Drake pun menggelengkan kepalanya. Cincin seharga 8 juta dolar itu lenyap begitu saja. Hilanglah harapannya untuk bertahan lama dan mendapatkan tunjangan hari tua nanti di perusahaan ini. Masa depan dari angan-angan Christian tampak mustahil berhasil.
Adelle mengulurkan tangannya setelah Christian setuju untuk memenuhi permintaannya.
“Deal.” Christian tersenyum dan jabatan tangan Adelle.
“Deal.”
Setelah perbincangan singkat tadi, Adelle pamit untuk undur diri dan Christian mengantarkannya ke bawah. Suasana di lobby kantornya mendadak heboh karena baru pertama kali bos mereka menerima tamu. Dan tamunya adalah putri sulung bangsawan Cameron.
Siapa saja yang melihatnya tentu saja tidak bisa berkata-kata.
“Datanglah ke kediamanku pukul tujuh malam.” Kata Adelle sebelum masuk ke dalam mobil.
Christian tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menjalin pertemanan dengan Adelle. Setelah mereka berteman, sikapnya langsung berubah dan tak lagi defensive seperti tadi. Itu menjelaskan jika memang Adelle tipe wanita yang sangat berhati-hati sekali.
“Tentu.” Adelle tersenyum tipis sebelum ia masuk ke dalam mobil dan ia beserta para pelayannya pergi meninggalkan gedung Grayford.
“Entah siapa yang memberi julukan Greedy Fox itu. Julukan itu sangat, sangat, sangat cocok dengannya.” Kata Drake yang menatap kepergian Adelle.
Dunia mungkin saja runtuh di tangan Adelle dan wanita itu akan menjadi penguasa dunia yang tamak dan dibenci rakyatnya. Drake akan jadi penulis yang menuliskan sejarah itu dan akan dijadikan dongeng untuk anak-anak.
“Sikapnya berbeda setelah aku berhasil berteman dengannya.” Kata Christian masih saja terbang di atas awan halusinasi.
“Ck! Ia bahkan tidak mengucapkan terima kasih setelah kau memberikan dua barang antik sekaligus padanya. Apakah wanita seperti itu layak mendapatkan semua yang kau punya?” Tanya Drake sanksi sekali Adelle pantas menerima semua ketulusan Christian.
Memang sulit jika pria jatuh cinta untuk pandangan pertama dengan seorang gadis. Terutama Christian sendiri adalah tipe pria yang tulus mencintai. 10 tahun dia bekerja bersama Christian, Drake tidak pernah mendengar sedikit pun Christian mengungkapkan isi hatinya seperti ini.
“Layak. Dia sangat layak, Drake… Ayo, kita ke rumah sakit sekarang.” Drake menghela nafasnya lelah.
“Baiklah.”
Drake pun mengantar Christian ke rumah sakit. Dalam perjalanan, Drake tidak henti-hentinya memikirkan nasib huubungan Christian dengan Adelle di masa depan. Ia takut Christian akan bunuh diri karena tidak berhasil dengan cinta pertamanya.
Terutama sikap Adelle yang terlalu luar biasa. Dan juga, Adelle itu tujuh tahun lebih tua darinya. Tentu saja dari segi pengalaman percintaan, Adelle lebih unggul. Sedangkan Christian masih di tahap nol kecil.
“Barley Burton resmi dihapus dari daftar High Collector. Dan seluruh asset yang dimilikinya habis tak tersisa untuk membayar tuntutan dari wanita itu. 30 juta dolar. Keluarga Burton sampai berhutang dengan Cameron karena mencicil 15 juta dolar dengan bunga yang tidak kecil tentunya.” Kata Drake mulai membuka topik hangat semalam.
Christian tentu saja tahu akan hal itu. Jika dipikirkan lagi, perilaku Barley Burton semalam memang keterlaluan dan mengancam nyawa. Adelle yang dilihatnya semalam juga tidak lebih seperti wanita pada umumnya.
Dia lemah dan rapuh. Bahkan saat Christian menarik tangannya semalam, Adelle seperti tidak memiliki tenaga karena ringannya tubuh itu. Apakah Adelle makan dan merawat kesehatannya dengan baik?
“Dia pantas mendapatkannya.” Kata Christian yang kali ini Drake setuju dengannya.
“Aku lihat pelayannya yang berambut putih itu hampir menghantamkan botol champagne ke belakang kepala Barley. Jika kau keamanan tidak segera datang, sudah dipastikan Barley mati malam tadi malam.”
Christian bertopang dagu tidak suka jika membahas ketiga pelayan Adelle. Ada rumor miring tentang Adelle dengan para pelayannya itu. Ada yang mengatakan bahwa Adelle menguasai tiga pelayan sekaligus untuk melayaninya. Melayani dalam bentuk negatif.
Tapi melihat bagaimana Adelle berinteraksi dengan ketiga pelayannya itu, tampaknya mereka adalah sahabat sejak lama. Tidak ada yang tahu kenapa Adelle selalu pergi dan ketiga pria itu selalu mengantar kemanapun Adelle pergi.
“Yang pasti mereka bukan pelayan biasa. Hasil didikan Cameron atau tidak, aku tidak peduli.” Ucapnya dengan nada dingin. Drake menghela nafasnya karena dia juga tidak tahu informasi apapun tentang ketiganya.
-Cameron Manor-
Adelle pulang ke kediamannya dengan hati gembira sekali. Tidak hanya jackpot dari keluarga Burton yang ia dapatkan, ia juga mendapatkan hadiah sekaligus perasan perhiasan antik dari Christian. Yang tentunya secara cuma-cuma.
“Sampai sekarang aku tidak habis pikir kau bisa memaafkannya secepat itu, Adelle. Apa kau tidak curiga dengan niatnya mendekatimu?” Alden bertanya seakan ingin membuang kotak hitam yang dibawanya melalui jendela.
“Seandainya aku tahu kau akan menerima tawarannya, sudah sejak awal aku datang sendiri ke kediamannya dan menghajarnya sampai puas. Pria berengsek sepertinya sudah sepatutnya dihajar.” Kata Dale menimpali sambil berkacak pinggang. Adelle sendiri terkikik sendiri dan Sullvian bertambah jengkel mendengarnya.
“Aku sudah berniat untuk memerasnya jika dia tidak bisa memberiku alasan. Apa kalian tidak penasaran dengan semua koleksi benda antik yang dimilikinya? Ini kesempatanku untuk melihat-lihat dan memudahkanku untuk membeli benda antik yang aku inginkan darinya.” Sullvian memilih untuk mengabaikan perkataan Adelle dan menyalakan rokoknya.
“Tapi tetap saja! Niat pria itu sudah jelas buruk padamu. Bagaimana jika pagi tadi dia membawa pisau dan membunuhmu saat kau tidur? Apa kau tidak berpikir sampai kesana?” Adelle memutar matanya malas dan berlari kecil menuju kamarnya. Tidak penting sekali mendengar perkataan Dale.
“Letakkan perhiasan ini di kamarku dulu. Aku ingin memastikan benda ini asli atau tidak.” Alden mendengus malas karena dia tahu apa yang akan dilakukan Adelle di dalam kamar.
“Katakan saja jika kau ingin mencobanya dulu. Tidak perlu beralasan.” Adelle terkekeh. Tingkahnya yang kekanakan itu membuat Dale malas sekali meladeni Adelle. Sikapnya yang lunak jika sudah mendapatkan barang antik membuat Dale heran.
Setelah perhiasan langka itu sudah ada di atas meja, Adelle segera mencuci tangan dan tak lupa ia mengenakan sarung tangan khusus sebelum menyentuhnya. Seperti protokol wajib yang selalu ia siapkan setiap kali akan menyentuh barang-barang antiknya.
Itu memang perhiasan set dengan kalung tiga buah permata yang cantik. Christian tampaknya punya selera yang mirip dengan Adelle. Batu permata yang berkilauan itu benar-benar cantik saat Adelle menyinarinya dengan senter.
Tidak semua barang antik itu memiliki daya jual tinggi. Dan akhir-akhir ini permintaan untuk perhiasan langka semakin tinggi. Pelelangan juga sedang gencar sekali open bit untuk setiap perhiasan langka sebelum pelelangan.
Sehingga para High Collector seperti Adelle masih sudi datang dan ikut mematok harga seperti collector lain. Namun memang kelas seperti mereka ini sangat berbeda dengan kelas kecil seperti pria gemuk yang berteriak heboh di pelelangan semalam.