Sial-sial-sial!
Kenapa Valdi tidak mau pisah kamar denganku? Aku jadi tidak tenang begini.
Bukannya takut atau apalah itu, aku hanya tidak nyaman sekamar dengan Valdi, pria asing yang baru saja memasuki kehidupanku. Apalagi yang punya sejarah masa lalu buruk denganku.
Begitu masuk ke dalam kamar Valdi, aku langsung mengarahkan pandangan ke sekitar untuk mencari lemari. Namun, bukannya lemari, aku malah menemukan walk in closet yang letaknya di sebelah kamar mandi.
Aku berdecak kagum saat langkahku memasuki lemari versi lebih besar milik Valdi. Apalagi saat membaca nama-nama brand pakaian Valdi yang tertata rapi. Setelah puas memandangi jajaran baju Valdi, aku beralih menuju sisi yang kosong—yang aku duga sudah Valdi siapkan untuk pakaianku.
Sambil menata pakaian, aku kembali memiki
