Part 02.

1358 Words
Jihan sudah sampai di depan gedung Universitas. Gadis cantik itu berjalan kaki dengan santai, tas ransel berwarna maron dipunggung dan buku ditangannya menemani Jihan pagi ini, Jihan berjalan santai di antara para mahasiswa yang lainnya, mata gadis itu terus menyusuri mencari seseorang. "Apa dia belum datang?" ucap gadis itu sambil melihat jam yang ada di tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan, dan tiba-tiba saja ada yang berteriak memanggil namanya. "Jihan ... hai...!" teriak gadis berhijab yang ada di seberang sana sambil berlari dan melambaikan tangannya kearah Jihan. "Hai Wilda!" seru jihan sambil memeluk sahabatnya itu setelah mereka bertemu. Wilda adalah sahabat Jihan, mereka bersahabat dari Sekolah Menengah Atas jadi mereka sudah sangat akrab dan sekarang mereka bersama lagi di Universitas Jakarta. "Kita langsung ke kelas atau mau ke kantin dulu?" tanya Jihan pada sahabatnya. "Ke kelas aja yuk." jawab Wilda. Jihan dan Wilda berjalan bersama, mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan. Setelah beberapa saat kini mereka berdua sudah sampai di gedung kelas. Di dalam ruang kelas sudah ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang sudah duduk di dalam ruang kelas. Ada yang bermain ponsel dan ada yang tampak mengerjakan tugas dengan laptopnya. Wilda kini meletakkan tasnya di atas meja. "Oh iya Jihan, dari gosip-gosip yang aku dengar nih dikelas kita akan ada anak baru loh," kata wilda sambil menarik kursi untuk dia duduk di belakang Jihan. "Masak sih, kamu tahu darimana?" Jawab Jihan sambil membaca buku. "Ya taulah, kemarin pas aku ke kantin beli minuman gadis- gadis di sana pada ngomongin itu." ucap Wilda dengan semangat. "Kamu nguping ya?" goda Jihan. "Enggak. Kan aku tidak sengaja dengar, katanya sih dia tampan banget loh Jihan, katanya lagi pindahan dari Belanda." Wilda senyum-senyum sendiri sambil membayangkan seberapa tampannya anak baru itu nanti. "Oh..." Jihan menganggukkan kepalanya sambil menatap buku yang sedang dibacanya. Semua mahasiswa mulai masuk ke dalam kelas, Sedangkan Jihan dan Wilda sudah berada di dalam kelas dari tadi. "Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Selamat pagi semua," kata dosen wanita yang baru saja masuk ke dalam ruang kelas. "Selamat pagi Bu," Jawab semua mahasiswa bersamaan. "Hari ini di kelas kita akan kedatangan mahasiswa baru, dia pindahan dari Belanda, semoga kalian bisa berteman dengan baik." seru dosen wanita itu sambil melambaikan tangannya kepada mahasiswa barunya yang berada diluar kelas. Alex tersenyum saat berjalan menuju ke dalam ruang kelas, kaca mata hitam menghiasi wajah tampannya. "Wah ... ganteng banget sih." bisik para mahasiswi yang berada di kelas itu. "Sekarang kenalkan nama kamu." ucap dosen wanita itu pada Alex. Alex mengangguk dan melepas kaca mata hitamnya. "Selamat pagi teman- teman, kenalkan nama saya Alexandro biasa dipanggil Alex." ucap Alex sambil sedikit tersenyum. "Alex, silahkan kamu duduk di kursi kosong yang ada di sebelah sana," Kata dosen wanita itu pada Alex. "Baiklah sekarang kita mulai pelajaran kita hari ini, jadi kenalannya nanti saja kalau jam istirahat." Kata dosen wanita, karena ia mendengar beberapa mahasiswi yang sedang berbisik saat melihat Alex anak baru itu. "Hu...!" riuh para mahasiswa secara bersamaan. Dosen tersebut menjelaskan pelajaran hari ini. Semua mahasiswa mendengarkan dengan baik. Sedangkan Alex, dia lebih memilih memperhatikan gadis berhijab dari pada mendengarkan Dosennya. Jam istirahat telah tiba. Saatnya semua mahasiswa keluar dari kelas. "Hai Jihan kamu kok melamun, melamunin siapa sih?" tanya wilda sambil menepuk punggung sahabatnya itu. Jihan tak menjawab, gadis itu hanya diam dan menatap sahabatnya. "Jihan lihat itu mahasiswa baru itu melihat kita terus, kenalan yuk." ajak wilda sambil menarik tangan jihan. "Tidak mau, malu tau," jawab Jihan. "Ya ... Jihan, sayang kan cowok setampan itu kita biarkan sendiri tanpa berkenalan." rengek Wilda namun tak di indahkan oleh Jihan. Sedangkan alex yang duduk di bangku sebelah sana terus menerus didatangi banyak gadis yang mau berkenalan dengannya, karena anak baru itu sangat tampan keturunan Indonesia Belanda, jadi ketampanannya membuat para gadis jatuh hati, banyak gadis yang ingin berkenalan dengannya, tetapi entah mengapa tatapan pemuda itu selalu tertuju pada gadis cantik berhijab itu. "Alex, kenalan dong!" ucap beberapa gadis yang mulai menggodanya tetapi tidak digubris oleh Alex. Pemuda itu terus memandangi gadis berhijab itu, seakan matanya tidak pernah berkedip sedikit pun. Jauh didalam hati Alex, ingin sekali berkenalan dan mendekati gadis itu. Tatapan Alex membuat jihan malu dan segera gadis itu mengajak sahabatnya keluar dari ruang kelas itu. "Kantin yuk Wilda," ajak Jihan yang juga disetujui oleh wilda. Mereka berdua kini berjalan menuju kantin setelah membeli minuman dan pesan makanan Jihan dan Wilda duduk di kursi kantin. "Jihan, apa kamu kenal sama cowok baru itu?" tanya Wilda penasaran, karena sejak pertama kali datang anak baru itu terus melihat Jihan. "Tidak kenal, memangnya kenapa?" jawab jihan dengan cepat. "Dia itu lihatin kamu terus, apa mungkin dia menyukaimu?" tanya Wilda, sahabat Jihan itu masih sangat penasaran. "Alhamdulillah, makanan sudah datang, ayo kita makan, aku sudah lapar," Jihan berhasil mengalihkan pertanyaan sahabatnya. "Ayok lah kita makan." Wilda kini mulai menikmati makanan yang ada didepannya dan mulai melupakan pertanyaannya. Untung saja makanan segera datang Jihan bisa menghindari pertanyaan dan rasa penasaran wilda sahabatnya. **** Pulang kuliah, wilda mengajak Jihan Jalan-jalan ke perpustakaan untuk mencari buku. Jihan dan Wilda sedang melihat buku- buku yang tertata rapi di rak. Di perpustakaan itu banyak orang yang sedang membaca buku, Sedangkan jihan dan wilda masih sibuk mencari buku di sana. Setelah menemukan beberapa buku yang mereka cari perpustakaan itu. Kini akhirnya mereka meminjam beberapa buku, untuk belajar di rumah. "Kamu sudah dapat bukunya Wil?" tanya Jihan pada sahabatnya. "Udah dong, ini buku- buku yang akan aku pinjam." Jawab Wilda sahabat Jihan itu sambil menunjukkan beberapa buku yang dipinjamnya. "Kamu gimana sudah dapat juga?" Wilda bertanya pada Jihan. "Alhamdulillah sudah, pulang yuk, sudah sore nih, kita juga udah dapat banyak buku soalnya." ucap jihan sambil memeluk buku yang dipinjamnya dari perpustakaan. "Ayok." jawab wilda sambil mengangguk. Mereka keluar dari perpustakaan dengan sangat senang, karena bisa meminjam buku yang mereka butuhkan buat belajar. Mereka berdua berjalan pelan meninggalkan tempat tersebut. Setelah melewati pintu gerbang Universitas, mereka berjalan menuju halte terdekat untuk menunggu bus yang akan lewat. "Jihan, kita beli eskrim itu yuk." Wilda menunjukkan jari tangannya kearah penjual es krim itu sambil tersenyum kearah sahabatnya. Yang juga disetujui oleh gadis berhijab itu dengan anggukan. Mereka berdua berjalan mendekat. "Pak eskrim dua ya." Wilda memesan dua eskrim untuknya dan Jihan. "Iya neng, mau rasa apa?" tanya penjual eskrim itu. "Aku coklat aja deh, kalau kamu rasa apa jihan?" "Strawberry," Akhirnya mereka makan es krim bersama sambil duduk di kursi yang sudah disediakan, mereka menikmati es krim itu, sambil bersendau gurau. Bahagia itu sederhana ketika kita bisa tersenyum dan tertawa bersama sahabat itu sudah cukup membuat kita bahagia. Setelah makan es krim mereka berjalan sambil menunggu busway lewat, Jihan dan Wilda duduk di bangku halte, tak lama mereka menunggu sebuah busway warna merah lewat dan berhenti tepat di depan mereka. Jihan dan Wilda masuk dan mencari tempat duduk yang ada di dalam busway. kebetulan ada kursi yang kosong dan mereka-pun duduk bersama. "Jihan besok berangkat kuliah jam berapa?" tanya Wilda memulai percakapan setelah berada di dalam bus. "Seperti biasanya saja." jawab Jihan sambil tersenyum. "Oke lah, besok berangkat bersama ya." ajak Wilda. Jihan tak menjawab, ia hanya mengangguk sambil tersenyum. Setelah beberapa Busway itu melaju. "Aku bersiap turun dulu ya Jihan, soalnya rumahku sudah dekat." ucap Wilda. Wilda segera turun dari busway setelah turun tangannya melambai kearah Jihan. *** Jihan sudah sampai di depan rumah, ia melihat Abah dan Ummi sedang duduk di kursi yang ada di teras depan rumah. "Assalamualaikum Ummi, Abah," Jihan segera mencium punggung tangan ummi dan Abah, setelah itu Jihan ikut duduk bergabung duduk di kursi bersama Ummi dan Abah. "Tumben pulangnya sore?" tanya Abah Abdul pada Jihan. "Iya Bah, tadi Wilda mengajak Jihan ke perpustakaan untuk mencari buku buat belajar membuat skripsi." jawab Jihan. "Jihan mau mandi dulu ya Bah, Mi, gerah soalnya ini." lanjut Jihan meminta izin. Jihan segera masuk ke dalam rumah menuju ke dalam kamarnya, ia segera mandi dan berganti baju, tak lama setelah selesai mandi suara Azan maghrib sudah berkumandang, itu tandanya mereka sekeluarga harus bersiap untuk Solat berjamaah bersama di Masjid. **** ----------------------------------------- Nanti siang aku update lagi part 03 ya gaes... Jangan lupa kasih lovenya biar aku semangat menulis.. Salam kenal dari saya : Isna Auliya Riyadi
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD