chapter 3

1201 Words
Setelah Lana meredam tangisan Felisha, ia pun berbincang sedikit tentang dirinya dan juga Felisha. Malam semakin larut, Lana pun jauh lebih memilih menginap di rumah sahabatnya tersebut. "Ingat ya sha, jangan pernah sedih lagi. Ingat suamimu Adyatama akan selalu mencintaimu. Dia enggak akan pernah meninggalkanmu, dia fokus bekerja. Lagipula aku pun enggan ikut campur masalah rumah tangga orang lain, tapi karena kamu sahabatku jadi aku memberikan nasihat. Yang aku lihat kamu mencintai adyatama, jadi jangan pernah berbicara aneh-aneh sama adyatama." "Iya Lana, terimakasih ya ... berkat kamu tekananku jadi agak sedikit berkurang, pikiranku selalu memikirkan Nayara, Nayara melihatku dan juga Adyatama," jawab Felisha dengan tersenyum datar. Kedua matanya sembab akibat menangis, dirinya pun mengambil tissue untuk menghapus air matanya kembali. "Yasudah, kamu sudah makan? Jika sudah sekarang jauh lebih baik kamu beristirahat. Jadi sekarang kamu kerja di kantor saja?" "Iya, aku bekerja seperti biasa saja Lana, lagipula ada Nayara. Nayara juga membutuhkan ibunya untuk kegiatan sehari-hari." "Yasudah jika begitu, kamu kan memang sudah menjadi ibu dan juga istri. Jauh lebih baik fokus sama pekerjaan dan anak. Percaya saja sama Adyatama, dia fokus bekerja." Lana membawa sahabatnya Felisha ke ruangan kamarnya, setelah melihat Felisha yang membersihkan diri dari kamar mandi untuk persiapan tidur, rasa khawatir kepada sahabatnya semakin bertambah ketika ia melihat Felisha menangis. Ia pun membawa Felisha menuju ruangan kamar, mengambil selimut yang sudah terlipat di atas ranjang untuk menutupi setengah tubuh Felisha. "Kamu sudah menangis, sekarang waktunya istirahat. Kasihan mata kamu, jangan di biarkan kelelahan. Kamu harus tahu jalan hidup kamu masih panjang, jadi jangan pernah sedih lagi sama Adyatama." "Baiklah, terimakasih ya Lana, selamat tidur Lana. Besok aku bekerja, kalau kamu sudah bangun subuh tolong bangunkan aku juga." "Iya-iya, aku bangunkan tidurnya kalau aku bangun lebih awal." Lana pun menutup pintu kamar Felisha dan berjalan menuju dapur. Mengambil air putih di gelas dan meminumnya, tak lama dirinya pun melepaskan kemeja kerja dan menggantinya dengan pakaian tidur milik Felisha yang sudah Felisha sediakan untuknya. Lana beristirahat di ruangan kamar untuk tamu, Felisha yang bersedih kini sudah tenang karena Lana membantunya untuk tenang. "Syukurlah kamu sudah agak tenang. Beruntung aku langsung tahu kabar tentang kamu dan juga Adyatama. Bagaimanapun juga Adyatama pimpinanku di kantor, apalagi kamu juga bekerja di anak perusahaan dimana Adyatama bekerja. Besok aku bisa bekerja dengan baik jika Felisha sudah tenang." Hari semakin larut, banyak suara-suara kendaraan lewat karena rumah Felisha dekat dengan jalan. Lana yang khawatir akan sahabatnya tersebut kini mulai tenang karena sudah menjenguk keadaan sahabatnya Felisha yang sedang di ambang perceraian bersama Adyatama. Pukul 04.00 pagi. Tok ... tok ... "Fel, bangun yuk. Sudah pagi, jangan sampai kamu kesiangan bekerja," ucap Lana dengan mengetuk pintu ruangan kamar Felisha. Lana membuka pintu kamar Felisha. Melihat Felisha yang berkeringat di pakaian tidurnya, membuat Lana memeriksa kening dan juga tangan. "Ya ampun Fel, kamu demam? Tubuh kamu panas Fel, kamu mau berobat? Atau aku panggilkan dokter ya, Mau? Sebentar aku ambilkan sebaskom air dingin untuk kamu." Anggukan dari Felisha pun terlihat, "Lana, enggak usah. Aku merepotkan kamu, enggak usah Lana." "Enggak usah bagaimana? Jelas-jelas di rumah kamu hanya ada aku dan kamu yang usia dewasa. Nayara belum bangun tidur. Lebih baik aku kompres kening kamu, Nayara belum bangun. Kalau dia bangun dan lihat ibunya seperti ini dia pasti enggan masuk sekolah." Lana pun berjalan menuju dapur, dirinya mengambil satu buah baskom kecil dengan memasukkan air dingin kedalamnya, Lana yang khawatir akan kondisi Felisha pun bergegas berjalan menuju ruangan kamar. "Ini Fel, aku bawain air dingin," ucapnya lagi dengan suara datar. "Ibu kenapa tante? Ibu sakit?" Tanya Nayara dengan tatapan panik. Nayara yang melihat kondisi Felisha pun memasuki ruangan kamar Felisha. Membantu Lana dengan mengambil satu buah handuk untuk mengkompres Felisha. "Sayang Nayara, kamu sekolah saja. Biar tante yang mengurus ibu kamu, ibu kamu baik-baik saja kok." "Tapi ibu badannya panas seperti ini, tante. Ibu demam. Aku bangun karena suara berisik di dapur. Aku pikir itu ibu." Senyuman dari Lana pun terlihat, Lana menaruh handuk kembali ke baskom kecil dan berjalan mendekati Nayara. "Nayara sayang, kamu sekarang mandi. Lalu tante akan buatkan kamu sarapan, ibu kamu biar tante yang urus," jawab Lana dengan memegang pundak Nayara saat ini. Felisha masih terbaring di tempat tidur, Nayara pun mengangguk dengan menuruti Lana yang menyuruhnya berangkat sekolah. Sekolah Nayara sudah memasuki jam bebas karena ujian sudah selesai, sebentar lagi ia akan wisuda. Lana pun kembali mengkompres Felisha dengan handuk yang sudah ia peras ke daerah kening Felisha. "Fel, aku bikinin sarapan buat anak kamu. Kamu juga harus ke dokter, aku akan izin seharian enggak kerja. Kalau atasan menanyakanku, apa aku harus jawab bahwa aku mengurusmu yang sedang sakit seperti ini," tutur Lana dengan menaruh handuk di kening Felisha saat ini. "Jangan, jangan beritahu Adyatama. Biarkan saja ia bekerja. Aku enggak mau dia khawatir sama anak dan aku." "Kamu kebiasaan, kalau ada hal seperti ini hampir enggak pernah bicara sama suami kamu, ini yang bikin aku kesal sama kamu, Fel." "Enggak apa-apa, Lana. Aku cuma enggak ingin Adyatama pusing dan kerepotan kerja hanya karena dengar aku sakit, terlebih sekarang aku ingin fokus bekerja dan mengurus Nayara." "Baiklah, aku juga enggak mau ikut campur, Fel. Yasudah sebentar aku buatkan sarapan dulu untuk Nayara. Nasi goreng saja, kebetulan aku lihat nasi masih ada di dapur. Aku akan buatkan untukmu juga." Anggukan dari Felisha pun terlihat, Felisha mengambil ponsel di atas meja dekat dengan ranjang saat ini, Tangannya mengambil ponsel dengan tubuh yang duduk menyender di bantalan ranjang. Dirinya pun mulai melakukan panggilan, panggilan untuk salah satu dokter kepercayaan keluarga. Setelah Felisha memanggil dokter, dirinya pun membaringkan tubuhnya kembali dengan memegang kepalanya yang pusing, Lana membawakan satu piring berisikan nasi goreng untuk Felisha, dengan teh manis untuk membantu Felisha agar tubuhnya tetap hangat. "Fel, nanti jam setengah tujuh akan ada matahari, nanti aku temani kamu untuk berjemur. Aku sudah izin kepada temanku di kantor. Dia bagian absen, aku izin sehari karena alasan keluargaku ada yang sakit. Jadi aku akan temani kamu di sini." "Lana, terimakasih ya ... kamu baik banget, gimana hubungan kamu sama Radit? Baik-baik aja?" "Hubunganku sama Radit baik kok, sudah sekarang kamu fokuskan diri kamu untuk sembuh, tubuh kamu demam. Mungkin karena kamu kelelahan, lebih baik kamu beristirahat." "Iya, Lana. Kalau nanti ada yang datang, langsung bawa ke kamar ya, Dokter Arini. Dia akan memeriksaku ke ruangan kamar." "Iya, aku bakalan urus Nayara jadi kamu makan dulu. Sini aku suapin, aku tahu kamu lagi lemas. Sudah jangan serba menahan diri, aku tahu kamu benar-benar mencintai Adyatama, buktinya kamu sampai sakit memikirkan dia." "Lana, tolong jangan bilang sama Adyatama ya. Jangan bilang kalau aku sakit demam, janji sama aku kamu enggak akan bilang sama Adyatama." "Iya-iya aku janji." Lana pun menyuapi Felisha untuk sarapan pagi ini, setelah menemani Felisha sarapan. Lana pun membantu Nayara untuk membereskan beberapa peralatan sekolah, Nayara bersalaman kepada Lana dan juga Felisha untuk berangkat ke sekolah. Melihat ibunya yang pulang dengan tiba-tiba selama kemarin dan juga melihat ibunya mendadak sakit demam membuat Nayara ikut khawatir selama berangkat sekolah. "Tante, apakah ibu akan sembuh?" "Tentu saja, ibumu akan sembuh. Lagipula tante akan mengajaknya berjemur. Nanti ada Dokter Arini yang akan datang ke rumah. Nayara jangan berpikiran aneh-aneh tentang ibu dan ayah, Nayara sebentar lagi akan wisuda. Jadi Nayara jangan memikirkan apapun."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD