DNA

1001 Words
Sejak kecil, aku sering diam-diam masuk ke kamar bundaku ketika semua orang sedang tertidur. Aku mengunci diriku di dalam kamar mandi, tepatnya untuk melihat refleksi diriku. Itu adalah tempat terbaik untuk melihat pose terbaik dari diriku. Aku selalu dibedakan oleh keluarga ayah. Mereka adalah keluarga terpandang dari kalangan Jewish. Kaum mereka berada dimana saja, tetapi kala itu mayoritas berada di negara kami bagian selatan. Kaum yang memiliki ciri khas dengan mata dan rambut coklat blonde, meskipun tak identik. Apa yang kulakukan adalah berdiam di depan cermin dan melihat dalam-dalam ke diriku sendiri. Aku memiliki ciri khas rambut berwarna pirang dan mata kebiru-biruan. Kedua orang tuaku, bahkan bunda dan kedua kakakku tak ada yang sama sepertiku. Bahkan, ciri-ciri fisik lainnya tak ada yang bisa kusebut milik bunda ataupun ayah. Aku tau bahwa ada beberapa hal yang perlu kuselesaikan dengan diriku sendiri. Beberapa minggu setelah pertemuanku dengan Ola kala itu, dia belum juga mengirimiku e-mail balasan. Hingga kini, aku baru saja ingin membuka e-mail untuk membalas pesan dari pengirim cerita grandpagrandpa, tetapi ada satu pesan masuk dari kakak tertuaku, Filipe From: Filipalex57@hotmail.com To: Morellancine666@yahoo.com Subject: Apa kabarmu? Hai adikku, bagaimana kabarmu? Maaf, aku baru mengirimu balasan terkait pemintaanmu kepada Ola. Aku sudah mendengar cerita langsung darinya. Aku pikir, kau sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihanmu mau melakukannya atau tidak. Aku akan mendukung keputusanmu dan akan berkontribusi untuk membantumu dalam hal ini sesuai kesepatanku bersama Ola. Bagaimana kehidupanmu di Amerika? Apakah kau tak apa-apa tinggal sendirian disana? Ingatlah, bahwa kau akan selalu menjadi adik kami. Jaga dirimu baik-baik disana dan jangan sungkan untuk menghubungi kami jika membutuhkan bantuan. Your Truly, Filipe Aku membacanya dengan perasaan takut dan tak percaya bahwa respon-nya akan seramah itu akan permintaanku. Aku dan Filipe memang sudah dekat sejak dulu, tetapi tidak sejak dia memiliki keluarga baru bersama kedua putra kembarnya. Pertemuan kami bisa dibilang tak lagi sesering orang tua kami masih ada. Bagaimana dengan Olla? Aku dan Olla tak cukup dekat, tetapi beberapa kali mengajakku berdiskusi tentang suatu topik. Pernah suatu hari aku mendapatkan tugas sekolah untuk membuat essay tentang kriminologi di sekolah menengah. Dia membantuku semalaman dan bahkan kami berdiskusi panjang. "Sebagai seorang psikolog, kami di ajarkan banyak konsep yang berhubungan dengan kriminologi. Kebanyakan dari kami punya skill mind-readers, membaca mimik wajah, tone suara, bahasa tubuh, dan beberapa hal yang diperlukan untuk membaca gerak-gerik seseorang saat berinteraksi ataupun melakukan sesuatu." "Tapi, kepercayaan kami tentang pikiran orang lain terkadang tidak benar. Mengapa? Karena praktek dari ilmu telepati seperti yang dilakukan para forensik psikolog adalah tidak sama. Mereka melakukannya dengan bantuan alat yang dirancang untuk membaca pikiran berdasarkan banyak aspek di dalam tubuh, dan mereka bekerja sama dengan para research scientist" "Nah, dulu, mind-reading tidak hanya berasal dari kalangan researcher saja El. Siapa pun boleh mempelajari ilmunya dengan tujuan membantu orang lain dengan syarat bisa di percaya. Kamu pasti tau cerita para penafsir mimpi jaman dahulu kan?" Aku mengangguk pertanda tau apa yang dibicarakan olehnya. "Tetapi, ada juga orang-orang tertentu yang mempelajari ilmu telepathy. Telepathy disini dimaksudkan membaca pikiran seseorang" Jelas Ola panjang lebar saat kutanyai tentang cara mendeteksi perilaku para kriminal. Cara mengetahui bahwa statement yang mereka utarakan adalah benar adanya dan banyak hal lain. "Lah, berarti dengan adanya ilmu telepati, maka ga ada privasi dong kak?" Tanyaku "Privasi? Privasi itu sudah ngga ada semenjak keberadaan internet, dek. Semua penggunanya ngga lagi mempunyai privasi. Dalam dunia digital, ada juga yang namanya internet researcher, mereka inilah yang paling tau segala hal yang ada di internet. Mereka yang jelas memahami linguistik data internet. It's not simply as you think that everyone can become hacker. Ilmu yang ada di dunia ini ada ahli di bidangnya masing-masing." Aku mengangguk pertanda paham apa yang di jelaskan oleh Ola. Seperti itulah hubunganku dan kedua saudara se-ayah, mungkin saja. Aku akan melakukan test DNA pekan ini, dan mungkin janjiku kepada Cyan tak bisa ku penuhi dalam waktu dekat. Setelah membaca e-mail dari Filipe, aku menimbang-nimbang respon apa yang akan kuberikan. From: Morellancine666@yahoo.com To: Filipalex57@hotmail.com Subject: Apa kabarmu? (Forward) Hai, kak, terima kasih sudah mengirimiku e-mail. Apa kabarmu disana? Aku harap kau dan sekeluarga baik-baik saja disana. Aku baik-baik saja disini, dan tentu saja sehat selalu. Tak apa, aku mengerti kesibukanmu. Terima kasih telah mendukung keputusanmu. Maaf terkesan meragukan hubungan kekeluargaan kita. Aku hanya ingin mengetahui kebenaran dibalik keraguanku. Aku akan mengurusi keperluan dan persiapan untuk melakukan test DNA dan segera kembali ke Warsaw dalam seminggu ini. Aku akan menelponmu dan Kak Ola setelah tiket penerbanganku sudah siap. Aku harap kau ada kesempatan pekan ini. Kehidupanku disini baik-baik saja, kak. Hanya saja agak sedikit melelahkan, karena tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang dokter bedah. Aku tak apa-apa berada disini, Nath dan Harry menemaniku. Terima kasih atas semua pertolonganmu, kak. Semoga kau dan keluargamu disana baik-baik saja. Sincerely, Morella Penat seharian beraktivitas, aku pun mulai mencari-cari kontak rekan sejwat yang bisa membantuku melakukan test DNA. Tetapi, tak lama setelahnya, Ola menelponku bahwa pihak foundation yang langsung melakukan test-nya agar hasilnya jauh lebih akurat. Keluarga besar ayahku menjadi owner salah satu foundation terbesar di Warsaw, foundation yang membawahi para scientist dan ilmuan terkenal di Polandia sejak tahun 1880. Foundation tersebut ber-partner dengan sebuah pusat test DNA yang dibawahi oleh pendiri ortodoks yang merupakan kawan lama para nenek moyang. Aku sedikit gugup dan takut dengan hasilnya. Akan tetapi, tak ada jalan lain. Aku harus melihat bagaimana kebenarannya sebelum tak ada kesempatan untuk mengetahui dari siapa aku terlahir dan mengapa fisikku berbeda dari mereka. Meskipun demikian, aku harus berterima kasih kepada Ayahku tentang kebaikannya selama ini. Aku tak tau apakah mereka mempunya perasan yang sama denganku? Mereka terlalu banyak meninggalkan tanda tanya dan ketidakpastian dalam hidupku. Orang-orang mungkin menyadari keanehan ini. Tapi, dengan siapa aku bertanya? Aku mempunyai firasat dan keyakinan tentang tempat kelahiranku. Bahwa apa yang mereka sembunyikan di Philadelphia? 26 tahun yang lalu, Apa yang mereka lakukan. Bagaimana bisa aku menemui jejak orang tuaku disana? Terlalu banyak pertanyan yang tak ada seorang pun dapat membantuku menemukan jawabannya. Aku berharap tak ada lagi penyesalan setelah keputusan yang aku pilih sekarang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD