"Selamat pagi, Bu Nia," sapa Pak Abbas begitu aku memasuki ruangannya. Datang ke kantor pertama kali, tujuanku malah ruang kerja Mas Hanan. Aku ingin mengingat saat dia duduk dengan sehat di kursi itu. "Pagi, Pak," sahutku sambil tersenyum. "Ada yang bisa dibantu?" Tanya Pak Abbas. "Tidak, Pak. Saya hanya ingin melihat meja kerja di mana dulu Mas Hanan bekerja." Kata Kak Wisnu sudah ada penggantinya, aku hanya merindukan tempat melihat tempat itu. Berharap suatu saat nanti suamiku akan kembali sehat dan bekerja. Tak mau membuat suasana ruangan tak nyaman, aku memilih kembali ke tempat di mana seharusnya aku berada. Tak jauh dari pintu masuk, aku bertemu dengan Mbak Lita. Wanita itu berjalan ke arahku dan menyapa. "Bagaimana kabar Mas Hanan?" "Masih begitu-begitu saja, Mbak

