Setelah singgah sebentar di rumah Gaveska, kini mereka bergegas kerumah El, tak lama mereka sampai di rumah El, mereka menunggu di teras tanpa menunggu lama pun El keluar dari rumah nya mengenakan rok jeans putih pendek lalu baju berlengan sepundak dan tas yg ia selempangi serta sendal jepit kesayangan nya, sedangkan Gaveska tadi memakai celana jeans hitam baju berlengan pendek selengan juga dan sepatu sneakers putih.
"Eh,eh! tunggu tunggu, kita foto dulu gurls." ucap El terlihat heboh.
Jevarr mengernyitkan dahinya lalu tak lama ia mengangguk.
"Minta potoin siapa nyet?" tanya Gaveska menatap El bingung.
"Mari kita tanya pada peta Katakan peta, peta... Lebih keras, PETAAAA" teriak El, mulai tak waras.
Jevarra dan Gaveska sudah menggeleng kan kepalanya "GAUSAH NGEGAS MONYET!" teriak Gaveska tak kalah dari El.
"Lama lama gue slepet nih usus lo pada." Kesal Jevarr melihat tingkah sahabatnya ini.
El melihat tukang kebun rumahnya.
"Eh, eh, mang, minta tolong potoin kita bertiga dong."
"Eh iya, neng."
El langsung menyerahkan handphone nya pada mang Jajang "Tolong ya, mang,"
"Siap neng."
1.
2.
3.
Cekrek
"Nih neng handphone nya." mang Jajang langsung melanjutkan kegiatan nya mencabut rumput.
Jevarra melihat hasil fotonya,
"Kirimin ke gue sekarang gue pengen upload i********:, cepet!" kata Jevarra sambil menggoyangkan bahu El.
"Biasa aja setan." teriak Gaveska.
"Iya maap ratu setan." ujar Jevarra.
El langsung mengirim poto nya kepada Jevarra, tak lama Jevarra langsung mengupload foto tersebut di aplikasi berwarna pink gradasi ungu itu.
Setelah selesai update foto di sosial media. Jevarra memasuki mobil nya.
El dan Gaveska tersenyum hangat lalu mereka mengikuti Jevarra berjalan memasuki mobil nya "Mau kemana?" tanya El.
Jevarra berpikir sejenak,
"Gimana kalo kita ngemall dulu, nyalon, makan, sekalian gue mau beli buku novel terbaru." jelas Jevarra nenatap kedua sahabat nya.
Gaveska menganggukan kepalanya,
"Iya iya boleh tuh, lagi juga udah lama ga ngemall."
"Oke, ayo!! " teriak El begitu antusias.
Jevarra pun menginjak gas mobil nya lalu melajukan mobil nya meninggalkan pekarangan rumah El dan menuju mall yang cukup besar di daerah Jakarta.
***
Madhava memasuki halaman rumah nya, ia memarkirkan motor ninja hitam legam kesayangan nya, baru saja membuka knop pintu nya ia sudah melihat Kala adik nya menghampiri nya.
Kala pun tersenyum hangat pada abang nya yang baru saja memasuki rumah.
"Bang, abang makin ganteng aja sih?"
Madhava memutar bola matanya malas, ia tahu jika Kala sedang memuji pasti akan meminta sesuatu "Mau apa?" tanya nya langsung.
"Hehe abang emng ter the best deh pokonya, tau aja Kala lagi pengen sesuatu." Cewek dengan rambut di gerai itu pun menunjukan deretan gigi nya yang putih dan rapih.
Madhava menaikan alis tebal nya,
"Apa?"
"Anterin Kala ke mall ya bang, mau beli buku." kata Kala sambil mengerucutkan bibirnya.
"Gak, males." jawab Madhava.
"Ihh! ayolah bang, please. Nanti Kala traktir permen kiss yang ada bacaan dibelakang nya buat kasih ke doi, secara abang kan jarang ngomong." cibir Kala menatap Madhava.
Dan langsung di balas tatapan tajam oleh Madhava.
Kala langsung tersenyum paksa saat melihat tatapan tajam abang nya
"Eh, salah ngomong deng Kala."
"Bang Dheta?" Tanya Madhava melihat sekeliling rumah.
"Ish, kalo ada bang Dheta dari tadi juga Kala udah pergi sama bang Dheta kali." ucap nya sambil memanyunkan bibirnya.
"Ayolah bang, ya? ya?" Kala memasang muka melas nya, ia tahu pasti abang nya yg satu ini akan luluh.
Madhava menghela nafas nya dengan kasar,
"Yaudah, tunggu "
"Yes! yuppy! jalan jalan sama abang ganteng." teriak nya.
Madhava berjalan ke kamar nya untuk berganti baju, tak lama Dhava berganti baju ia langsung menemui adik nya yang meminta Dhava untuk menemani nya, sebenarnya Madhava mau saja, apa sih yang engga untuk adik kesayangan nya namun ia ingin melihat wajah lucu adik nya saat memohon.
Madhava melihat Kala sedang duduk disofa menunggu nya sambil bermain handphone, "Ayo!"
Kala menatap Madhava dari ujung rambut hingga mata kaki, ia berdecak kagum saat melihat abang nya yang tampil selalu tampan, namun ia bingung mengapa abang nya ini masih jomblo? Ah sudah lah.
"Eh iya ayo bang, naik apa? Motor abang aja ya?" tanya Kala.
"Mobil, diluar mendung." jelas Madhava melirik keluar.
Dan dijawab anggukan oleh Kala, mereka pun berjalan beriringan menuju mobil dan memasuki mobil itu, Madhava melajukan mobil nya keluar dari bagasi rumah nya dan menuju Mall.
"Bunda kemana?" tanya Madhava yang masih fokus menyetir.
"Tadi katanya mau arisan di rumah teman nya."
Madhava hanya ber'oh' ria dan lanjut fokus menyetir mobil nya.
****
Ketiga gadis itu keluar dari salon dengan senyum yg menghiasi wajah cantik mereka.
"Ahh, rasanya segar banget kalo habis nyalon gini." ucap El sambil mengibas ngibas kan rambutnya bak sedang iklan shampo.
"Unch El! lo cocok jadi—" kata Gaveska menggantungkan ucapan nya.
El mengernyitkan dahinya,
"Cocok jadi?"
"Duta sampo lain " jawab Jevarra asal.
El tertawa, "HAHAHA betul."
El mengerucutkan bibirnya.
"Aku jadi duta shampo lain? Dulu pernah dan keliatan nya " desis nya sambil memainkan rambutnya.
"Keliatan nya?" tanya Jevarra sambil menahan tawa nya.
"Eh? Apa ya lupa gue njir." jawab nya sambil menyengir.
Gaveska memutar bola matanya.
"Ck, dasar ke iklanan lo" ledek Gaveska.
"Hehehe."
"Udah yuk! makan dulu bentar, laper guee, nanti abis ini gue ke toko buku." jelas Jevarra pada kedua teman nya.
"Beli novel apa lo, Jev?" tanya El.
Pasal nya memang Jevarra ini si penggila novel, setiap ada novel keluaran terbaru pasti ia membeli nya.
"Kepo lo kek Dora!" ucap Jeva dan langsung melangkahkan kaki menuju restaurant yg ada disana bersama Gaveska.
El mendengus kesal dan mengikuti Jevarra, "s****n lo boots!"
Ketiga perempuan itu memasuki restoran yang cukup ramai. Tapi untung saja masih ada beberapa meja yang kosong. Setelah mendapatkan tempat duduk, mereka memesan masing masing sesuai selera. Tanpa menunggu waktu yang lama akhirnya pesanan mereka datang.
"Cowok kayak Madhava kira kira udah pernah punya pacar belum ya?" tanya Jevarra di sela sela makan nya.
"Mana saya tau, saya kan ikan." ucap El asal.
Gaveska terkekeh, lalu melirik El.
"Ikan teri lo mah!"
"Ih! gue nanya serius tahu."
"Jangan serius serius ah, masih muda."ucap El, lagi.
Jevarra mendengus kesal, "Kenapa gue sabar banget sih sahabatan sama lo El? Delapan tahun temenan! Ih bosen banget gue."
"Gue gini gini orang nya ngangenin tahu!" ledek El melirik Jevarra.
"Tau ah, nyebelin lo pada."
****
Sepasang remaja itu memasuki kawasan mall yang cukup besar, mereka seperti sepasang kekasih yang sangat serasi, si lelaki begitu tampan dan si perempuan begitu cantik.
Banyak yang menatap takjub, dan tak sedikit juga yg menatap iri pada gadis yg begitu di manja oleh sang lelaki, pasti mereka mengira bahwa sepasang remaja itu ada sepasang kekasih yang tengah menghabiskan waktu bersama.
Padahal mereka adalah hanya sepasang adik-kakak saja, Yup! siapa lagi kalau bukan Madhava dan Kala.
"Ehm bang, masa Kala ditatap sinis si sama mba mba yang di ujung sana tuh lagi liatin kita." ucap nya pelan.
Madhava mengikuti pandangan adik nya,
"Gausah diliatin." jawabnya cuek.
"Bang liat deh kita kaya psangan romantis pake baju kaya couple an gitu, Kala pake jeans putih lalu kaos hitam, sementara abang pake jeans hitam pake kaos hitam." kekeh Kala.
"Hm."
Kala bergelayut manja di lengan Madhava, sementara Dhava tidak pernah risih dan sudah biasa dengn sikap manja Kala.
Kala memang sudah kelas 3 SMP namun kelakuan nya seperti bocah kelas 3 SD.
Kala menarik Madhava memasuki toko buku, dan Kala segera menjelajah toko buku itu mencari apa yang ia ingin kan.
"Abang tunggu sini, Kala mau kesitu bentar, jangan kemana - mana nanti abang hilang lagi." ledek Kala menatap Madhava yang tingginya jauh diatas Kala.
Madhava menatap tajam ke arah Kala, namun Kala hanya terkekeh lalu meninggalkan Kala.
Madhava mengedarkan pandangan nya membaca judul judul buku, sampai ia melihat satu buku dan mengambil nya, buku ini mengingatkan nya kepada seseorang lalu tanpa sadar ia menarik sudut bibir nya menjadi sebuah lekungan, yap, Madhava tersenyum.
Ia tersenyum karena memikirkan gadis itu yg memberi buku yang menyuruh nya untuk tersenyum.
"Ekhem!" deheman seseorang membuat Madhava tersentak.
Cowok itu mendongakkan kepalanya menatap seseorang didepan nya, Madhava semakin tersentak kaget namun sebisa mungkin ia tutupi dengan wajah datar nya.
Gadis itu memberikan senyuman hangat untuk Madhava, "Hi, Madhava!"
Madhava mengernyitkan dahi nya, ini sungguh gila mana mungkin gadis yang ia pikirkan kini ada didepan nya, pasti ini hanya halusinasi nya saja.
Gadis itu melayangkan tangan nya didepan Madhava, "Madhava, helooo! kok bengong?" tanya nya.
Sapaan nya membuat Madhava sadar dari lamunan nya "Ternyata nyata?" Batin Madhava.
"Jevarra?" ucap Madhava.
Jevarra kembali tersenyum saat Madhava menyebut namanya, "Aduh, selalu gini kalau dengar suara Madhava, gue deg deg an banget." batin Jevarra.
"Iya, Dhava. Lo ngapain? Beli buku?" tanya Jevarra. Sebenarnya ini pertanyaan bodoh, karena, hey ini toko buku. Tentu saja Madhava akan membeli buku, tidak mungkin membeli sepatu kan?
"Gak." jawab nya.
Jevarra menganggukan kepalanya mantap
"Ohh, kirain gue lo beli buku."
Tak lama pun namira mengernyitkan dahi saat ia melihat gadis cantik berjalan menuju Madhava.
"Bang, Kala udah dapet novel nya nih." seru nya sambil menunjukan novel yg ia genggam.
Kala menyadari bahwa ia tidak berdua saja bersama abang nya melainkan seorang perempuan cantik yang sedang senyum ramah dihadapan nya.
Kala menatap Madhava lalu ia beralih menatap Jevarra, "Halo kak! Kakak pacar nya bang Dhava ya? " goda Kala.
Madhava melirik tajam kearah Kala.
"Eh, bukan bukan, cuman temen aja kok.” ujar Jevarra salah tingkah.
"Aduh, tapi pengen lebih dari sekedar teman kan?" goda nya lagi, ucapan Kala sukses membuat pipi Jevarra memanas.
"Kala!" tegur Madhava.
"Eh iya iya bang sorry. Btw kak, nama kakak siapa? Cantik banget sih." tanya Kala.
"Nama aku Jevarra, kamu Kala ya? Hahaha, bisa aja, makasih ya! kamu juga cantik kok." kata Jevarra sambil tersenyum hangat.
"Shaqiel Jaudekala Mahanta, biasa di panggil Kala." ucap Kala penuh semangat.
"Bagus banget namanya."
Lalu Jevarra melihat beberapa tumpukan novel di tangan Kala, " Wah kamu suka baca novel juga ya?" tanya nya.
Kala tersenyum. "Iya kak. Suka
banget baca novel, apalagi yang genre teenfic. Seru kan! Kakak juga suka ya?" ucap nya antusias.
Jevarra menganggukan kepalanya,
"Iya aku juga, padahal dirumah banyak novel yang belum aku baca."
Kala hanya ber'oh' ria sambil menganggukkan kepalanya.
Madhava yang sedari tadi berada di antara 2 perempuan penggila novel ini, hanya diam menyaksikan interaksi mereka.
"Sudah selesai?" pertanyaan Madhava membuat kedua perempuan itu menengok.
"Eh iya bang, udah. Keasikan ngobrol sama kaka cantik jadi lupa kalo ada abang " kekeh nya.
"Ya sudah, ayok." ajak Madhava singkat.
Madhava pun berjalan duluan dan hanya menatap sekilas Jevarra.
"Ehmm, kak Jeva aku duluan ya, udah tau kan kalo bang Dhava itu cuek banget? Tapi tenang kalo udah kenal dia cukup jauh dia itu orang nya perhatian, tapi dia perhatian nya pake cara dia sendiri kak." jelas nya.
Jevarra menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum simpul.
"Iya, Madhava udah terkenal cuek nya kok di sekolah juga."
"Udah selesai ngomongin nya?" Madhava tiba tiba kembali dengan tatapan tajam nya.
Kala memandang takut kepada abang nya itu, tetapi Jevarra hanya terkekeh pelan.
"Ish! abang ganggu aja, yaudah ayo." kata Kala sambil mengerucutkan bibir nya.
"Semangat kak, terus hangat kan sikap dingin bang Dhava dengn sikap manis kakak. Aku dukung, aku tahu kakak suka abang aku kan?" bisik nya pelan sebelum benar benar berlari dan menyusul Madhava didepan nya.
Ucapan Kala spontan membuat Jevarra membulatkan matanya, "Ini adek nya Madhava cenayang kali ya?" Batin nya bingung.
"Woi! Jeva! begong aja lo." teriak El.
"Sorry Jev tadi kita lama ketoilet nya, ngantri soalnya." jelas Gaveska.
Jevarra mendengus kesal "ck, yaudah ayo kita lanjut lagi."
Jevarra beserta El dan Gaveska langsung keluar dari Toko buku ini, tak lupa juga ia membayar buku buku novel nya dikasir.
Setiba nya diluar toko buku, langkah Jevarra terhenti saat ponsel nya berdering.
Jevarra menyipitkan penglihatan nya tertera kontak Papa nya yang muncul di layar ponsel nya.
"Tunggu guys, bokap telfon." ucap nya sambil mengarahkan ponsel nya pada telinga nya.
"Assalamualaikum pa, ada apa?" jawab nya sopan.
"..."
"Iya pa, Jeva masih di mall."
"..."
"Penting banget? Oke pa, kalo gitu Jeva langsung pulang."
"..."
"Waalaikumsalam."
El dan Gave mengernyitkan dahi nya seolah olah bertanya pada Jevarra 'kenapa'
"Papa nyuruh pulang sekarang guys, ada yang mau dibicarain."
"Kayanya penting Jeva, sampe lo disuruh pulng sekarang juga." jawab El.
Jevarra mengangkat bahunya.
"Kayaknya sih gitu."
"Yauudah pulang aja yuk! besok bisa jalan lagi." Seru Gaveska.
"Yuk!"
Mereka pun langsung melangkahkan kakinya menuju parkiran mobil, setelah itu mereka langsung memasuki mobil Jevarra dan Jevarra segera menancapkan gas mobil nya dan berlalu dari mall besar itu.
Otak Jevarra terus memikirkan apa yang ingin papa nya bicarakan.
Setelah mengantar El, kini ia mengantar Gaveska sampai depan rumah nya.
"Bener nih gamau mampir?" pertanyaan Gaveska sama persis dengan pertanyaan El saat ia mengantar El tadi.
Jevarra menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Enggak deh, lain kali aja. Buru buru gue penasaran bokap mau ngomongin apa." jawab nya.
"Oh iya, yaudah hati hati Jev. Jangan ngebut." ujar Gaveska.
"Siap! Gue balik ya." Jevarra langsung menutup kaca mobilnya dan langsung berlalu dari rumah Gaveska menuju rumah nya