Not Half Sister

1052 Words
Kala itu, aku bertemu dengan orang –orang dari desa tersebut. Ayahku berkata bahwa ia tak mengenal orang –orang tersebut namun merasa dekat dengan mereka. Mereka sangat ramah memberi kami sambutan dan hidangan khas Polandia dengan sepotong kepala rusa di atas meja kami yang memanjang. Kami duduk bersila dan masuk ke dalam rumahnya. Beberapa orang di dalam sana berbisik dan aku masih bisa mendengarkan apa yang mereka katakana tentang diriku. Mereka berkata bahwa aku tak tampak seperti gadis Yahudi, lebih tepatnya seperti gadis dari Eropa barat. Sebagai informasi, pihak Yahudi dan Eropa barat telah lama bersekutu karena pengkhianatan Eropa terhadap kaum Orthodoks Yahudi pasca penjajahan. Mereka memiliki dendam kecil kepada kaum Eropa barat. Ya, memang benar bahwa wajahku sangat familiar dengan masyarakat Eropa Barat. Ya, aku sangat menyadari bahwa beberapa dari keluargaku telah mengataiku secara-diam-diam, beberapa sisanya berkata secara blak-blakan bahwa aku bukan merupakan bagian dari mereka. Bagaimana perasaanku? Tentu saja aku sangat bersedih. Ini menjadi pedomanku atas rasa keingintahuan yang kuat pasal nenek moyangku. Dalam documenter terakhir yang kulihat, pria-pria Eropa timur terlihat bergoyang-goyang memakai pakaian berwarna hitam dan putih dan bergoyang dalam ritme maju-mundur dengan irama yang familiar bagiku. Itu adalah sebuah pertanda bahwa mereka menyambut para kaum pendatang maupun turis dan wisatawan untuk di ajak berkenalan. Tak heran jika documenter kami dipenuhi dengan beberapa figure dari mereka. Tak lupa wanita-wanita Polandia mempunyai rupa yang sangat cantik dengan khas rambut berwarna kecoklatan yang match dengan matanya yang kecoklatan dengan ciri khas kulit yang tampak sangat pale ikut berdendang dan mengikuti ritme dari para lelaki. Tarian yang sangat familiar bagiku sepanjang hidupku. Jadi, pergeseran yang aneh ke arah 45% tersebut adalah sesuatu yang aneh bagiku. Masih ada sekotak kit hitam dan hijau yang masih tersegel di sudut ruangan denga n perwakilan dari pihak ancestry yang duduk bersama kami. Aku merasakan kaki kakakku menginjak kakiku saat kami duduk berdampingan kepadaku. Dia lalu menggenggamku dengan maksud agar jangan merasa terlalu khawatir. Di dinding tepat di belakang kami, tergantung poter hitam-putih nenek dari pihak ayah, rambutnya di belah tengah, ditarik ke belakang dengan erat, tatapannya lurus dan tenang. Kit tersebut menunjukkan: Perbandingan M440237, M206437 dan A764511 Segmen terbesar= 15,7 cm Jumlah segmen>7 cm=29,6 cm Perkiraan jumlah generasi ke MRCA= 4,5653629 SNP yang digunakan untuk perbandingan ini. Perbandingan membutuhkan waktu 0,04639 detik. “Apa artinya?” tanyaku kepada perwakilannya dengan hati-hati. “Kalian bukan saudara.” “Bukan saudara tiri?” “Kalian tak ada hubungan darah sama sekali. Jadi, tak ada hubungan kekerabatan. Kecuali Saudara Filipe dan Saudari Ola, mereka adalah saudara kandung.” “Bagaimana kamu tau?” Dia melakukannya pelan-pelan dan menyodoriku sebuah kertas dan mengarahkan sebuah garis kepadaku yang memperkirakan jumlah generasi hingga nenek moyang kami yang paling baru. “Disini” Angka, simbol, istilah asing di layar dan bahasa lainnya yang tak kupahami maksudnya. Butuh 0,04639 detik untuk mengubah hidupku selamanya. Aku mulai memikirkan banyak kemungkinan sederhana. Aku berbalik dan melihat seksama potret nenek kami tepat di belakang kami. Pikiranku mulai berputar dengan beberapa perhitungan. Jika Filip dan Ola bukan saudara tiriku, itu hanya bisa berarti dua hal: ayahku bukan ayah mereka atau ayah mereka bukan ayahku. Aku tak banyak berasumsi soal hal ini, aku menatap kepergian mereka lalu masuk ke dalam rumahku. Aku menerima sebuah panggilan dari Ola, dia mengatakan bahwa dia telah dikabari oleh Filipe dan telah menerima hasilnya via e-mail. “Jangan terlalu khawatir akan hasil yang tertulis Morella, kau akan tetap menjadi saudara kami. Kau tau bahwa ayah sangat menyayangimu bukan?” Dia menenangkanku via telepon dan berkata bahwa ia akan mendatangiku setelah kepulangannya dari Sydney pekan depan. Aku tak banyak berkomentar tentang hal ini, aku sangat yakin bahwa mereka tak mungkin melakukan kesalahan mengingat betapa klinik tersebut telah beroperasi selama beberapa generasi dan telah dipercaya oleh banyak orang di kota kami. Aku tak ingin menenangkan diriku dengan rayuan bahwa aku adalah tetap menjadi bagian dari mereka. Tetapi, jika aku bukan merupakan keturunan ayahku, lantas mengapa ayahku sangat menyayangiku? Aku mempunyai banyak hal yang ingin kutanyakan mengenai hal ini. Kepergian mereka berdua banyak menyisakan tanda tanya, dari siapa aku berasal? Mengapa aku berada disini? Kehadiranku tak pernah disukai oleh pihak keluarga besar, dari paman-kakek dan bibi-nenek kami. Aku selalu diperlakukan bak anak angkat oleh mereka meskipun ayahku memperlakukan seperti seorang putri kerajaan. Tak heran bila aku tak terlalu dekat dengan keluarga ayahku. Aku lebih memilih bersama keluarga bundaku. Nath adalah yang terbaik, dia menjadi bagian dari diriku dan mengetahui banyak hal tentangku, sayangnya aku tak memberitahunya mengenai hal ini. Beberapa hari berlalu setelah kepergianku secara mendadak dari Oregon, Nath, Harry, dan David kerap kali mengirimiku pesan suara setelah panggilan mereka tak ku angkat. Aku sungguh tak bermaksud untuk mengabaikan pesan darinya, akan tetapi aku tak ingin menjelaskan perihal hal ini. Mungkin di lain waktu ketika aku telah merasa siap. Aku menjelajahi seisi rumah dan berhenti tepat di sebuah ruangan yang hampir tak pernah kumasuki sejak beberapa tahun terakhir. Itu adalah kamar ayah dan bundaku. Kamar dengan nuansa klasik naum menenangkan. Apa yang tak kusukai tentang mereka? Aku rasa taka da, semua hal tentangnya adalah sesuatu yang perlu ku kenang. Kau ingat masa ketika aku kembali ke ruangan bundaku belasan tahun yang lalu? Ya, semua barang peninggalannya aku letakkan di ruangan ini. Parfum, baju kesukaan, buku, dokumenter milik bundaku aku letakkan tepat di pojok kamar ini. Terkecuali jas dokter milik bundaku yang dibakar bersamanya saat kali terakhir penghormatan kami kepadanya. Begitupula ayah, jas mariner miliknya juga dipakainya pada hari kremasi. Kami semua sangat menghormati mereka. Ruangan ini terbagi menjadi lima ruangan kecil. Aku masuk ke salah satu bilik kecil yang merupakan bilik kerja ayahku dan terhubung dengan kamar tidur mereka. Di sebelah kiri dari tempatku berdiri terdapat ruangan dimana bundaku meletakkan banyak kaset yang berisikan film dokumenter miliknya pribadi. Dia adalah dokter yang hebat.Aku keluar dari ruangan ini dan beranjak ke bilik sebelah yang merupakan ruangan yang mereka gunakan untuk berkumpul bersama ketiga anaknya. Ah, aku melupakan bahwa rumah ini sebelumnya pernah ditempati oleh pasangan harmonis dengan anak perempuan dan lelakinya. Sebelum akhirnya Bundaku-lah yang mengganti posisi dari pasangan harmonis itu. Aku sebenarnya tak tau ini cerita nyata atau tidak, tapi aku cukup mempercayainya karena kedua kakakku-lah yang menceritakan kepadaku. Apakah mereka sedih? Aku rasa tidak, mereka tak menyukai ibunya sejak kepergiannya. Mereka bahkan sangat menyayangi bundaku, dan bunda pun sama halnyamemperlakukan mereka seperti anak kandungnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD