Hangat mentari mulai menyapa kulit tubuh wanita cantik yang masih setia dengan mimpi nya,, hingga enggan untuk membuka mata nya,
namun tidak pria yang sudah rapi duduk di sofa sambil menatap datar wanita yang sedang tidur itu, entah apa yang ada dalam fikiran nya..
lima menit kemudian bulu mata lentik itu pun mulai mengerjap menyesuaikan cahaya yang ada dalam ruangan itu sambil mengumpulkan memory semalam yang telah ia lewati.. tanpa sengaja mata nya bersitatap dengan pemilik mata coklat yang masih menatap nya entah dengan ekspresi apa,
Dea pun terkejut melihat pria itu menatap nya tanpa berkedip.. perlahan ia menurunkan pandangan nya.. mata nya langsungnya membulat sempurna setelah ia menyadari bahwa ia tidak memakai sehelai pakaian pun..
"Aaaaaaaa" teriak Dea terkejut
"berisik, tutup mulut mu itu" bentak Rian
"kenapa kau ada disini" teriak Dea lagi
"apa kau melupakan permainan panas kita semalam" jawab Rian sambil tersenyum sini
Dea pun ingat semua yang telah ia lakukan pada malam itu.. tanpa bisa dicegah nya iar mata itu jatuh melewati pipinya yang mulus..dea pun menangis terisak mengingat kejadian bahwa pria didepan nya sudah mengambil mahkota yang telah ia jaga selama ini..
tapi beda dengan Rian yang merasa dengan Dea,,bahkan di pergaulan bebas zaman sekarang Dea masih bisa menjaga mahkota nya yang sudah ia ambil dengan paksa.. namun rasa sesal muali menyelimuti hati nya..
maka dari itu ia menunggu Dea sampai bangun, dia ingin bertanggung jawab terhadap wanita yang bahkan ia tak tahu asal usul nya..
yah meskipun Rian b***t tapi ia adalah pria yang bertanggung jawab. .
"apa yang kau mau untuk menebus kesalahan ku pada mu" tanya Rian pada Dea yang masih nangis sesenggukan..
Dea pun mengangkat wajahnya kembali menatap pria yang ada dihadapan nya..
'apa yang ada dalam fikiran nya itu.. dia sudah dengan brengseknya mengambil mahkota ku, dan sekarang, dia menanyakan tentang tanggungjawab,, cih' batin Dea
"aku mau kau nikahi aku" ucap Dea dengan lantang
seketika Rian pun terkejut mendengar nya..
'apa dia sedang bercanda??
apa aku tidak salah dengar??
akh sialll' batin Rian
tapi apa boleh buat mau menyesal pun, nasi sudah menjadi bubur
" baiklah jika itu yang kau mau" Rian mengatakan nya dengan lugas..
'tidak ada slah nya bukan menikahi nya,, lagi pula jika dilihat lihat dia cantik juga, apalagi mahkota nya juga yang mengambil aku jadi aku yakin kalau pilihan ku tidak terlalu buruk.. dan yah, kehadiran nya juga bisa membantu ku melupakan ku dengan angel.. ' batin Rian lagi
Dea pun ternganga dibuat jawaban Rian tadi, ia tidak percaya kalau dengan mudah nya Rian setuju untuk menikahi nya..
'apa yang harus ku lakukan,, apa ini keputusan yang tepat,, akhh kenapa jadi aku yang pusing sendiri, tapi tak apalah, yang penting dia mau bertanggung jawab, 'ucap Dea meyakinkan dirinya sendiri
" baiklah"
"ini nomor telepon ku, kau bisa menghubungi ku kapan kau ingin aku membawamu ke KUA "
"aku masih banyak pekerjaan jadi aku tinggal dulu,, jika kau perlu sesuatu kau bisa katakan padaku" ucap Rian dengan melangkahkan kaki nya untuk pergi dari ruangan itu,,
tapi sebelum ia benar" pergi, Rian membalikkan badan lagi
"siapa nama mu" tanya Rian
Dea yang ditanya pun menoleh kearah Rian,
"Dea " jawab nya singkat
Rian menganggukkan kepala lalu berbalik dan melangkah pergi..
Dea masih menatap Rian hingga punggung pria itu hilang dibalik pintu
"huuuuuh" Dea menghela nafas panjang..
ia tidak mengira bahwa takdir mempermainkan nya dengn sedemikian rupa..
Dea turun dari tempat tidur dan mulai memungut pakaian nya yang berceceran. lalu memakai nya supaya ia bisa lekas pergi dari tempat itu..
*******
di kantor Rian
Angel mendatangi Rian di kantor nya setelah ia datang ke apartemen tapi tidak menemukan jawaban disana..
"selamat pagi bu angel ada yang bisa saya bantu" tanya sekertaris Rian dengan ramah pada angel, karna ia mengenal ang sebagai kekasih bos nya..
" apa Rian ada diruangan nya" tanya angel
"ada buk silahkan masuk saja" jawab sekertaris itu pun dengan senyum ramah nya
"baiklah, terima kasih"
"sama sama buk"
tok tok tok
"masuk" jawab Rian yang mengira bahwa itu adalah sekertaris nya
"Rian " sapa angel
"mau apa kau datang kesini, berani sekali kau menampakkan lagi wajah mu di depan ku" bentak Rian terkejut melihat kalau yang masuk bukan sekertaris nya melainkan kekasih nya, ralat mantan kekasih nya yang sudah selingkuh dengan sahabat nya itu..
"Rian aku bisa jelasin semuanya nya pada mu, beri aku kesempatan untuk menjelaskan nya, semua itu tidak seperti yang kau lihat" ucap angel mulai membela diri
" heh, lalu apa maksudnya hah,, apalagi yang akan kau jelaskan pada ku, semua itu sudah jelas kalau kau selingkuh pada lelaki b******k itu" bentak Rian dengan marah
"yang aku fikirkan tidak mungkin salah, apa lagi yang akan orang fikirkan jika melihat kekasih nya b**********ng bulat berdiri dihadapan pria, bahkan orang akan mengira kalau kau itu adalah seorang pe****r" sekak Rian
angel sudah mulai menitikkan air mata nya,, merasakan sesak di d**a nya mendengar ucapan kekasih yang mengatakan bahwa ia p*****r
dengan menahan sakit di dhati nya pun angel melangkah kan kaki nya keluar dari ruangan itu.. ia tak sanggup bila disamakan d ngan p*****r.
memang tidak dipungkiri nya kalau ia sudah melakukan kesalahan yang amat fatal, tapi ia tetap tak bisa menerima jika ia disamakan dengan p*****r, hati nya sangat sakit sekali..
apakah seperti ini rasa sakit yang dirasakan oleh Rian ketika melihat ku selingkuh dengan sahabat nya.. fikir angel
***
di kantor Rian
Rian masih mencoba mengatur emosi nya..
"sialann" Rian berteriak sambil menepis barang apa saja yang ada di meja dihadapan nya itu.. sehingga ruangan yang bersih dan rapi itu pun berubah jadi sangat berantakan..
kepala nya bahkan beerdenyut sangat sakit saat bayangan kekasih nya itu lewat di fikiran nya..
Rian pun memijit pangkal hidung nya..
dia butuh seseorang yang bisa menenangkan kan nya sekarang, ia pun mulai melangkah kan kaki nya pergi dari kantor itu..
" pak anda mau kemana" tanya sekertaris nya
mendengar sekertaris nya memanggilnya, ia langsung menghentikan langkah nya..
"atur kembali jadwalku, tiba tiba badan ku terasa tidak sehat,, aku ingin istirahat" perintah rian
"dan satu lagi, mulai sekarang jangan izinkan angel masuk keruangan ku, bahkan kalau bisa jangan dia dikasi masuk kedalam kantor ini" ucap Rian lagi
" baik Pak" jawab sekertaris itupun dengan mengangguk
tanpa bicara lagi Rian pun mulai melangkahkan kaki nya pergi untuk mencari seseorang yang bisa menenangkan hati dan pikiran nya itu..
siapa lagi kalau bukan Dea
entah sejak kapan ia mulai merasa nyaman bila ada didekat wanita itu..
"ah kenapa aku tidak langsung meminta nomor nya saja tadi, bahkan dia tidak ada menghubungi ku sama sekali" gumam Rian dengan kesal
Rian pun mulai menyetir mobil nya sendiri ketempat club malam itu lagi untuk menemui Dea,
" semoga saja dia masih ada disana" gumam rian lagi
setelah hampir setengah jam ia berkendara di jalanan yang padat itu pun akhirnya sampai juga di club malam itu lagi..