Felisha mengintip dari balik pintu restoran. Memeriksa kalau-kalau Saka kembali seperti minggu lalu. Namun, tidak ada yang menandakan keberadaannya di tempat itu. Untuk sejenak, perempuan itu bisa bernapas lega. Meski dia yakin jika Saka bisa saja sewaktu-waktu kembali. Atau mungkin dia menyuruh seseorang untuk mengawasinya. "Feli maaf, aku terlambat!" Zian tiba-tiba muncul ketika Felisha hampir saja keluar dari restoran. "Astaga! Kamu membuatku terkejut!" Sampai-sampai membuat perempuan itu memukul dadanya beberapa kali. Zian tertawa seraya menahan kedua tangan Felisha agar dia menghentikan pukulannya. "Sudah siap untuk pulang?" ucap pria itu setelah beberapa saat. "Ya, memangnya mau ke mana lagi?" Felisha menjawab masih dengan raut kesal. "Entahlah, apa tidak mau jalan-jalan sebe