DUA PULUH TIGA

1048 Words
Atas perintah Atlas, Finn yang masih sedikit terpincang pincang melangkah keluar mansion. Ia melangkah keluar sambil membawa senapan semi otomatis yang sudah diberikan oleh Atlas. Kini ia harus menyusul Jack yang sedang bertempur di jalanan. Dengan sekuat tenaga, Finn berusaha secepat mungkin untuk sampai ke tempat Jack. Tapi saat ia sedang mencoba untuk berlari, tiba tiba ia dihadang oleh 5 orang dengan badan yang lebih besar dibanding dirinya. Refleks Finn langsung mengangkat senapannya dan mengarahkan senapan itu ke arah 5 orang yang sekarang mengepungnya. Terlihat sekali kedua tangan Finn yang gemetar saat memegang senapan itu. Ini kali pertamanya diberi izin untuk menggunakan senapan semi otomatis seperti itu. Karna biasanya ia hanya menggunakan pistol, itupun ia baru diizinkan untuk menggukanannya saat umurnya tepat 18 tahun. "Kau gemetar? Apakah kau benar benar seorang Darion?" tanya salah satu pria, yang mengepungnya. "Diam! Atau aku akan...." BUUUGGGHHH!!!! Satu pukulan telak menggunakan kayu di belakang kepala berhasil diterima oleh Finn. Ia pun pingsan begitu saja dan membuat ke lima pria itu tertawa meremehkan. Finn pun di bawa oleh mereka ke suatu tempat. Salah satu dari mereka penasaran dan mengecek senapan semi otomatis yang dibawa oleh Finn tadi. "Hey, ini kosong!" kata pria, itu ketika melihat tak ada satu pun peluru di dalan senapan yang Finn bawa. Atlas memang sengaja memberikan senapan kosong tanpa sepengetahuan Finn. Hal itu karna jika Finn tidak sengaja menembak seseorang meskipun orang yang ia tembak adalah lawan, rencana yang sudah ia buat akan hancur. Setelah membawa Finn agak jauh dari tempat tadi, akhirnya ke lima pria itu dan Finn yang masih pingsan pun sampai di sebuah gubuk kayu yang hampir reot. Gubuk itu terletak di dekat hutan yang pernah Nara lewati sebelum sampai di kota. Tapi gubuk reot itu berada di rute yang berbeda dengan rute yang Nara ambil beberapa hari yang lalu. "Kita kalah jumlah." lapor Nick, kepada Derry yang berada di dalam gubuk itu. "Tak apa, kita punya dia sekarang." balas Derry, sambil menatap Finn yang sedang didudukan di sebuah kursi sambil diikat oleh anak buahnya. "Mau kita apakan dia?" tanya Nick. "Sekarang yang aku perlukan hanya Susan." balas Derry. Lelaki itu masih memikirkan keberadaan Susan. Ia benar benar khawatir dengan keselamatan wanitanya. "Bangunkan dia." perintah Derry. Langsung saja, anak buah nya yang sedari tadi memegang ember berisi air dingin menyiramkan air itu ke arah Finn. Sontak Finn pun bangun dari pingsan nya. Ia melihat ke sekelilingnya, ia dikelilingi oleh belasan orang termasuk lima pria yang menghadangnya tadi. "Dimana dia?" tanya Derry, menjambak rambut Finn dan mendekatkan wajahnya ke wajah Finn. "Siapa yang kau maksud?" Finn balik bertanya. BUAAGGHHH Bogem mentah Derry mendarat mulus di pipi Finn. Pukulan itu membuat ujung bibir nya sobek dan mengeluarkan darah dari sana. "DIMANA SUSAN?!" bentak Derry kesal. "Susan? Ah, maksud mu Clara? Wanita pirang yang pernah aku tiduri itu?" balas Finn, yang membuat Derry tersentak kaget. "Kau.... Kau meniduri Susan?!" tanya Derry. Finn tak menjawabnya, ia hanya mengangkat kedua alis tebalnya sambil menyeringai. Finn berhasil membuat Derry naik pitam sekarang. Tanpa di duga, alih alih menyuruh anak buahnya untuk menghajar Finn, Derry justru menyuruh seluruh anak buahnya untuk keluar dari gubuk itu. "Kau meniduri Susan?" ucap Derry, kembali bertanya dengan suara bergetar. "Lebih tepatnya, dia yang mengajak ku tidur bersamanya." kata Finn, yang masih menyeringai. Derry kini sudah terbakar api emosi sekaligus api cemburu. Bisa bisanya wanita yang sangat ia cintai tidur dengan musuhnya sendiri. Padahal Derry meminta Susan pergi ke Barat hanya untuk memata matai Finn dari jauh. Tapi ternyata Susan dan Finn ada main dibelakangnya. Bertubi tubi Derry memukuli Finn sampai wajah Finn babak belur tak karuan. Darah pun mengalir dari hidung dan sobekan di bibirnya. "APA KAU TAHU BETAPA SUSAHNYA AKU MEREBUT SUSAN DARI KAKAK KU SENDIRI?! AKU MENGORBANKAN SEGALA HAL UNTUK MENDAPATKANNYA!" teriak Derry. Melihat Finn yang lemas tak berdaya lagi karna habis dipukulinya, Derry pun berhenti dengan nafas terengah engah. Kemudian ia membuka pintu gubuk itu dan keluar dari sana. Semua anak buahnya yang menunggu di luar gubuk hanya diam menunggu. "Nick, beri tahu pihak musuh kalau aku mau pertukaran sandera." perintah Derry, kepada anak buah kepercayaannya itu. Nick hanya mengangguk dan segera melesat entah kemana. Sedangkan Derry mengeluarkan sebatang rokok dari saku nya dan menghisap rokok tersebut. Ia menatap ke langit yang tertutup oleh rimbun nya pepohonan sehingga membuat hanya sedikit cahaya matahari yang bisa masuk. Grrrr.... "Sssttt... Diam lah, kau bisa menyerangnya nanti." bisik Nara, ketika serigala di sampingnya menggeram. Semua anak buah Derry dan bahkan Derry sendiri tidak sadar jika ia sedari tadi sedang dipantau oleh Nara dari kejauhan. Walaupun Nara tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam gubuk, tapi dengan mendengar teriakan teriakan Derry, Nara bisa tahu jika Finn pasti habis dihajar oelh Derry. Nara hanya bisa berharap Finn belum mati. Karna jika Finn mati, Atlas bisa berubah menjadi iblis yang sangat kejam. Di sisi lainnya, Jack sampai di mansion dan mendapati Atlas sedang menggunakan rompi anti peluru. Itu membuat dirinya kaget dan bingung dengan apa yang akan dilakukan kakak sulungnya itu. "Kenapa kau memakai rompi anti peluru? Apa yang akan kau lakukan?" tanya Jack. "Dengar, Jack. Finn diculik dalam perjalanan menuju ke pertempuran. Kita semua harus bersiap." kata Atlas, sambil mencoba mendekatkan wajahnya ke wajah Jack untuk membuat adiknya yang satu itu tenang. "APA?! DICULIK?! BAGAIMANA BISA? KAU MENGIRIMNYA KE MEDAN TEMPUR?!" sergah Jack, berteriak marah lalu mendorong Atlas menjauh. "JACK, TENANGLAH! DENGARKAN AKU DULU!" kata Atlas, balas berteriak. "Dengar! Aku punya rencana. Ini satu satunya cara untuk memusnahkan rubah licik itu dan para anak buahnya." lanjut Atlas, ketika melihat Jack cukup terguncang akibat teriakannya. Baru kali ini Atlas berteriak di depannya. Atlas bukanlah tipe yang berteriak teriak ketika marah, itu membuat Jack agak kaget dengan teriakan Atlas tadi. Kemudian Atlas pun langsung menjelaskan semua rencana nya secara detail kepada Jack. Terlihat raut kesal nampak terlihat di wajah pria berkumis itu. "Kau menumbalkan adik bungsu kita?" sarkas Jack. "Dia akan baik baik saja, aku tahu itu." balas Atlas yakin. "Aku akan membunuh mu jika Finn terbunuh karena rencana ini, Atlas." kata Jack, mengambil senapannya yang ia taruh di atas meja lalu melenggang keluar ruangan meninggalkan Atlas. Sedangkan Atlas menarik nafasnya dalam dalam untuk mencoba setenang mungkin. Ia harus tetap fokus dengan rencana ini. Kini mereka tinggal menunggu sinyal dari anak buah Derry yang Atlas yakini akan muncul sebentar lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD