"Maafkan aku, Mas. Syukurlah akhirnya kamu bisa sadar dan sehat kembali. Jika tidak, maka aku akan menyesal seumur hidupku." Mbak Lita berkata sembari memeluk erat tubuh Mas Hanan. Tidak mempedulikan aku, istri dari pria yang dia peluk sedang berada di antara mereka. "Apa yang kamu lakukan, Ta. Lepaskan pelukanmu, tidakkah kamu lihat ada istriku di sini," seru Mas Hanan sambil mengurai pelukan Mbak Lita. Bisa-bisanya wanita itu memeluk suamiku begitu saja, jika aku tahu dia akan melakukan hal tersebut, tak akan kubiarkan pintu lift tetap terbuka. "Maaf, Nia. Aku terlalu emosional," ucap Mbak Lita sambil menatapku. Aku hanya diam tak merespon ucapnya. Emosional, katanya. "Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan, aku meminta maaf secara tulus pada kalian berdua. Aku harap kalian

