bc

The Secret

book_age18+
53
FOLLOW
1K
READ
powerful
sweet
bxg
phantom
royal
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

Hidup sebatang kara, bayang-bayang masa lalu yang terus hadir dan menghantuinya, membuat hasrat balas dendam atas kematian ibunya begitu membuncah.

Tak ada pilihan selain menjadi penjahat untuk menangkap penjahat, walaupun itu ayahnya sendiri yang menjadi gembong mafia kelas berat, pengedar narkoba dan pembunuh bayaran.

Namun suatu ketika dia dihadapkan dengan pilihan sulit yaitu, membunuh gadis yang dia cintai, siapakah gadis itu, kenapa banyak orang menginginkan kematian ya?

Berhasilkah dia membalas dendam, menangkap ayahnya, dan menyelamatkan gadis yang dia cintai?

chap-preview
Free preview
Pagi buta
     Jam 3 pagi, seorang laki-laki berperawakan tinggi, dengan tutup wajah dan hoodie hitam baru saja meninggalkan sebuah rumah yang terlihat ketat penjagaannya. Bara, iya kali ini dia mendapat pekerjaan untuk mengambil data-data nasabah pada sebuah perusahaan Asuransi, tepatnya rumah tersebut adalah rumah Dirut perusahaan yang selalu membawa dokumen perusahaan kerumah. Tidak mengalami kendala apapun, Bara berhasil menjalankan pekerjaannya dengan mulus. setelah sebelumnya menyepakati berapa bayaran yang akan dia terima, kini ia meluncur untuk menyerahkan duplikat data yang tadi dia ambil. Masalah hal itu akan diapakan, dia tidak pernah menanyakan itu pada klien nya, pekerjaannya hanya sebatas menjalankan tugas. Usai satu tugas yang lumayan rumit karena harus berurusan dengan sistem keamanan, dia merebahkan badannya pada sofa empuk di kamarnya. sementara bersamaan dengan itu samar-samar hujan mulai membentuk tirai di jendela kamar, yang menampilkan siluet cahaya pada gelapnya malam. Matanya terpejam perlahan, seiring irama alam yang menjadi lagu pengiring tidurnya. tapi itu tidak berlangsung lama, karena kenangan buruk masalalu yang terus menghantuinya tiap kali ia hendak memejamkan mata. Gelegar suara ayahnya yang memaki ibu dan juga dirinya, kemudian berakhir dengan ayahnya yang menyeret ibu lalu memukulinya dengan ikat pinggang dan stik golf, menyisakan memar dan luka lebam pada sekujur tubuh ibunya. Dia yang masih kecil hanya bisa menangis sambil memeluk ibunya. Kejadian itu terus terulang dan baru berhenti ketika ibunya sudah meninggal dunia karena sering menerima kekerasan dari ayahnya. terakhir kali sebelum ayahnya pergi meninggalkan nya, sempat melimpahkan segala kekesalan dan kemarahan yang tidak jelas sebabnya kepada Bara. Bekas luka dikepala dan jari kelingking yang bengkok karena dulu pernah patah, masih menyisakan rasa perih yang tidak tau dimana dan apa kesalahannya. Keringat dingin sebesar biji jagung bermunculan di dahi dan seluruh badannya, Bara terbangun, padahal belum sampai 20 menit dia memejam kan mata, dan rutinitas seperti itu, yang minim jam tidur, selalu ia lalui tiap malam. Bara bangkit dari tidurnya dan melangkahkan kaki nya menuju dapur, ia mengambil sekaleng dingin minuman bersoda yang lebih setia menemaninya dibanding siapapun. Sudut matanya melirik ke arah jam dinding di atas kulkas, jam 3.55 menjelang subuh. Setelah menikmati tegukan terakhir ponselnya berbunyi. Nomor baru lagi. karena dia memang tidak menyimpan nomor siapapun, dia juga bekerja mandiri tanpa terikat suatu organisasi. "Ini nomor si 'Pawang Hujan'? tanya suara dari seberang. "Iya..." "Berapa bayaran untuk membunuh seorang gadis?" "Tergantung kesulitan nya, memang siapa targetnya". "Aku tahu kamu belum pernah membunuh sebelumnya, aku tahu record mu bersih, jadi aku percaya padamu." "Katakan saja siapa?" "Aku akan mengirimkan track GPS dimana gadis itu biasa ditemui, dan juga fotonya." "Kalau berhasil dan tidak ada masalah bos kami akan memberimu bonus." tegasnya. "Pastikan saja, kalau aku bekerja sendiri, tidak diawasi dan diikuti, aku tidak suka campur tangan orang lain, atau aku tidak akan menerima pekerjaan ini!" "Tenang saja, kamu bekerja sendirian aku bisa memastikan kamu tidak pernah diawasi." "Ok deal, berapa lama tenggat ku melaporkan?" "48 jam terhitung dari sekarang." "Deal" sahut Bara, sambil mengakhiri telpon nya. Ini adalah pekerjaan terberat pertama kali yang harus dia lakukan. Menghilangkan nyawa seseorang, apakah mungkin akan berhasil? Sejak pertama kali dia terjun ke dunia seperti itu, sama sekali dia tidak berniat menghabisi nyawa seseorang. Karena motivasi sesungguhnya adalah menyelinap kedalam jubah kejahatan agar bisa sampai kepada ayahnya. Bukan... dia tak sudi mengakui pria itu sebagai ayahnya, karena lebih pantas disebut sebagai pembunuh. Dan hal ini, untuk mencari penjahat, dia pun mau dibayar menjadi penjahat. Dunia memang penuh kejahatan terselubung tanpa ada yang mengetahui siapa lawan siapa kawan. Banyak yang menyodorkan mawar di depan namun menodongkan senapan di belakang. Sejauh yang ia tahu, ayahnya adalah kepala gengster pengedar narkoba. Dia bekerja tanpa mengotori kaki tangannya, dia memperkerjakan orang-orang "pesuruh" sepertinya, untuk melakukan aksi. Istri mana yang tidak ingin menghentikan kebobrokan suami, seperti halnya ibu Bara, namun niat baiknya selalu di tentang dan bahkan ayah bara memberikan ganjaran siksa yang berkali-kali lipat lebih menyakitkan. Sudah sejak kecil cita-citanya adalah menghukum dan menuntut keadilan atas kematian ibunya. Sosok malaikat yang ia miliki di dunia ini. Dan seketika itu pula dunia kecilnya hancur saat ibunya meninggal. Dia pernah hampir satu langkah lebih dekat dengan ayahnya, namun dunia belum berpihak kepadanya, dia kehilangan jejak ayahnya lagi. Sampai kapanpun dia akan terus mengabdi pada dunia kelam hingga bisa menemukan ayahnya. Sejenak kemudian, Bara membuka ponselnya, dia ingin tahu target yang harus dia bersihkan. Begitu melihat foto yang ia terima, matanya terbelalak, seorang gadis cantik dengan lesung Pipit di kedua pipinya, matanya tidak mungkin salah lihat, gadis itu memakai kalung berliontin kupu-kupu kecil berwarna biru. 16 tahun yang lalu tepatnya saat Bara berusia 10 tahun, setelah kematian ibunya dan dia ditinggal ayahnya, pihak berwajib mengirimnya ke panti asuhan. Tapi dia tidak mau hidup dengan segala formalitas yang mengisyaratkan mereka untuk menjadi anak baik agar menarik minat calon keluarga adopsi, dia sama sekali tidak tertarik memiliki keluarga baru, 2 pekan dia berada di panti asuhan, Bara kabur melarikan diri dari sana. Dia hidup menggelandang, mengamen dan bekerja membantu para kuli bangunan. Upahnya yang tidak seberapa ia simpan untuk bekal beli makanan sehari-hari. Dia tidak pernah mengeluh, mental nya sudah lebih dewasa daripada usia yang seharusnya. Sampai akhirnya disaat ia tengah beristirahat di markasnya, lebih tepatnya pos bobrok yang tidak lagi dipakai oleh petugas pemantau peleburan limbah plastik, yang tentu saja baunya tidak terkira. Dia melihat suatu peristiwa penculikan. Mereka membawa seorang gadis yang kira-kira 3 tahun lebih kecil darinya. Gadis itu diseret dan dipaksa masuk ke mobil mereka. Tanpa pikir panjang Bara yang saat itu masih terlalu dini untuk mengerti cara menolong korban penculikan mengambil sebuah tongkat kayu, dan memukul mereka dengan membabi buta, alhasil tindakannya memancing perhatian para pekerja dan mereka melepaskan korbannya. Gadis itu menangis tersedu-sedu, dan memeluknya dengan erat. wajahnya merah penuh airmata. "Nama kamu siapa?" "Kamu tinggal dimana? kenapa kamu bisa diculik, mana orang tuamu?" Bukannya menjawab gadis itu justru menangis menjadi-jadi tanpa suara. Dia menuliskan sebuah alamat di tanah dengan jari telunjuknya. Rupanya gadis itu mengalami gangguan bicara, atau mungkin memang tidak bisa bicara sama sekali. Bara membaca tulisan itu lalu mengangguk-angguk. Dia mengerti dimana alamat itu, namun ia tidak tahu bagaimana bisa sampai ke sana. dia tidak punya uang untuk naik angkot, uangnya hanya tersisa Rp. 3500 saja untuk beli mie instan dan segelas teh hangat sore nanti. untuk jalan kaki juga tidak mungkin daerah itu terlalu jauh, sebelum rumahnya yang dulu. Gadis itu melepaskan cincinnya dan menulis diatas tanah, "Jual cincin ini agar kamu bisa mengantarku pulang". Bara sempat ragu-ragu. Di benaknya dia ragu. Namun gadis itu terus memaksa akhirnya Bara menerima dan menggenggamnya untuk sesaat. "Ayo ke tempatku!" ajak Bara, yang dimaksud adalah tempat singgahnya. Mereka sampai disana dan menutup pintu. Apapun yang terjadi jangan bukakan pintu untuk siapapun aku akan kembali dalam satu jam, kamu jangan kemana-mana, ok?!" pinta Bara. Gadis itu mengangguk dan mengunci pintu pondok dari dalam. Bara segera berlari-lari, bukan ke toko emas melainkan ke tempat pekerja bangunan, di mana ia sering bekerja setiap hari. "Bang upah sejam aja berapa? aku butuh uang, boleh kerja lagi?" "Bukannya kamu baru pulang, kok balik lagi?' "Aku butuh uang bang." "Untuk apa?" "Ada yang butuh bantuanku." "Baiklah... upahnya 25rb, tapi aku bisa kasih kamu 2x lipat kalau kamu bisa selesai sebelum satu jam." "Okke bang." Satu jam kemudian,Bara benar-benar kembali dengan membawa uang 50ribu ke markasnya, Dia mengajak gadis itu untuk mencari angkot yang menuju alamat si gadis. Setelah penat di perjalanan akhirnya mereka sampai, dan harus berjalan lagi untuk bisa sampai dirumah gadis itu. Ternyata rumah gadis itu sungguh mewah bak istana, berpagar tinggi dan semua ornamen tertata dengan sangat indah. Pantes dia jadi korban penculikan batin Bara. "Niana..." seru papa gadis yang ternyata bernama Niana ini. "Akhirnya nak kamu bisa pulang dengan selamat, tadi papa udah sebar anak buah papa buat cari kamu, kamu nggak papa, mereka nggak ngapa-ngapain kamu? lain kali kalau butuh apa-apa jangan keluar rumah sendiri ya." papa nya memeluk dengan penuh kasih sayang, entah Bara yang kurang paham atau bagaimana dibalik siluet papa Niana berdiri seorang perempuan yang dari wajahnya terlihat sangat antagonis dan juga gadis seumuran Niana berjajar disebelahnya. Niana menceritakan sesuatu dengan bahasa isyarat yang hanya dimengerti oleh papanya. Tak lama papa Niana mengucapkan bayak terimakasih untuk Bara. "Mungkin kalau Niana tidak bertemu kamu nak, bisa jadi nyawanya tak terselamatkan." "Saya senang bisa membantu om" ucap Bara. "Oh iya Niana ini cincin kamu, aku tidak bisa menjualnya, kamu simpan lagi ya!" Niana meminta secarik kertas pada papa nya, kemudian menuliskan diatasnya "Kenapa kamu tidak menjualnya? darimana kamu dapat uang untuk kita?" "Oh itu jangan khawatir aku sudah biasa kerja kok, tadi aku minta kerja tambahan." "Kamu kerja apa?" tulis Niana. "Aku suka bantu-bantu tukang bangunan." "Cincin ini buat kamu, sewaktu-waktu kamu butuh uang, kamu bisa menjualnya." tulis Niana. "Udah nggak perlu, kamu simpan aja, yang penting kamu selamat, jangan pikirin aku, aku udah gede udah biasa mandiri kok" Bara tersenyum membanggakan dirinya sendiri khas anak-anak. "Aku yakin suatu hari kita pasti bertemu lagi, kamu simpan cincin itu agar aku bisa mengenalimu." lanjut Niana. "Baiklah kalau begitu, kamu juga simpan ini, biar aku bisa mengenalimu saat kita bertemu lagi." Papa Niana tersenyum melihat mereka berdua. Bara memberikan sebuah kalung berliontin kupu-kupu berwarna biru yang tidak lain adalah kalung pemberian mendiang ibunya. "Jaga baik-baik ya ini kalung kesayangan ibu, yang ibu berikan padaku sebelum beliau meninggal" kata Bara sambil tersenyum. "Aku pamit ya." pamit Bara pada Niana. "Om saya pulang dulu." pamit Bara. Papa Niana mengangguk dan mengucapkan terimakasih untuk terakhir kalinya. Dari balik tirai hujan yang semakin melebarkan jarak mereka, Bara masih melihat senyum Niana. "Aku tidak bisa membunuh Niana." ucap bara sambil menatap foto yang ada di ponselnya. Bagaimana bisa dia membunuh seseorang yang pernah dia selamatkan dulu. Sudah beberapa puntung rokok yang dia lempar sembarang arah di bawah kaki nya, pikirannya kacau dengan orang-orang angkara dan penguasa j*****m, yang sudah pasti ada kaitannya dengan ayah nya. Informasi terakhir yang dia dapatkan, sekarang Ayahnya menjadi penyedia "Informan" dan "Pesuruh" juga. Rupanya bayangan hitam dunia kejahatan sudah membuai nya dengan pundi-pundi rupiah yang membutakan mata.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

The Naughty Girl

read
101.3K
bc

Pengganti

read
304.0K
bc

Secret Marriage

read
949.3K
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

I Love You Dad

read
293.1K
bc

Perfect Marriage Partner

read
821.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook