Chapter 7 - a Mistery

942 Words

Suara alarm menyentakku. Buru-buru aku melompat dari tempat tidur, bergegas mandi, membuat sarapan agar bisa segera berangkat ke sekolah. Semalaman aku tak bisa tidur karena terus harus ingat pagi ini aku punya jadwal mengajar. Mungkin aku baru bisa lelap beberapa jam yang lalu, untungnya aku tidak melupakannya. Kusambar asal selembar roti tawar chocolate chip dari atas meja makan, lalu meneguk cepat beberapa kali s**u cokelat UHT kotak. Aku siap berangkat. “Kalo lupa punya suami sih, wajar. Tapi kalo nggak ngeliat suaminya masih tidur di sofa, terus sarapan sendirian kan aneh,” ujar Althaf yang, seperti biasa, tiba-tiba muncul, membuatku kaget setengah mati. “Ish..., kukira kamu setan,” umpatku, “jujur aku emang lupa, dan nggak ingat,” lanjutku. Aku tak punya waktu untuk mendebat. “Tu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD