Kids

331 Words
Aku mencari-cari keberadaan anak itu, namun tak kunjung melihatnya. Aku coba berkeliling hingga ke lobby, lalu bertemu dengan Paul yang nampaknya sedang mengobrol bersama seseorang. Aku yang merasa mataku masih sangat bengkak, nampak sekali dnegan jelas bahwa aku baru saja menangis, lalu kemudian berbalik. Tapi, mereka memanggilku. Paul mengenalkanku kepada seorang teman yang juga katanya seorang dokter bedah dari Lithuania. Aku yang merasa tak enak karena disapa olehnya, pun menyapanya balik. "Oh, hai! Aku Morella, surgeon dari warsawa. Senang bertemu dengan anda dr. Edward." "Senang bertemu denganmu juga, dr. Morela. Apa yang kau lakukan disini" tanya Edward Aku berbalik melihat-melihat sekitar, lalu mencoba fokus "Oh, aku sedang berlibur dan berjalan-jalan saja haha. Bagaimana denganmu?" "Aku menemani beberapa kawanku untuk menuju ke North California, beberapa pasien membutuhkan dokter cadangan jadi kami akan menyusulnya." "Oh begitu, baiklah. Semoga perjalananmu menyenangkan." Aku membalasnya lalu tersenyum hangat. "Hmm baiklah, maaf mengganggu percakapan anda. Saya mau kembali ke bawah dulu ya. Terima kasih dr, Edward" Aku tersenyum hangat lalu berbalik dan mengode Paul bahwa aku akan ke bawah. Paul yang mengerti hanya ber-ohh ria dan menganggukkan kepalanya pertanda ia mengerti. Sepertinya ia juga tampak bingung mau berbicara apa kepadanya. Aku turun ke lantai bawah, tak ada. Aku turun ke lantai dasar, dan menuju ke arah kantin, tempat dimana beberapa orang menjual roti gandum. Tak kunjung melihatnya. Begitu aku menuju ke pintu samping, aku kaget melihat betapa banyak imigran yang tidur dan tinggal disini. Begitu aku berdiri tak jauh dari tempat mereka, seorang pria berkulit hitam bertanya padaku apa yang aku cari. Aku menjawab bahwa aku mencari seorang ibu dan anak lelakinya. Ia berkata, disini banyak wanita yang membawa anak laki-laki. Setidaknya kau harus tau namanya. Aku hilang bahwa aku tak mengenalnya. Lalu seseorang di antara mereka bertanta kepadaku apakah aku mau mengadopsi salah satu dari anak-anak mereka. Aku menjawab tidak lalu izin pamit ke atas. Saat aku berbalik, ibu dan anak yang sedang aku cari keberadaanku berdiri tak jauh dariku. Aku yang melihatnya merasa senang sekali.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD