepat dan pikirannya semakin kacau memikirkan keadaan Susan. "Kau mencari pacar mu kan? Dia bersama ku." kata Nara, memecah keheningan di dalam hutan. "Ka... Ka... Kau bekerja sama dengan mereka?" tanya Derry tergagap. "Untuk saat ini kami sudah tidak bekerja sama lagi, aku lebih suka bekerja sendiri." jawab Nara santai. "Lalu mengapa kau berada di sisi mereka?" tanya Derry lagi. "Memiliki musuh yang sama bukan berarti kami harus menjadi teman." balas Nara. "Aku disini untuk mu. Kakak mu merindukan mu." lanjutnya. Mendengar kalimat itu, Derry mundur selangkah. Ia tak menyangka kakak nya mengirim seorang pembunuh bayaran dari Utara untuk menghabisinya. Para pembunuh bayaran dari Utara sudah terkenal di seluruh penjuru dunia. Mereka sangat terkenal dengan kelihaian, kecerdasan dan prinsip mereka yang tidak akan berhenti sebelum menyelesaikan misi mereka. Di wilayah lain para pembunuh bayaran asal Utara memang sangat ditakuti. Tapi di Utara, para pembunuh bayaran akan di hormati seperti seorang ksatria. Hal itu karena dengan menyebarnya berita tentang kehebatan para pembunuh bayaran dari Utara membuat tak ada satu pun orang maupun kelompok yang berani macam macam dengan orang orang Utara. Rasa solidaritas orang orang di Utara sangat lah tinggi. Maka dari itu tak ada seorang pun yang berani macam macam dengan orang Utara walaupun ia seorang pedagang atau peternak sekali pun. Karna jika para pejuang yang biasanya menjadi pembunuh bayaran dan tentara bayaran mendengar ada yang berani macam macam dengan orang Utara, mereka akan langsung menghabisi orang itu tanpa tersisa sedikit pun. Kehidupan mereka sangat lah harmonis di wilayah Utara, karena semua diatur oleh para Lords. Mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan, serta pertahanan akan diatur oleh para Lords. Dan keluarga Northent lah yang akan memimpin semua Lords tersebut. Tapi karna ingin menyelesaikan misi balas dendamnya, Nara belum mau memimpin para Lords di kampung halamannya. "Kau mau Susan kan? Aku bisa mengembalikan Susan padamu." kata Nara. Derry tak bisa menjawab kalimat Nara saking gemetarnya. Tanpa menunggu jawaban Derry lagi, Nara mulai bersiul untuk memangg serigala yang sebelumnya ia suruh menunggu di belakang pohon besar. Setelah mendengar siul panggilan Nara, serigala pun berlari mendekat kearah Nara sambil membawa sebuah kepala manusia yang ia jepit dengan gigitannya. Kepala itu dijatuhkan oleh serigala tepat di depan Nara kemudian serigala itu berdiri tegap dengan gagah di samping Nara seperti pengawal. Tak hanya dari pihak Derry, tapi Atlas dan Jack juga shock dengan apa yang dibawa oleh serigala itu. Tanpa ragu, Nara menjambak kepala manusia itu dan langsung melemparkan kepala itu ke arah Derry. Sempat menghindar dari kepala itu, tapi seketika Derry langsung menghampiri kepala itu ketika tahu kepala milik siapa yang baru saja Nara lemparkan ke arah nya. "NOOOOO!!!!!!" pekik Derry, sampai tenggorokannya tercekat saat melihat kepala Susan yang sudah terpisah dari tubuhnya. Air mata mengalir deras dari kedua matanya, seluruh tubuhnya bergetar hebat. Emosi tercampur rasa sedih bergejolak di dalam dirinya saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD