Bagian 13

1279 Words
Pagi ini Jevarra berangkat sekolah dengan membiarkan rambut panjang nya kini ia kuncir miring, dengan model rambut sebelah kiri yg membentuk gulungan. Setelah merapikan seragam nya di depan cermin tak lupa ia memakai lip baby untuk bibir pink tipis nya agar tidak kering. Ia langsung mengambil tas ransel nya di pinggir tempat tidur dan menaruh nya di bahu kiri nya, ia melangkah ke luar kamar tak lupa juga ia menutup pintu kamar nya. "Morning All!" sambar Jevarra sambil menarik kursi meja makan nya dan lngsung menduduki kursi tersebut. "Morning Sayang." jawab Hilimi, Violin juga Rara yang sudah duduk di kursi nya masing -masing sambil melahap sarapan nya. Jevarra mengambil roti dengan selai coklat lalu memasukkan kedalam mulut nya. "Nanti pas mau ke bandara gausah jemput aku ya." ujar Jevarra. "Loh kenapa sayang? kamu ga mau nganter ke bandara?" tanya Hilimi mengernyitkan dahinya. "Bukan gitu, Pa. Nanti aku ke bandara nya pulang sekolah lagi juga nanti pasti El dan Gaveska mau ikut " jelasnya. "Hm, yaudah kalau begitu, kamu langsung ke bandara aja ya." sela Violin. Jevarra mengambil gelas yang berisi s**u, ia meminum nya sampai habis. Lalu ia bangkit dari duduk nya. "Aku berangkat." Jevarra langsung mencium punggung tangan orang tua nya kecuali sang kakak. "Woi! lo belum salim sama gue." teriak Rara. "Lupa, kapan kapan aja." kekeh nya yang sudah di depan pintu. Jevarra menyala kan mesin mobil nya dan langsung meninggalkan pekarangan rumah nya. **** Empat motor Ninja dengan warna yang berbeda memasuki parkiran sekolah Pelita Bangsa. Satu persatu pengendara motor itu melepaskan helm full face nya dan itu langsung memakan perhatian seluruh siswa dan siswi. "GILA GILA GILA MADHAVA GANTENG PARAH!" "WOIII GILA ITU ARGA UDAH PULANG!!" "ADUH DARREN GA KALAH GANTENG DARI MADHAVA." "OMG KAIVAN LO COOL ABIS!" "MADHAVA KENAPA GANTENG BANGET SIH??" "BETAH GUE DISINI NGELIATIN COGAN. " Itu lah teriakan teriakan yang Madhava dan kawan kawan dengar, namun mereka hanya memandang acuh. "Haha rindu di teriakin gini gue." seru Arga sambil terkekeh kecil. "Lo kelamaan liburan di Sydney sih." ujar Darren melirik sang sahabat. Madhava dan Kaivan merapikan rambut mereka yang sedikit berantakan karena helm yang mereka pakai. "Gimana ga mau histeris, ini aja tebar pesona." ledek Arga melirik Kaivan dan Madhava. "Bukan tebar pesona b**o, ini emng berantakan." cibir Kaivan. "Kelas or Kantin?" tanya Darren. "Kantin." jawab Madhava singkat. "Yuk lah! Kangen nasi uduk gue." kekeh Arga. "Lagian betah amat si negara orang pak." Cowok dengan nama lengkap Arga Piganantara Tarendra itu pun tertawa kecil. "Jakarta panas bos." Mereka berempat jalan menyusuri koridor sekolah nya dan selama mereka berjalan pula mereka selalu jadi bahan perhatian. *** Jevarra baru saja memasuki kelas nya. "Jevarra kok hari ini cantik banget sih rambut nya di kuncir gitu!" teriak El saat Jevarra melepas tas dari punggung nya. "Apa? Nyalin PR lagi?" tanya nya langsung. "Ee-eh Jevarra tau aja sih." ucap Gaveska sambil menggaruk tengkuknya. "Di tas tuh ambil aja." suruh nya. Ia sudah tahu kebiasaan sahabat nya klo tiba tiba merayu nya di pagi buta ini, lain tak lain adalah menyalin pr nya. "HELLO GAIS INCES KAMBEKKKKK!" teriak seseorang memasuki kelas nya dan langsung memeluk Jevarra, El dan Gaveska. Sontak ketiga perempuan cantik itu pun terkejut. "YAAMPUN ADREA! LO UDAH PULANG? AAA KANGEN BANGET!" teriak El tak kalah histeris dari Adrea atau yang biasa di sapa Rea. "Ah makin ancur aja nih kelas, duo sengklek udah bersama kembali." cibirr Gino saat melewati mereka. "SIRIK AJA SIH BABU!" kesal El dan Adrea bersamaan. Gino hanya memutar bola matanya malas. "Kok lo udah pulang sih Re?" tanya Jevarra bingung. Adrea melirik Jevarra lalu mengerucutkan bibirnya. "Jadi ga senang nih klo gue balik ke Indo?" "Ih bukan gitu Adrea sayang, Maksudnya Jevarra tuh kan lo bilang bakal balik nya lusa kan." jelas Gaveska dengan gemas. "Oh gitu. Ya kan biar keliatan suprise gituuu!"kekeh Adrea. "Hadeh, suprise suprise." "Jadi? " tanya El. Jevarra, Gaveska serta Adrea mengernyitkan dahinya bingung. "Apa?" tanya mereka bingung. "OLEH OLEH NYA MANA ADREA??" teriak El. "s****n! Harus banget teriaknya di kuping gue, Rehuel?" kesal Gaveska sambil mengelus telinga nya. Sedangkan cewek itu hanya menyengir tanpa dosa. "Tenang tenang say, udah gue siapin semua buat kalian." ujar Adrea dengan tersenyum lebar. El mengelus d**a nya. “Alhamdulilah Ya Allah, sahabat hamba ga lupa beliin oleh oleh." Jevarra menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan El. "Buat kalian apa sih yang engga." ujar Adrea. "Emang lo sahabat ter the best deh!" kekeh Gaveska. Mereka masih asik mendengar cerita dari Adrea hingga tak sadar bahwa bell sudah berbunyi sejak tadi dan guru bahasa Indonesia memasuki kelas mereka. "Selamat pagi anak anak." ucap nya saat memasuki kelas. "Pagi bu." Bukan nya menjawab El dan Gaveska malah membulat kan matanya panik, bagaimana tidak panik mereka belum menyalin PR Jevarra karena keasikan mendengar cerita Adrea. "Mampus mampus aduh gimana ini El?!" panik Gaveska menatap El. "Baik anak-anak kumpulkan tugas kalian." tegas bu Tini, guru bahasa Indonesia. Satu persatu mereka mulai mengumpulkan tugas mereka masing masing. "Huft, kena hukuman lagi nih kita?" tanya El. "Ck, lagian bukan dari tadi sih ngerjain nya." seru Jevarra. "Yaudah nih Jeva, kumpulin tugas lo." kata Gaveska sambil memberikan buku tugas Jevarra yang sempat ia pinjam. Bukan nya mengumpulkan Jevarra malah diam sampai guru itu kembali bertanya. "Kurang 4 siapa yang tidak mengerjakan?"tanya bu Tini. "S-saya bu!" unjuk El. "Saya juga bu." Gaveska pun ikut menaikkan tangan kanan nya. "Saya ga tau bu kalau ada PR kan saya baru aja masuk." sela Adrea. "Nggak ada alasan apapun." tegas bu Tini Guru itu mengernyitkan dahinya, "Tiga? Satu lagi siapa?" "Saya bu." ucap Jevarra sambil berdiri dan ketiga teman nya itu membulatkan matanya sempurna. "Jevarra? Tumben tidak mengerjakan? Biasanya kamu selalu mengerjakan, kenapa? " bu Tini mengernyitkan dahinya. "Tapi bu, Jevarra ud-" "Saya lupa bu ketiduran." kata Jevarra cepat memotong ucapan El. "Baik lah karna kalian tidak mengerjakan tugas ibu, kalian hormat tiang bendera sampai istirahat." tegas bu Tini. "Tapi panas tau bu," seru El sambil melihat ke luar kelas. "Gada tapi-tapian, atau hukuman bertambah." Tak mau ditambah hukumannnya Mereka akhirnya keluar kelas dan menuju lapangan. "JEVA! LO GILA YA??? kan lo udah ngerjain tugas lo, Jevarra!” kesal Gaveska. "Yaela kapan lagi kan dihukum bareng gini." kekeh Jevarra. "Tau lo sayang sayang itu tugas udah lo kerjain juga." ujar Adrea. "Tau lo Jev, pake segala bilang ketiduran lagi." gemas El. "Gapapa kali seru, apa lagi bareng kalian kan." ucap Jevarra. "Ga waras nih sahabat gue." cibir Gaveska. "Sorry gara gara gue kalian dihukum." kata Adrea lalu menundukan kepalanya takut sahabat nya marah. "Ya enggak lah! Santai aja, lagi juga salah kita ga ngerjain tugas." kekeh El. "Gimana?” tanya Gaveska sambil melirik Adrea. "Gimana apanya?" tanya balik Adrea. "Gimana rasanya baru masuk udah di hukum." ledek Gaveska. "Kaya ada manis manis nya gitu." jawab Jevarra cepat namun matanya lurus kedepan sambil tersenyum hangat. El, Gaveska dan Adrea mengernyitkan dahinya bingung, mereka pun melirik Jevarra yang sedang asik menatap ke depan. Merasa penasaran dengan apa yang namira tatap, mereka mengikuti tatapan namira yang menatap lurus kedepan. "Pantesan natap nya tanpa ngedip gitu." ucap El menggelengkan kepalanya. "Iya lah, ada Madhava lagi ngiket tali sepatu di depan." ledek Gaveska. "Oh iya jadwal pelajaran kelas Arga kan olahraga jadi pasti Madhava juga olahraga." ujar Adrea menganggukkan kepalanya. "Kan mereka sekelas bodoh!" cibir El kesal. Jevarra masih fokus menatap Madhava yang sedang teliti mengikat tali sepatu nya. "Woi! Hati hati kesambet lo!" teriak El menyadarkan Jevarra dari lamunan nya. "Ih! Kebiasaan." ujar Jevarra langsung melebarkan langkah nya meninggalkan ketiga sahabat nya itu menuju tiang bendera. "Weeh anjir ditinggal!" sesal El. "Lo sih ganggu lamunan dia, udah ayo susul." kekeh Gaveska. Mereka bertiga pun menyusul Jevarra yang sudah hormat di depan tiang bendera di lapangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD