PERJODOHAN

2006 Words
“Kapan-kapan kalian main ke rumah ya, tante tunggu lho“. Ketika mereka berpamitan pulang.  “Iya tante”, jawab Biru sambil mencium tangan. Dan Kilau hanya nyengir sambil mengucapkan kata “camer” tanpa suara. Biru hanya bisa menahan kesal karena tidak bisa membalas.  “Nggak usah nunggu Alaska, langsung datang aja”, lanjut mamanya Alaska. “Kita  bikin acara sendiri, ngobrol atau bikin kue” sambil menggandeng tangan Biru berjalan ke depan. Biru masuk kamar sambil cemberut dan langsung melempar tubuhnya ke ranjang. Sambil menahan senyum Kilau berjalan mengikutinya lalu duduk dipinggir ranjang.  Biru menutup mukanya dengan bantal sambil mengingat kejadian tadi “ si songong..awas ya! Akan kubalas”, batinnya. ............. Biru melihat Kilau sudah mencium tangan om Hendra dan Alaska, dia ada dibelakang Kilau “apa harus mencium tangan si songong juga”. Belum sempat kakinya melangkah ke arah om hendra, tiba-tiba Alaska maju dan mengulurkan tangan. Biru hanya bisa melotot kaget, mau nggak mau harus mencium tangannya dan Alaska tersenyum geli melihatnya.  “arrgghhh....teriaknya masih kesal ketika teringat kejadin tadi. Terdengar tawa cekikikan disampingnya. Biru mengintip dari balik bantal, langsung mencebik begitu tahu siapa pelakunya. Seketika bangun dan memukul dengan bantal. Sampai Kilau teriak-teriak minta ampun. Tapi Biru masih terus aja memukulinya. “Kenapa? Tiba-tiba jagad masuk kamar dan berdiri didekat mereka berdua yang lagi bergulingan dikarpet.  Otomatis mereka menghentikan acara pukul bantal dan duduk sambil masih tertawa cekikikan. “ ini si ulat bulu  punya cowok baru”. Jagad langsung melotot dan Biru malah tersenyum lebar. “ cie..cie yang keduluan , makanya jangan Cuma diliatin , ajak jalan dong kak”. Kilau mukanya sudah merah malu, karena Jagad terus memandanginya dengan tajam. “Bohong kak”, Kilau melotot kepada Biru yang sudah berlari masuk kamar mandi sambil tertawa keras.  “Jangan seperti anak kecil” ucap Jagad sambil keluar kamar dan menutup pintunya. Siang yang panas. Akhirnya mereka bisa santai duduk dikantin sambil minum es jeruk, setelah mengikuti kuliah mulai pagi tadi. Biru memandangi temannya sambil kipas-kipas pakai buku. Keningnya berkerut. “ heemm...segernya”,  ketika air dingin itu membasahi tenggorokannya yang kering. Sedang ke tiga temennya hanya melihatnya tanpa semangat. “Kalian kenapa sih” ucapnya bingung. “ Kenapa akhir minggu kita gini banget ya? Sahut Rayyan. “Pak Gerhard tega banget deh, harus banget ya dikumpul hari senin? Kilau bicara pelan sambil meletakkan kepalanya dimeja. “eehh...poni lempar, itu tugas sudah hampir sebulan ya, salah sendiri belum selesai” teriak Biru. Langsung beberapa tissue melayang kearahnya. “ Nggak usah sombong ya kisanak” cibir Aldino. “ Kamu pinjam punya siapa La? yang langsung dibalas dengan pukulan. Bugh... Aldino meringis sambil mengusap lengannya. Tiba-tiba Hpnya bunyi, Biru langsung merogoh tasnya sejurus kemudian “ ya ma.., ini lagi minum dikantin, sama si anak cebong” sahut Biru. “memang harus ya? Khan bisa diambil sama ojol? Tawarnya. “Iya ma..habis ini berangkat kesana”, jawabnya dengan bibir cemberut. Melihat Biru memasukkan semua barangnya ke dalam tas, “Kenapa” tanya Kilau. “ Ambil kue di rumah si songong” sambil menghabiskan es jeruk. “Kak Alaska khan nggak ada” terang Kilau ketika mereka sudah dijalan dengan naik ojol. “serius? Jerit Biru dengan wajah gembira, Kilau hanya mengangguk. Akhirnya doanya terkabul agar tidak  bertemu dengan si wajah songong. Sudah dibayangkannya kalau misal nanti harus melihat senyum mengejek si songong itu. Bisa aja  nggak menyapanya tapi khan nggak enak sama tante Amelia. Masih diingatnya kejadian 2 minggu yang lalu,  waktu itu dia disuruh mama ngantar kue juga ke tante amelia. Saat mengetuk pintu ternyata yang muncul  si songong itu “cari siapa” tanyanya dengan wajah datar . “Tante Amelia ada? tanyanya dengan sopan. ”Mama nggak ada” . eee..ternyata dia dikerjain. Karena tante Amelia ada di rumah. Dan Biru hanya bisa cemberut sambil memasang wajah kesal. Dan si songong itu hanya melihatnya dengan senyum geli.   Tiba-tiba dia tersadar “kok kamu tau si songong nggak ada di rumah?. “kata kak Jagad”. Haa...Biru melotot kaget, jadi mereka berhubungan dibelakangnya. Ditelitinya wajah sahabatnya itu “kalian jadian?” sambil teriak. Kilau hanya memutar bola matanya malas. “mama yang cerita kemarin siang”. Bahunya langsung melorot, bibirnya mencebik, dia pikir mendapat berita yang akan viral ternyata tidak seperti bayangannya. Hufftthhh. Begitu sampai didepan rumah si songong, tante Amelia sudah menunggu. Sambil tersenyum diajaknya mereka masuk “ayo..ayo, sudah tante siapkan es jeruk kesukaan kalian”. Begitu masuk mereka langsung menuju arah dapur, Biru sangat suka dengan suasana dapurnya tante Amelia.  Ada beberapa kursi tinggi yang di taruh di depan meja dapur  berbentuk seperti mini bar. Mereka duduk di kursi tinggi dan di meja telah tersedia  kue macaroon warna-warni yang ditaruh dibeberapa piring dan seteko besar es jeruk. Diliriknya si ulat bulu matanya sudah berkedip-kedip melihat suguhan itu. “ayo silahkan dicicipi, ini tante yang buat lho” sambil menuang es jeruk di gelas. “ Tante ini enak pake banget” Biru mengambil macaroon yang greentea, sedang Kilau yang blueberry. “Tante jago banget lho bikin kue, terus ini warnanya cute banget”. “Kapan-kapan kita bikin bareng ya, nginap aja sekalian, terus pagi  kita belanja bahan” tawar tante Amelia. “Serius tante? Ngajak kita bikin kue macaroon ini! Serunya sambil menoleh ke arah si ekor nyamuk yang kalap mengamati kue warna warni dimeja. Tante Amelia tersenyum “ tante malah seneng kalau  bikinnya rame-rame”. Biru mengangguk setuju, sambil mengambil lagi kue yang warna moca. Diliriknya Kilau yang terus memamah biak,hampir menghabiskan  sepiring macaroon. “Hari minggu besok mau nggak? ajak Tante  Amelia. “Tapi kita nggak bisa bikin kue lho tante, nanti malah bikin berantakan ” celutuk Kilau. Biru tertawa cekikikan “Iya tante, nanti bikin ambyar lho” menirukan slogan yang lagi viral. Akhirnya mereka tertawa berbarengan. Mereka ngobrol diselingi teriakan Biru dan Kilau yang saling ejek. Kemudian mereka makan siang bareng sambil bercerita tentang makanan kesukaan masing-masing. Ternyata tante Amelia juga penggemar sambal. Makanya dimeja selalu tersedia sambal. Sampai mengajak makan bakso dan berlomba siapa yang paling kuat pedas. Semua mengangguk menyanggupi.  Tiba-tiba masuklah Alaska yang langsung mengambil kue dipiring. Biru sampai kaget saat menoleh Alaska sudah  berdiri disebelahnya. Uhuk..dia terbatuk sampai mukanya merah, diterimanya segelas es jeruk tanpa melihat . Diambilnya tissue yang diulurkan tante Amelia lalu diusapnya mulut dan hidungnya. Diliriknya Alaska sambil mendelik, bibirnya cemberut. Haa...ternyata si songong ini yang menyodorkan es jeruk tadi, selalu bikin gara-gara batin Biru.   “Ya ampun Alaska..bikin kaget aja” seru tante Amelia, Alaska hanya tersenyum geli sambil memandang Biru yang mencebik sambil melengos. Ditatapnya si anak cebong sambil melotot, yang dibalas kilau dengan angkat bahu.“aku juga nggak tahu kalau dia ternyata ada di rumah”. “Darimana? Kalau libur jangan main terus, mama juga pingin ditemani” ujar tante Amelia, sambil mengulurkan piring. “Rumah teman” sambil menarik kursi disebelah mamanya. Alaska akhirnya ikut makan dan ngobrol, walaupun lebih banyak mendengarkan dan mengamati semua gerak gerik Biru. “Kalau sih alaska tidak suka pedas, sama kayak papanya”. “Wah...masa kalah sama kita yang cewek” ucap Biru sambil tersenyum manis tapi dengan menampilkan muka  meremehkan. Rasakan pembalasanku. Alaska hanya diam dengan wajah datar sambil menikmati  senyuman Biru yang langka, karena jarang-jarang ditampilkan sama yang punya. “manis” batinnya. Sampai makanannya habis Biru tidak berani menoleh  alhasil badannya terasa kaku . Sekali menoleh malah kepergok Alaska yang sedang memandangnya dengan senyum samar mengejek. Dia sudah tidak bisa fokus, perhatiannya terpecah apalagi kalau disuruh mengingat isi obrolan mereka tadi. Sampai akhirnya mereka pamit pulang. Tante Amelia membungkuskan kue macaroon untuk mereka, “ besok minggu kita jadi bikin kue khan? Tanyanya mengingatkan lagi akan rencana mereka. “Tante ini serius ya? Sambil Biru menoleh ke Kilau meminta persetujuan. Yang ditanya hanya mengangkat alis. “Iya..., hari sabtu kalian nginap disini, minggu pagi kita belanja atau sabtu sore, biar sekalian jalan-jalan malam minggu” katanya sambil mengedipkan mata. Ketika Biru akan menjawab,terdengar suara berat mendahului “ emang bisa bikin kue? Yang langsung mendapat delikan maut. Alaska tersenyum geli. “menyenangkan juga menggoda bocah ini’ batinnya. Biru langsung bergeser posisi begitu dia sadar kalau Alaska berdiri dekat sekali denganya sampai dia bisa mencium parfumnya. Samar-samar  Aroma Citrus dan kayu. Hampir seperti aroma papanya. Mengetahui itu Alaska semakin ingin  menggodanya, dia maju seperti hanya akan meletakkan gelas yang kosong. Padahal dengan begitu dia tetap berada disamping Biru lagi. Dipejamkannya mata sambil menghirup wangi vanilla yang menguar dari gadis itu dalam-dalam. Rupanya ini yang membuat dia teringat gadis itu, aroma tubuhnya , rasanya menenangkan. Terjawab sudah kenapa selama dua minggu ini ingatannya selalu tertuju kepada gadis tengil ini. Karena itu Biru cepat-cepat berjalan didepan mendahului yang lain. Agar tidak usah pamit basa basi dengan Alaska, apalagi cium tangan. iuuhhh Sampai akhirnya “tante tunggu ya, salam buat orang tua kalian” Sampai dirumah sambil memberikan kue macaroon titipan tante amelia, “ma.. Tante Amelia ngajak kita belajar bikin kue”, sambil duduk dekat mamanya. Mama mengerutkan kening “ terus kalian mau? “Ya iyalah ma.. wong camer yang nawarin”ujar Kilau sambil mengedipkan matanya. Mama hanya tersenyum melihat Biru melotot. “Kapan? Ujar mama. “Nanti hari sabtu kita nginap terus minggu bikin kue nya”diambilnya kue macaroon yang sudah ditaruh piring, ditatapnya mamanya untuk minta ijin. “Ijin papa dulu” sahut mamanya. “Tapi Biru malas ma” ujarnya sambil meletakkan kepala dimeja. “malas apa malas” ledek Kilau. Dilemparnya kue macaroon yang tinggal secuil dan tepat mengenai hidung. Langsung saja Kilau membalas dengan melempar remahan  kue kering yang diambilnya dari toples. Akhirnya saling ledek dan lempar kue, sampai terdengar suara Jagad “sudah besar kelakuan masih kayak anak kecil” baru mereka berhenti sambil tertawa cekikikan. Mama hanya geleng kepala. Malam harinya sehabis Jagad ngantar Kilau pulang dan mama sudah selesai membereskan urusan dapur, sehabis makan malam. Biru dipanggil papanya diruang tengah. Semua sudah lengkap ketika dia datang dan duduk dekat kakaknya. “Katanya tadi dari rumah tante Amelia”. Dijawabnya dengan anggukan “Minggu depan ngajak kita belajar bikin kue” sahutnya sambil memeluk lengan kakaknya. “ Alaska baik khan? Lanjut papa. Biru mencebik sambil bangkit membetulkan duduknya. “Si songong itu menyebalkan” adunya. “makanya Biru malas sebetulnya acara bikin kue minggu depan ”. Mamanya hanya menghela nafas, sambil memandang papa. “Menurut mama Alaska anaknya baik kok, sopan, hormat sama orang tua”. Biru hanya cemberut mendengar ucapan mamanya “kenapa mama malah bela si songong itu”. “Anaknya juga ganteng? hibur papa sambil tersenyum. “Dia juga jomblo lho”tambah kakaknya. Biru memandang dengan kening berkerut kedua orang tuanya dan juga kakaknya. “Ada apa sih, kok semua pada bela si songong itu?”. Kemudian dia menoleh ke arah kakaknya. “Kak Jagad khan biasanya suka melarang kalau Biru dekat sama teman cowok?. “Papa dan mama akan menjodohkan kamu dengan Alaska”. Haa..Biru melongo kaget dikursi, sampai kemudian dia menerima segelas s**u coklat yang diulurkan kakaknya. Kemudian terbatuk-batuk sampai punggungnya ditepuk-tepuk. Ditaruhnya gelas bekas s**u diatas meja dengan pelan, lalu diedarkannya pandangan ke semua orang. “mama serius?“ ucapnya dengan pelan lebih menyerupai bisikan. Dilihatnya mama mengangguk. Kembali susasana hening tidak ada yang bersuara. “Kenapa bukan Kak Jagad duluan yang menikah sama si cebong” ucapnya, sambil memandang papa dan mamanya. Kakaknya hanya tersenyum geli, disentil pelan dahi adiknya itu. “Orang Tua Alaska sudah pernah membicarakan ini dulu ketika kamu masih kelas 3 SMA” lanjut papanya. Biru tambah kaget mendengarnya. Itu berarti sudah beberapa tahun yang lalu dong batinnya. “Makan malam kemarin itu mereka menanyakan lagi soal perjodohan kalian”. “ Kenapa harus si songong itu sih” gerutunya. “Apa papa ga ada cadangan lain? “apa kak Jagad nggak punya teman lain ?”. “Laut Biru ..papa dan mama ga memaksa tapi hanya Alaska yang kami percaya untuk menjagamu”.   “Tapi Biru masih kepingin kuliah pa”  jawabnya.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD