POV Nia. "Nia ... Sini Nak, bunda mau bicara," panggil Bunda padaku yang sedang asyik membaca di sudut kamarnya. Sejak beberapa hari ini, entah kenapa aku tidak ingin tidur di kamarku sendiri. Aku ingin tidur bersama Bunda. Namun saat wanita yang sudah melahirkanku itu memanggil, sering kali aku tidak enak hati saat mendekati padanya. Bukan apa-apa, aku hanya takut seperti yang terjadi pada ayah dulu, saat ayah banyak berpesan padaku, nyatanya itu adalah pesan terakhirnya. Esoknya, cinta pertamaku itu meninggal dunia. Bunda yang sakit parah tapi ayah yang pergi duluan, seakan mereka sedang merencanakannya janji sehidup semati. Aku sangat terpukul dengan kejadian itu, kehilangan ayah dengan cara mendadak tanpa sakit. "Iya, Bun," sahutku sambil mendekat padanya. "Buka laci dan ambil

