Kutepikan mobil dan kuhentikan lajunya mendengar ancaman Husniah. Tak akan kubiarkan ancaman itu menjadi kenyataan bagaimanapun caranya, jika Husniah benar-benar melakukannya, kupastikan aku akan dengan mudah kehilangan dirinya. "Nia, kenapa kamu jadi seperti ini. Kupikir beberapa bulan sebelum kau pergi, hubungan kita sudah membaik. Lalu kenapa tiba-tiba saja kamu pergi begitu saja?" Aku masih penasaran dengan alasan kepergiannya. "Bukankah kita sepakat untuk memulai semuanya dari awal," imbuhku lagi. "Kamu pendusta, Mas. Apa yang kamu katakan padaku berbeda dengan yang kamu katakan padanya," ucap Husniah dengan nada sengit. "Padanya siapa? Lita maksudmu? Aku sudah menyelesaikan masalahku dengannya, Nia." "Bohong!" "Aku tidak bohong padamu, Nia." Kuraih tangan yang sejak tadi b

